Emerald Eyes

By syrenaa21

551K 18K 122

Agnia Gayatri Purwoko, dokter yang membuat para kaum adam rela berpura-pura sakit, hanya untuk disentuh olehn... More

Prolog
1 - Rooftop
2 - New Beginning
3 - Rizelle Group
4 - Kekasih?
5 - Lost Control
6 - Kehilangan Queen
7 - Penculikan?
8 - Jalang
CAST
9 - Pesta
10 - Berubah Drastis
11 - Pulanglah
12 - I Love you Grizelle
13 - Berlian Runtuh
14 - Berteman
15 - Club
16 - Menghindar
17 - Tatto
18 - Paris
19 - Dan terjadi lagi
20 - Aku lebih dulu menyentuhnya
21 - Ancaman
23 - Bertunangan
24 - Bersandiwara lagi
25 - Memberikan Ciuman?
26 - Tamu Agnia
27 - Yacht
28 - client penting!
29 - Drama
30 - Terungkap
31 - Alaska
32 - My Lady
33 - Perjodohan
34 - Rencana Leo
35 - Minta Restu
36 - Jour De Mariage
37 - Memaafkan diri sendiri
38 - Lift
39 - Dewi Rusia
40 - The Gift
41 - Pria Normal
42 - Australia
43 - Tidur denganku
44 - Istriku
45 - Rencana
46 - fight !
47 - Geheim
48 - Remember
49 - Jealous
50 - Menginap?
51 - Ex boyfriend
52 - Arschloch
53 - Lets Play!
54 - Blood
Part Ending
Extra Part
Extra Part II

22 - Minta Sesuatu

6.8K 229 1
By syrenaa21

Cih dalam satu hari dua pria mengajakku bertunangan, dunia ini sudah gila!

"Kau bisa mencari jalang untuk menggantikanku."

"Inikah Queen yang sebenarnya? Ah aku semakin menyukaimu, kau menggemaskan Baby."

"Cukup basa basimu."

"Berapa uang yang kau butuhkan?"

Peter tertawa menggelegar, "Kau merendahkanku Baby, Uangmu tidak lebih banyak dari uangku. Jangan sombong."

"Kau tidak tau siapa Aku brengsek! Jangan membuang waktuku."

"Aku tau, makanya aku tertarik, kau bukan wanita biasa dan aku harus mendapatkanmu bagaimanapun caranya. Pergilah jika kau tidak ingin bertunangan denganku, kau tidak akan bertemu Leo."

Agnia geram, mengambil pistol di saku jaketnya mengarahkan pada Peter tapi bodohnya pria itu hanya terkekeh, "jika kau membunuhku, kau juga akan menemukan mayat Asistenmu."

"Tidak akan."

Peter langsung menepis tangan Agnia dan jatuhlah pistol Agnia, dan menodongkan pistol padanya,

"Kalau kau mati apakah Bangsawan mu itu akan menangisimu? Ah tidak lebih baik bertunangan deganmu itu lebih menyakitkannya."

"Jadi kau lakukan ini hanya karena membalas dendam pada Ares? Ck memalukan!"

"Kenapa? Tidak suka?"

"Memalukan kau pria pengecut dan murahan!"

"Jangan membuatku marah Queen !!"

"Aku jijik mendengar kau memanggil namaku."

"Aku lebih baik menbungkam bibir manismu itu."

Agnia tersenyum miring.

"Coba saja kalau bisa."

Peter mendekat hendak menyentuh Agnia namun belum sampai menyentuh pipinya Peter tersengat listrik dan terpental beberapa meter.

"Arrghh Apa yang terjadi barusan?" Peter menggerang, tangannya nyeri dan seperti ada luka bakar.

"Sudah ku katakan kau belum tau siapa aku! Cepat serahkan Leo atau nyawamu saja yang ku ambil."

Peter berdecik, "Aku tidak akan menyerah Queen."

Peter mengarahkan pistolnya pada Queen dan menarik pelatuknya, bersamaan dengan itu suara Pria memanggil namanya.

Dor !

"Agnia, Awass !!!" Seketika Agnia menjadi jejavu pada kejadian di bandara New york.

Ting ting ting
Suara peluru mertabrakan dengan marmer.

Agnia tersenyum angkuh menatap Peter tajam. "Harus ku katakan berapa kali kau belum tau siapa aku."

Ares memeluk Agnia. "Sayang kau tidak terluka kan?"

Agnia menggeleng lalu
Dor !

Dor !

Punggung Ares tertembak oleh Peter dan Ares tersungkur tidak sadarkan diri.

"Arees!!!"

"Kau mati saja keparat !" Baru saja Agnia ingin menembak Peter.

"Jangan Queen," Leo datang mencegah.

"Biar aku mengurusnya, kau selamatkan Ares secepatnya."

Agnia mengangguk, puluhan pengawal Agnia dan Ares berada di mansion Peter. Entah apa yang akan dilakukan Leo pada Peter, Agnia tak peduli.

dengan bantuan pengawalnya Agnia membawa Ares ke luar mansion masuk dalam mobil Ares.

"Kalian tunggu di luar, jaga kelilingi mobil ini." perintah Agnia.
Lalu Agnia membuka kemeja Ares, menyentuh green eyes mengambil kotak berisi little miracle, Mengarahkannya pada luka tembakan.

"Cepatlah selamatkan kekasihku."

Dalam waktu lima belas menit luka itu tertutup sempurna. Agnia membalik tubuh Ares, meletakkan kepalanya di pangkuan Agnia.

Perlahan Ares membuka matanya,
"Ares? Kau sudah sadar?"

"Aku? Aku kenapa Agnia?"

"Hanya luka kecil tadi sudah tak masalah."

"Luka kecil apa yang membuat matamu sembab sayang?"

Ares membelai wajah Agnia dan mengelap air matanya.  "Aku takut kehilanganmu Res." Agnia terisak."

Ares mencium bibir Agnia lembut dan Agnia membalasnya.

Agnia menghentikan ciuman mereka. "Kita masih di mansion Peter."

Ares tersenyum, mengambil kemeja putihnya yang berlumuran darah, mengerutkan dahinya.

"Luka tembak? Dua luka tembak? Tapi aku tidak merasakan luka apapun."

"Yang lebih penting kau tidak jadi mati, kalau kau mati aku yang dibunuh Daddy." Agnia terkekeh kemudian membuka pintu, Leo menunggu di depan mobil nya. Melihat Ares yang keluar dengan shirtless dan tidak terdapat bekas luka sedikitpun membuatnya bingung.

"Lord? Kau terlihat sehat?" Leo menaikkan sebelah alisnya menatap Agnia.

"Nanti aku jelaskan, masih ada satu urusan lagi yang harus ku selesaikan."

______________________

Mereka tengah menyantap makanan di meja makan panthouse Ares.

"Jelaskan padaku kenapa kau ada disini Res."

"Aku-aku mengikutimu. Kau pergi di malam hari seperti kabur dari rumah, kalau Dad kehilanganmu aku yang mati dibunuhnya."

"Benarkah? Tapi aku tidak percaya."

"Itu yang sebenarnya."

"Bukannya kau yang takut kehilanganku." Goda Agnia.

"Ehmm ada aku disini kalau kalian lupa." Leo menatap keduanya.

"Eh ya Leo, aku harus pulang ke jakarta secepatnya."

"Ada apa? Kenapa mendadak?"

Agnia menimbang apakah harus jujur pada Leo tapi ada Ares tidak mungkin Ares mengizinkan.

"Aku hanya rindu Ayah dan Cia."

"Aku akan menemanimu ke Jakarta sayang."

"Tidak perlu Res, kau sudah banyak ku repotkan. Biar aku pergi sendiri."

"My Queen? Kau ada masalah?" Leo menatap Agnia curiga.

"Tidak Ada, Aku hanya lelah."

"Berapa hari kau di Jakarta?"

"Entahlah aku belum bisa memastikan."

"Jangan lupa kabari aku sayang, kalau tidak aku akan datang langsung ke sana melamarmu."

Agnia terbelalak, Leo hanya tertawa. "Gila, kau lupa pertunanganmu dengan Stevy sebentar lagi."

"Uhuk uhuk uhuk"

"Leo kau kenapa?"

"Tidak apa aku hanya tersedak minumanku, kalian lanjutkalan bertengkar. Aku ingin membereskan kekacauan yang ditimbulkan keparat Peter. Hati-hati My Queen, hubungi aku jika terjadi sesuatu."  Leo memeluk Agnia lalu pergi meninggalkan keduanya.

Ares menatap Agnia seolah melihat kejanggalan pada Agnia.

"Res, boleh minta sesuatu?" Agnia duduk dipangkuan Ares. Membelai dada bidangnya yang terbungkus baju kaos hitam.

"Apapun kulakukan untukmu sayang."

Agnia berbisik, "Aku ingin bercinta."

Mata Ares membulat mendengar permintaan Agnia. "Siapa yang mengajarimu menjadi gadis nakal hm?"

"Kau, siapalagi? Mau tidak? Kalau tidak aku mau ke bandara sekarang." Agnia bangkit dengan wajah cemberut.

"Kau minta bercinta seperti minta ice cream saja."

"Ya sudah aku pergi." Ares menarik tangan Agnia memeluknya dari belakang.

"Tapi aku tidak cukup satu ronde sayang."bisik Ares dengan berat yang terdengar seksi, membuat tubuh Agnia menegang.

Agnia berbalik menarik tengkuk Ares, dengan jarak bibir satu senti "Lakukanlah sampai kau puas sayang."

Tak tunggu lama, Ares langsung melahap bibir rasa chery kesukaannya.

______________________

Langit gelap membentang di Italy, Agnia memutuskan pulang ke Indonesia malam hari. Ares mengantar kekasihnya hingga ke dalam pesawat, merebahkannya di ranjang menyelimuti tubuh gadisnya tidak lupa mencium kening gadisnya sedikit lama dari biasanya.

Entahlah perasaan Ares begitu berat membiarkan Agnia pergi hari ini. Padahal hanya beberapa hari saja nanti mereka bertemu kembali. Ares membelai wajah gadisnya dengan lembut.

"Sayang jaga diri ya, jangan telat makan dan jaga kesehatan. Kalau rindu aku lihat di layar besarmu seperti kemarin." Ares mengedipkan sebelah matanya.

"Iya Pria bangsawan pemaksa yang mesum."

"Mau ku berikan hukuman hm?"

"Tidak, sudah cukup sayang." Agnia tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi nya yang tersusun rapi.

"Aku pasti akan merindukanmu sayang." Ares mencium bibir Agnia.

"Tidurlah, perjalanan jauh menuju rumahmu sayang. Good Night My Agnia."

"Good Night too My Lord."

Privat Jet mendarat tepat di Bandara Jakarta, Indonesia. Agnia menarik nafasnya kasar, membenarkan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Menuruni anak tangga pesawat perlahan.

Sesuai dugaannya, seorang pria memakai baju batik berdiri dengan memegang bucket bunga di depan mobil sportnya.

"Welcome Home sayang." Ada rasa tidak rela saat mendengar kata sayang itu dari mulut pria selain Ares. Pria itu mencium dahi Agnia sekilas.

Agnia hanya berusaha tersenyum, dengan langkah canggungnya dibalik high heels warna navy nya yang baru dibelikan Ares.

Ah ya pria bangsawan itu menguasai seluruh pikiran Agnia.

Gaun dibawah lututnya melambai lambai tertiup angin. Agnia sengaja memakai gaun lengan panjang dengan kerah yang tinggi, agar ya tau sendiri Ares meninggalkan banyak jejak di leher dan dadanya.

"Cantik, kamu selalu jadi gadis tercantik di dunia." Ken memberikan bucket bunga mawar merah nya pada Agnia. Pria itu memang selalu romantis, sejak awal mereka bertemu. Dulu Agnia sangat senang diperlakukan manis oleh Ken, tapi sekarang dia malah merasa jijik bahkan mau muntah.

Agnia masuk kedalam mobil di kursi penumpang, Ken duduk dibalik kemudi dengan wajah sumringah.

Pengawal Agnia yang ditugaskan Leo dan tanpa sepengetahuan Agnia pengawal Ares juga ikut ke jakarta, dengan jumlah sekitar sepuluh orang dibagi dalam dua mobil mengikuti mobil Agnia dan Ken. Pria itu terlihat tidak protes karena tau gadisnya kini berbeda, memang membutuhkan ekstra pengawal agar tetap aman.

"Sayang kenapa diam saja? Aku ada salah?"

Agnia menggeleng tanda biasa saja. Huh pria ini jelas bersalah, memaksa Agnia untuk seperti dulu lagi, tak semudah itu.

"Ada yang ingin kamu beli sebelum pulang sayang?"

"Tidak."

"Aku tidak sabar mereka sudah menunggu kita dirumah."

Mereka? Siapa? Tapi Agnia enggan bertanya, lebih tepatnya malas berbicara dengan pria tidak tahu malu disebelahnya.

Tbc,,

-Queen Agnie Grizelle-



-Hansfrido Dalares Evgene-

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 12.6K 26
Menceritakan kehidupan seorang lelaki yg bernama Nathan. dia dikenal sebagai anak baik yg tidak pernah neko neko dan sangat sayang pada keluarganya...
626K 7.6K 13
Warning 18+ Bekerja sebagai sekretaris selama 4 tahun membuat Clarissa menjadi salah satu orang yang paling mengerti karakter Oliver, si pria dingin...
1.3M 70K 27
Alasan Riana berlibur di bali adalah untuk menghabiskan waktu liburannya bersama putri semata wayangnya, tapi siapa sangka jika keputusan Riana untuk...
426K 19.1K 24
Disebuah panti asuhan hidup seorang gadis cantik dan sederhana bernama Pricell Davoila. Hidupnya yang semula biasa saja langsung berubah total semenj...