Ayana โˆš

By queenqurrotaayun

5.8K 409 6

{ End } Baca sampe ending. Jangan di loncat bacanya. Karena yang greget asa di tengah-tengah. Jangan lupa vot... More

Telephone dari seberang Provinsi
Cirebon, Ayana On the Way!
Bertemu
Salah Paham
Penjelasan
Pendekatan
Makam Sunan Gunung Jati
Outbound Siwalk
Wanawisata Ciwaringin
Bukit Gronggong
Calon Menantu
Meneduh
Kost Sementara
Couple Batik
Berkunjung ke Rumah Mama'
Buah Tangan
Kota Santri, Ayana Kembali!
Boy dan Putra
Keputusan
Khitbah
Harun
Wedding Ayana Putra
Ending
Epilog

Keraton Kanoman

82 11 0
By queenqurrotaayun

"Keraton Kanoman merupakan keraton yang didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M. Sedangkan peninggalan-peninggalan bersejarah yang berada di Keraton Kanoman, erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, atau yang bernama asli Syarif Hidayatullah.”

“Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektare ini berlokasi di belakang pasar Kanoman. Wilayah Keraton Kanoman merupakan suatu komplek yang luas, yang terdiri dari bangunan kuno. Terdapat sebuah saung yang bernama bangsal witana, yaitu bangsal yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak bola.” Harun menunjuk ke arah saung tersebut berada.

“Di keraton ini masih terdapat barang barang peninggalan raja-raja terdahulu, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana di depan sana. Kedua kereta tersebut masihlah terawat dengan baik dan tersimpan di museum. Bentuknya seperti burok, atau yang biasa di kenal oleh umat islam sebagai  hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika beliau menjalankan Isra’ Mi’raj menuju langit ke tujuh.”

“Ada juga sebuah bangsal yang bernama bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Keraton juga terdapat kompleks bangunan bangunan bernama Siti Hinggil,” papar Harun pada Ayana. Sedangkan Ayana melihat-lihat segala bentuk-bentuk peninggalan yang ada di sekitarnya.

Sesekali Ayana melihat keseriusan wajah Harun yang sedang menjelaskan kepadanya. “Kok kamu tau?”

“Kemarin search di Google sebelum ajak kamu ke sini.”

“Niat banget Bang, hehehe.”

“Iya dong. Apa sih yang enggak buat eneng?” goda Harun. Sedangkan Ayana sudah tertawa mendengar gombalan receh dari mulut Harun.

“Pinter ya berarti kamu sekarang, hahaha,” ejek Ayana pada Harun.

“Eh, gini-gini aku pinter ya, nilai UN-ku bahasa indonesia waktu MA aja 90,” sombong Harun.

“Tapi matematikanya 20,” cibir Ayana.

“Daripada kamu, lulusan Corona nggak dapet nilai UN. Ck, kasian!” ledek Harun balik sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Yang penting nggak mikir dan kepala puyeng dan bikin bahagia mah aku oke-oke aja, hehehe.”

“Nggak ada UN, tapi ikut tes kedinasan. Ya, K-A-P-O-K! hahaha.”

“Serah deh, serah.”

“Eh iya. Kemarin search banyak nggak?” lanjut Ayana.

“Lumayan sih. Kenapa emang?”

“Masih inget?”

“Nggak terlalu.”

“Dasar buyut!”

“Leh, dasar anak kecil!”

“Tua!”

“Kecil!”

Karepmu wes Kak, aku ora ngurusi!”

“Gitu aja ngambek, dasar anak kecil,” goda Harun sambil terkekeh.

Karena merasa bahwa Ayana sedang merajuk padanya, akhirnya Harun semakin mendekati Ayana.

“Dek,” panggil Harun, sedangkan Ayana mencoba untuk pura-pura merajuk pada Harun.

“Dek,”

“Hmm.”

“Kamu udah tua loh,” goda Harun sembari mengikuti langkah Ayana yang semakin lama semakin dekat. Ayana melirik tajam wajah Harun yang sedang cengengesan.

“Terus?!” ketus Ayana sembari memberhentikan langkahnya.

“Kok masih ngambekan sih?”

“Kakak juga udah tua!”

“Emang.”

“Masih aja jomblo dan suka bikin orang kesel!”

“Ya udah, maaf deh. Jangan ngambek ya.”

“Hmm.”

“Mau ku gendong nih ceritanya biar nggak ngambek lagi,” goda Harun sembari merentangkan kedua tangannya.

“Ih, apaan sih!” jawab Ayana sembari menahan senyumnya yang akan mengembang. Ayana berjalan semakin cepat hingga membuat Harun tersenyum simpul atas kejailannya kepada Ayana.

Mereka berdua kembali berjalan-jalan menyusuri banyaknya peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya. Tak jarang mereka berdua berhenti untuk membaca keterangan yang berada di bawah peninggalan barang berharga tersebut.

Mulai dari piring yang di gunakan oleh para bangsawan, tombak yang di gunakan oleh para pengawal, maupun arca-arca lain yang di gunakan oleh para bangsawan lain yang dulu sempat singgah di sana.

Karena merasa lelah berjalan, akirnya mereka berdua memutuskan untuk keluar dari dalam Keraton. Saat sudah berada di halaman, iris Ayana tak sengaja melihat sebuah patung macan yang di ingatnya sebagai tanda ataupun pengingat tentang Prabu Siliwangi.

“Ke alun-alun depan yuk!” ajak Ayana saat mereka sudah menaiki motor.

“Mau kesana?”

“Iya, mau incip-incip makanannya juga, hehehe.”

“Kamu nggak kenyang apa Dek, dari tadi udah makan dua kali loh. Dan liat, ini baru jam sebelas siang!”

“Nggak papa lah, mumpung aku di sini. Ini pertama kalinya juga kan aku pergi ke Cirebon?” bujuk Ayana.

“Ayo deh. Kita makan dulu ya, habis makan kita istirahat dulu. Duduk di taman kayak anak ABG yang lagi pacaran.”

“Dih, terserah kamu deh.” Harun terkekeh geli melihat Ayana yang sat ini tengah salah tingkah akibat ucapannya.

Hanya butuh waktu beberapa menit untuk Ayana dan Harun sampai di alun-alun depan Keraton. Setelah sampai dan memarkir kendaraan yang mereka naiki, akhirnya mereka memutuskan untuk membeli nasi kesukaan Harun, Nasi Lengko.

Nasi yang bisa di bilang sehat ini, merupakan perpaduan dari tahu,tempe, taoge serta sambal kacang yang di tuang di atas nasi. Di tambah dengan beberapa kerupuk, sudah terasa sangat lengkap dan enak untuk memanjakan lidah.

Terlebih lagi harganya yang sesuai dengan kantong yang tidak terlalu mahal, membuat siapa saja orang mampu membelinya. Baik dari kalangan atas, menengah, maupun dari kalangan bawah sekalipun.Tak sengaja, saat Ayana ingin mengambil minum, iris Ayana melihat seorang anak yang sedang mencari sisa-sia makanan dalam tong sampah.

Sungguh miris, bahkan orang-orang di sekitar anak tersebut tidak ada yang mau menolongnya.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Ayana meninggalkan makanannya dan menghampiri anak kecil berusia sekitar enam tahun tersebut.

Hatinya seperti di iris saat melihat pemandangan yang sangat tidak pantas untuk di lihat ataupun di alami seorang manusia, terlebih lagi anak kecil yang seharusnya mendapatkan gizi sehat yang banyak.

“Adek kenapa makan dari tempat sampah kayak gini?” tanya Ayana prihatin saat melihat anak tersebut akan memakan makanan yang baru saja di ambil dari tong sampah.

“Mau makan Kak, laper,” adu anak tersebut sembari tersenyum kecil.

“Ayo ikut kakak makan,” ajak Ayana.

“Kakak bukan penculik kan?” tanya anak tersebut ragu-ragu.

“InsyaAllah bukan kok, yuk ikut kakak.” Tanpa merasa jijik, Ayana langsung menggandeng tangan anak kecil tersebut dan membawanya ke arah tempat duduk dia dan Harun sebelumnya.

Semua orang memandang anak tersebut jijik. Seolah-olah, anak tersebut adalah sebuah kuman yang harus di basmi. Ada juga beberapa orang yang memandang anak tersebut dengan tatapan yang prihatin.

“Buk, makannya di bungkus satu ya!” pinta Ayana sebelum melanjutkan makannya.

“Nanti kita duduk di salah satu taman ya, kamu makan di sana aja,” lanjut Ayana kepada anak tersebut saat melihat orang yang di dekatnya mulai menjauh dan Ibu penjaga warung juga seakan takut terinfeksi virus kotor dari pakaian yang di kenakan oleh anak tersebut.

Setelah selesai, Harun langsung membayar makanan yang tadi telah di pesannya bersama dengan Ayana. Tak lupa, ia juga membayar nasi bungkus beserta air mineral untuk sang anak anak malang yang tengah berbicara dengan tambatan hatinya.

-----o0o-----

Di sebuah kursi panjang di salah satu bangku taman, terlihat dua orang dewasa serta salah satu anak yang sedang memakan makanannya dengan lahap. Tak ada yang berbicara di sana.

Dua orang dewasa tersebut saling beradu fikiran di benak masing-masing. Sedangkan sang anak memancarkan rasa bahagia seolah mendapatkan harta karun yang sangat melimpah.

Adzan dzuhur mulai terdengar di gendang telinga seluruh umat yang berada di sekitar alun-alun tempat mereka beraada. Setelah menyelesaikan makannya, mereka bertiga segera menuju masjid terdekat untuk menjalankan sholat dzuhur.

Baju sang anak juga sudah berubah menjadi pakaian koko yang layak untuk di buat menghadap dengan sang ilahi. Bermunajat memohon segala ampunan atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan selama ini. Meminta rezeki yang mampu membawa mereka ke jannahNya.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit dari tempat mereka berada sekarang menuju Panti Asuhan Khadijah al Zahro untuk mengantarkan anak kecl tersebut. Nando, itulah nama yang anak malang itu miliki.

Kedua orang tuanya pergi entah kemana meninggalkan dia sendirian di taman tersebut semenjak satu minggu yang lalu. Ada beberapa orang yang mencoba menghubungi nomor ponsel kedua orang tua Nando, namun sayangnya tidak ada sekalipun panggilan yang di jawab.

Nomor mereka tidak ada yang aktif. Tak ada yang berani menolongnya karena mereka semua takut jika Nando mendapati penyakit berbahaya hingga membuat kedua orang tuanya meninggalkannya di taman tersebut.

Namun, masih ada juga beberapa orang yang berbaik hati memberikan dia makanan seperti halnya yang tadi di lakukan oleh Ayana dan juga Harun. Ada pula orang yang memandangnya jijik dan memilih pergi jika berdekatan dengan Nando, seperti yang di makan.

Semua orang memiliki prinsip serta kebaikan hati masing-masing. Tak ada yang kotor dalam diri seseorang hanya karena bentuk tubuh ataupun pakaian yang di gunakan. Semua murni dari kebaikan hati seseorang.

Tak usah bersikap baik jika hanya ingin di pandang baik oleh orang lain. Bersikaplah baik karena memang kamu ingin berbuat baik. Tuhan tidak pernah memandang seseorang dari fisik serta pakaian yang di gunakan oleh hambanya. Namun Tuhan selalu melihat seseorang dari dalam lubuk hatinya.

-----o0o-----

Kita sama-sama pendosa. Kita juga sama-sama makhluk yang suci. Berkacalah sebelum kita memandang rendah suatu kaum ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Karena sesungguhnya kita hanyalah manusia yang sama-sama melakukan dosa. Hanya saja, dosa yang kita lakukan mungkin tidak di lakukan oleh orang lain.

-----o0o-----

Continue Reading

You'll Also Like

775K 93.7K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
823K 62K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
676K 9K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
442K 48.1K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...