RAKA - The Ruler Of Ramos βœ“

By sheylawrites

82.6K 7.5K 1.3K

[TeenFiction - Romance - Comedy - Badboy] [DILARANG KERAS MENIRU ADEGAN APAPUN YANG TERDAPAT PADA CERITA INI]... More

RAMOS
1. Raka Sayudha
2. Shiren Aysila
3. Raneea Starla
4. Boleh Baper Gak?
5. Perlu Bantuan?
6. Ribut
7. Sisi Lain
8. Want to join with us?
9. Balas Dendam
10. Berjuang atau Terbuang
11. Yang Kalah Harus Cium Yang Menang
12. Crazy BadBoy!
13. Family
14. Menguak fakta
15. Toilet Cewek
16. Mencari Bukti
17. Misi Pertama
18. Baikan Bukan Balikan
19. Miliki atau Biarkan Pergi
20. You'll Die!
21. Meet The Fugitive
22. Fight!
23. Misi Kedua
24. Boy's Area
25. The Real War
26. The Real War 2
27. Viral
28. Dissapointed
29. Malaikat Tanpa Sayap
30. Dangerous Boy
31. Pernyataan Tidak Membutuhkan Jawaban
32. Rencana Party Ramos
34. Party Ramos
35. Sayudha's Mine
36. Revenge
37. Happy Birthday, Raka!
38. Antara Raka dan Bara
39. Panggung Sandiwara
40. Cerita Starla
41. Clue Dari Starla
42. Mayat Siapa Ini
43. Hancur
44. Ujian 18+
45. Ketahuan?
46. I Miss You
47. Menyesal
48. Sudah Terlambat
49. Just Say, Yes!
50. Just Say, Yes! (2)
51. One Step Closer
52. The End (Selesai)
Sekilas Info!

33. Gaun Pesta

1K 104 5
By sheylawrites

Happy☠Reading




Langit mulai mengundang senja untuk tiba. Perlahan mengusir biru lantas terganti jingga. Membawa kabar bahagia bagi mereka yang telah lelah bekerja, juga mengepakkan sayap burung yang telah rindu kelaurga.

Shiren duduk di ruang tengah bersama sang Mama. Gadis itu sedang asik menonton serial drama korea ditemani setoples biskuit dan dua gelas coklat panas.

"Gimana kerjaan mama di perusahaan? Aman?" tanya Shiren di sela aktivitas menontonnya. Terhitung sudah seminggu mamanya kembali mengambil alih perusahaan yang memang miliknya.

"selama ditinggal mama, ada bawahan mama yang ngendalikan semuanya. Jadi sejauh ini aman, cuma banyak yang perlu diperbaiki. Laporan keuangan gak jelas, mungkin karena ada campur tangan papa kamu waktu dia belum ketangkap," jelas Melyssa.

"Handaru Corp itu perusahaan mama kan?" tanya Shiren di angguki Melyssa, "terus apa hubungannya sama papa? Seharusnya kan papa ga bisa ambil uang perusahaan."

"Sejak menikah, perusahaan mama sama papa di merger. Tapi masih atas nama perusahaan mama," ujar Melyssa sembari menatap manik putrinya.

Shiren mengulum bibir berusaha paham walaupun sebenarnya masih ada beberapa pertanyaan di otaknya. Namun Shiren rasa ini bukan wilayahnya untuk ikut campur urusan perusahaan ibunya.

"Mama sama Papa kok bisa nikah?" tanya Shiren lagi. Pembahasan mereka kali ini lebih menarik daripada serial drama yang mereka tonton.

Mata Melyssa menerawang, mengingat betapa indah kisah cinta saat remajanya dengan Aarav dulu, "sebelum nikah kita sempat pacaran. Lima taun."

Shiren tersentak, "lima taun?"

Melyssa tersenyum getir, "iya. Selama pacaran kita baik-baik aja. Dia juga anak pengusaha sama kayak mama. Tapi setelah menikah, baru mama tau seperti apa sifat aslinya."

Shiren meringis, sepandai itukah seseorang menutupi watak yang ada dalam dirinya?

"waktu papa sama mama lagi ngerayain wisuda lulus SMA, tiba-tiba kita dapat kabar kalau orang tua papa kamu terbunuh. Mama yakin, sifat papa kamu berubah karena itu," ada jeda sebelum Melyssa melanjutkan ucapannya, "papa kamu cukup terpukul karena ditinggal dua orang tuanya sekaligus. Mama nggak ngeliat perubahan yang signifikan waktu itu. Cuma mama sadar kalau papa kamu menjadi sedikit pendendam. Awalnya mama kira semua akan baik-baik saja. Ternyata tidak setelah kita menikah."

"Papa kamu membunuh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya. Dari situ papa kamu merasa bersalah karena telah menghilangkan nyawa seseorang. Sejak saat itu papa kamu berubah drastis. Bermain saham perusahaan besar, membuang-buang uang, judi, dan masih banyak lagi."

"seseorang yang sudah melakukan satu kali kejahatan di dalam hidupnya, maka Ia akan melakukan kejahatan itu terus menerus. Karena ia rasa dirinya sudah cukup kotor untuk menjadi bersih kembali. Padahal kita sebagai keluarga akan menerima dengan baik jika seseorang itu mau berubah," Melyssa tersenyum, "sebelum tanah mengubur jasad, tidak ada kata terlambat."

Shiren tertegun, tiba-tiba ia ingat ucapan Raka pada dirinya; terkadang seseorang berbuat jahat karena berada di kondisi yang tidak tepat.

Shiren yakin, ayahnya pasti sangat terpukul mendengar kabar meninggalnya kedua orang tuanya. Tapi cara yang Ia ambil untuk melampiaskan amarah itu salah.

Tangan Melyssa yang terulur menyentuh pundak Shiren menbuyarkan gadis itu dari lamunannya, "mama harap kamu bisa belajar dari masa lalu mama," ujar Melyssa.

"saat pacaran, seseorang pasti menunjukkan sisi terbaik dalam dirinya. Tapi saat menikah, orang tersebut akan menunjukkan sisi nyata dari dirinya. Jangan terbuai ucapan pria, karena seorang lelaki di ukur dari tindakan, bukan ucapan." ujar Melyssa yang kontan membuat Shiren memeluknya dari samping.

Ternyata senyaman ini memiliki ibu, segala nasehatnya adalah sebuah kesalahan yang Ia lakukan di masa lalu. Ini bukan perihal 'ibu yang benar selalu' , namun karena kesalahan yang Ia perbuat dulu, Ia tidak ingin anaknya mengalami kesalahan yang sama dengannya walaupun hanya satu.

Bel berdenting, dekapan merekapun terurai. Shiren bangkit dari kursi sembari menatap Bi Uni pembantu barunya yang hendak membukakan pintu, "biar Shiren aja bi." ujar gadis itu lantas kembali melangkah.

Saat membuka pintu Shiren menemukan kurir disana, "iya pak?"

"paket atas nama nona Shiren Aysila," ucap kurir itu sembari menyodorkan kotak hitam besar yang sangat elegan dengan pita Silver di atasnya.

Shiren menatap kotak hitam dan kurir itu bergantian, "dari siapa ya, pak?"

Kurir itu mengeluarkan ponsel mengecek nama sang pengirim, "Raka Sayudha."

Alis Shiren terangkat, "oh, makasih ya, Pak."

Kurir itu mengangguk lalu pamit pergi.

Shiren menatap bingung kotak besar itu. Raka tidak mengatakan akan mengiriminya sesuatu, lelaki itu juga tidak mengirim pesan apapun pada Shiren hari ini.

Gadis itu duduk kembali di sofa tepat di samping sang Mama, "dari siapa, Ren?" tanya Melyssa.

"Katanya dari Raka."

"Yaudah buka aja." saran Melyssa.

Shiren mengurai pita Silver itu kemudian membuka kotak hitam tersebut. Matanya membulat saat menemukan sebuah gaun bewarna hitam, sepasang heels penuh swaroski, tas kecil bewarna hitam yang sangat mewah serta satu tangkai bunga mawar bewarna merah gelap.

Ada secarik kertas di dalamnya.

"Will you dance with me tonight? "

[Maukah kau berdansa denganku malam ini?]


Di saat yang sama ponsel Shiren bergetar menampilkan notifikasi dari sang pengirim gaun indah ini. Segera Shiren membuka pesan itu.

Raka
Jam 8 gue jemput.

Gadis itu menatap ibunya meminta persetujuan, "boleh, Ma?"

"boleh sayang," ujar Melyssa yang ikut tertular senyum lebar Shiren, "buruan siap-siap. Waktunya tinggal dua jam."

Shiren menatap jam di dinding lantas mengangguk mantap. Dibawanya box hitam itu ke lantai atas menuju kamarnya sembari senyum yang masih belum pudar.

* * *

Roda mobil masserati hitam milik Raka terhenti tepat di depan rumah Shiren. Lelaki itu mengecek arlojinya yang sudah menujukkan pukul delapan tepat.

Dengan kemeja abu-abu gelap yang dibalut tuxedo hitam lelaki dengan paras tampan ini masuk kedalam rumah Shiren setelah satpam membukakan gerbang untuknya.

Rasa gusar mampir di hatinya. Bisa dibilang ini sedikit memaksa, mengajak Shiren tanpa meminta persetujuan gadis itu lebih dulu. Takut jika Shiren menolak ajakannya, namun lelaki ini masih pada prinsipnya, Ia akan tetap berjuang apapun hasilnya.

Setelah menekan bel dua kali, barulah pintu rumah itu terbuka menghadirkan Melyssa dengan keadaan yang lebih baik dari terakhir kali mereka bertemu.

"Malam tante," Ujar Raka.

Melyssa sudah menduga kedatangan lelaki ini untuk menjemput putrinya. Wanita itu tersenyum penuh arti, "oh Raka, Mari masuk."

Raka melangkah lantas mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Melyssa pun ikut duduk tepat di depan Raka, "apa kabar?" Tanya Melyssa.

"Baik tante," Jawab lelaki itu sopan, "tante sehat, kan?"

Melyssa mengangguk, "sehat. Nyari Shiren ya?"

"Iya. Sekalian mau minta izin ngajak Shiren ke party ramos. Boleh kan tante?" Sebelum mengambil putrinya, selayaknya izin dulu pada ratunya.

"Boleh. Tapi pulangnya jangan malem-malem ya." Tutur Melyssa.

Raka mengangguk sekilas, "iya."

Bersamaan dengan itu, Shiren turun dari tangga mengenakan dress, heels serta tas kecil yang Raka berikan.

Dress hitam yang terbalut indah di tubuh Shiren, serta tatanan rambut yang simple namun elegant, dan make-up tipis kian mempercantik wajahnya yang memang cantik.

Raka tidak bisa berbohong untuk tidak terpukau, namun lelaki ini benar-benar pandai menyembunyikan ekpresinya. Lihatlah kali ini wajah Raka yang masih datar, hanya senyum tipis yang terpatri di bibir indah lelaki itu.

Shiren menyalami tangan melyssa kemudian mencium kening wanita itu, "Shiren pergi dulu ya, Ma."

"Hati-hati ya, sayang." Ucap Melyssa sembari menatap Raka dan Shiren bergantian mengijinkan mereka untuk pergi bersama.

Raka berdiri, "Raka pamit tante," Lelaki itu pergi setelah mendapat anggukan dari Melyssa.

Raka membukakan pintu mobil untuk Shiren, mempersilahkan gadis itu masuk lantas Ia berputar masuk ke kursi kemudi.

Lelaki itu menyalakan lampu mobil untuk mencari sesuatu, "buat lo." Raka menyodorkan kotak bludru kecil bewarna merah pada Shiren.

Dengan ragu Shiren menerima kotak itu, "apa ini?"Tanya gadis itu hati-hati.

"Tanda terimakasih karena lo udah mau nemenin gue ke party Ramos," Manik mereka saling beradu, Raka tersenyum hangat, "lo cantik malem ini."

Blush

Melihat Shiren yang hanya mematung, Raka membuka kotak bludru yang di pegang oleh Shiren.

Kalung perak  berliontin huruf S dengan penuh mata-mata yang sangat mewah. Shiren tak habis pikir, untuk apa lagi Raka memberinya semua ini?

"S," Kata Raka.

"Shiren," Jawab gadis itu menginisialkan hurufnya.

"Bukan," Jawab Raka, "S, Sayudha."

Shiren cengo, Raka sengaja buat gue mimisan ato gimana?

Menatap wajah Shiren membuat Raka tertawa singkat, "iya. S nya itu Shiren," Ujarnya mengalah.

Dengan cepat Shiren mencubit perut Raka pelan membuat lelaki itu meringis.

"Pake dong," Kata Raka.

"Gue bisa pake kalung ini sendiri kok, " Ucap Shiren.

"Emang siapa yang mau make in?" Raka mengangkat sebelah alisnya.

"Lo apaan si nyebelin banget," Shiren menahan untuk tidak melempar heelsnya ke wajah lelaki itu.

Raka mengangkat dagu wajah Shiren yang cemberut, "jangan ngambek," Katanya.

Shiren melirik Raka sekilas, "udah diem! Gue mau pake ini dulu," Katanya sembari mengaitkan pengait kalung.

Mata Raka menemukan gelang nike hitam Shiren yang couple dengan dirinya itu masih terbalut di lengan Shiren, "emang cocok pakai dress sama gelang itu?"

Shiren menatap gelang nike hitam ditangannya, "emang ga pernah gue lepas, tapi sengaja gue biarin, biar samaan, " Shiren memandang tangan Raka yang juga terbalut gelang yang sama dengannya, "itu kenapa masih lo pake? Emang cocok pakai tuxedo tapi gelang nike?" Tanyanya.

"Ga pernah gue lepas juga. sengaja tetep dipake biar samaan," Jawab Raka.

Shiren tersenyum manis sembari menunjukkan gelang di pergelangan tangannya, "Kalau gitu, untuk seterusnya gelang kita samaan."

Hati Raka berdesir hangat, melihat pemberiannya yang memiliki arti tersendiri untuk gadis itu.

"Kalau perasaan kita samaan juga gak?" Ujar Raka tiba-tiba.

* * *

Musik yang mengalun mulai ikut serta memeriahkan pesta bertema garden party. Acara mosty kali ini dirayakan di halaman mansion milik Kevin sendiri.

Tidak tanggung-tanggung, lelaki itu mengubah halaman Mansion nya layaknya pesta mewah para pengusaha. Meja bulat besar yang terbalut kain silver dengan 10 kursi tiap mejanya serta Vas bunga mawar kecil yang berada di tengah meja ikut memberi kesan elegant. Jajaran piring dan sendok yang sudah di tata ala table d'hotel tertata rapi di atas meja dengan napkin yang dilipat ala bunga lily. Hiasan yang bertabur swaroski dan bunga hidup ikut memperindah malam ini, di sebelah kiri ada kolam besar yang sudah dihias indah, serta dance floor yang cukup besar bagi mereka yang ingin berdansa.

Tidak lupa karpet merah yang terbentang dari tempat tamu memberhentikan mobilnya sampai masuk ke arah tempat pesta.

Mewah dan elegant. Dua kata itu cukup mendeskripsikan ke indahan dekorasi pesta malam ini.

Tamu sudah mulai berdatangan, satu sama lain saling bertegur sapa menanyakan kabar mereka yang jarang bertemu.

Inti Ramos duduk di meja dekat dance floor. Sesekali mereka berdiri dari tempatnya untuk menyapa para senior yang sudah jarang ngumpul.

"BANG GAALIIIIHHHHHH," Panggil Dicky pada salah satu senior favoritnya.

Yang dipanggil itu celingak celinguk lalu tersenyum saat netranya mendapatkan para junior Ramos nya.

"Whats'up braderr," Galih menyapa adik tingkatnya itu dengan bertos ala cowok, "makin gede aja kalian," Katanya.

"Ya iyalah bang. Kecil terus gak kawin kawin ntar," Jawab Gerald.

"Oh Galih, oh Ratna, cintamu abadiii, wahai galiiih wahai Ratna—," Dicky bersenandung keras lalu berhenti saat Galih menaboknya.

"Udah putus," Ujarnya ketus.

"Yaelah bang kek anak SD aja lo, pacaran bentaran terus putus," Kata Jovan.

Dicky mengetuk kepala Jovan dengan sendok, "LO SENDIRI GIMANA ANJIR! emosi gue lama-lama."

Jovan menggosok kepalanya kesakitan. Bersamaan dengan itu tiga cewek Ramos datang. Manik Ocha membulat kala menemukan Galih disana. Segera gadis itu berhambur ke pelukan Galih.

"Lo ilang mulu kek pesawat lost contact, " Ucap Ocha dalam dekapan Galih.

Jean dan Kinan memberi senyum singkat pada Galih lalu duduk di kursi tempat inti Ramos. Kinan mengeluarkan ponselnya, dan Jean yang duduk anggun sembari mengamati sekitar, jelas gadis itu membuang muka pada Gerald.

Galih mengendurkan pelukan mereka lalu menatap mata Ocha, "kangen ya?"

"YA IYALAAH!!" kata Ocha tak santai, "gaada lo gaada yang anterin snow cheese cake ke rumah,"

Gadis polos itu membuat Galih terkekeh. Kedekatan mereka di sekolah dulu membuat Ocha dan Galih sudah seperti kakak dan adik. Ocha yang manja, dan Galih yang humble serta dewasa.

"Hilih sok cantik lo," Entah kenapa Dicky geram melihat Ocha yang manja pada Galih.

Bibir Ocha menipis tak t erima, "lo jelek mending diem."

Inti Ramos terkekeh melihat wajah Dicky yang pias, sedetik kemudian lelaki itu menyugar rambutnya ke belakang, "Gapapa jelek yang penting PD ya kaaan," Katanya.

Bagas meraup wajah Dicky yang sok ganteng. Ocha bergegas ke belakang Dicky berusaha mendorong lelaki itu masuk dalam kolam, Gerald turut membantu aksi gila tersebut.

"WOY JANGAN!! PERUT GUE KOSONG GABOLEH BERENANG, NANTI NGAMBANG!! HEH JANGAN GEBLEK, ANJING!!!"Ronta Dicky meminta bantuan.

Sedangkan di meja Tristan asik bercakap dengan Galih, namun Jovan masih menatap langkah Starla yang baru datang itu kian mendekat ke mejanya.

Starla datang dengan Bima —Salah satu anak Ramos yang sekelas dengannya.

Gadis itu mengedarkan pandangan mencari seseorang, "kak Raka mana?"

Sebelah alis Jovan terangkat, "belum dateng. Kenapa?"

Starla membasahi bawah bibirnya. Belum sempat gadis itu menjawab suara Krasak krusuk membuat perhatian seluruh anak Ramos teralih pada dua remaja yang sedang berjalan di karpet merah sembari menautkan tangan.

Aksi Gerald, Ocha dan Bagas pun terhenti, jeritan Dicky yang meronta meminta tolong kontan tercekat. Ke empat mata itu juga menatap dua orang yang menyita perhatian.

Starla mematung, jantungnya seakan mencelos keluar, ada luka yang tak berdarah, tak kasat mata, namun berhasil membuat air tergenang di pelupuk mata milik Starla.

"Jadi ini alasan kak Raka nolak pas gue minta jemput?" Lirih Starla yang dapat di dengar dirinya sendiri.

* * *

Terimakasih sudah membaca💜

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 104K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
13.9K 1.1K 29
billy seorang pemuda yg dingin dan cuek.. putra dari saint suppapong
1.8M 161K 52
[TAMAT] [BELUM SEPENUH NYA DI REVISI DAN MASIH BERANTAKAN] Geferia Kesha Salavoka, gadis cantik berusia 25 tahun yang berhasil meraih kesuksesannya m...
2.3M 125K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...