Sorry, I Love Your Daddy! (TA...

nikendarcy द्वारा

102K 21.3K 3.3K

VERSI LENGKAPNYA SUDAH BISA DIBACA DI KARYAKARSA dan PLAYSTORE Seumur hidupnya, Adinda Abimanyu selalu menjad... अधिक

1. Sindrom Anak Tengah
2. Pria Bermata Indah
3. Koboi Seksi
4. Sugar Daddy
5. Rayuan Chase
6. Si Seksi Yang Kasar
7. Jesse dan Masa Lalunya
8. Misi Perdamaian Untuk Ayah dan Anak
9. Menjadi Cantik dan Pintar Saja Tidak Cukup
10. Perusak Suasana
11. Demi Chase
12. Berusaha Dalam Diam
13. Malaikat Itu Ada Di Sana
14. Jatuh
15. Magic Hour
16. Aku Ada Di Sini Untukmu
17. Pengakuan
18. Pengganggu
19. Pertengkaran Dengan Clara
21. Sebuah Kesempatan
22. Fokus Pada Sebuah Misi
23. Perubahan Rencana
24. Berkuda Denganmu
25. Getaran Yang Semakin Menguat
27. Terbakar Api
28. Hal Terbaik Yang Bisa Dilakukan
29. Haruskah Kulupakan Begitu Saja?
30. Pembicaraan Dari Hati Ke Hati
31. Hati Yang Bercabang
32. Hubungan Yang Baru
33. Kembalinya Sang Mantan
34. Jalan Yang Berbeda
35. Kesempatan
36. Dia, Sang Mantan Kekasih
37. Semua Sudah Terlambat
38. Hati Yang Kembali Patah
39. Kita Akan Mencari Cara
40. Bagian Dari Keluarga
41. Alasan Untuk Pergi
42. Harga Yang Harus Dibayar
43. Mencoba Melupakan
44. Bicara
45. Mencoba Berdamai
46. Semua Orang Pernah Berbuat Kesalahan
47. Anak Lain Yang Diabaikan
48. Pertemuan Kembali
49. Sesekali Kau Harus Egois
50. Kau Milikku
51. Permintaan
52. Pulang
53. Seperti Yang Selalu Terjadi
54. Aku Akan Selalu Ada Untukmu
55. Tidak Ada Pilihan Lain
56. Bawa Aku Pergi Dari Sini
57. Mengurai Masa Lalu
58. Masa Lalu Yang Disembunyikan
59. Keputusan
60. Pergi
61. Penawaran
62. Perubahan Rencana
63. Keluarga Baru
64. Bagian Dari Orang Menyenangkan
65. Sebuah Janji
66. Bentuk Cinta Seorang Ibu
67. Kau Dicintai
68. Semua Orang Layak Dicintai (An Open Ending)

20. Sudut Pandang Lain

3.1K 631 85
nikendarcy द्वारा

Adinda terus berlari menjauh dari rumah, ke arah yang tidak pernah ia tuju sebelumnya, dan terengah-engah saat akhirnya ia duduk di padang rumput yang sepi. Ada sungai lain di hadapannya, mungkin itu sambungan dari sungai di hutan kecil yang sering ia datangi akhir-akhir ini. Bedanya, tidak ada pepohonan tinggi di sini. Hanya ilalang dan bunga-bunga liar yang ada di sekelilingnya.

Tempat ini cukup jauh dari peternakan maupun rumah utama meskipun ia masih bisa melihat bangunan-bangunan yang tampak kecil itu dari sini.

Ia tidak menangis. Adinda tidak akan membiarkan dirinya sendiri menangis berkali-kali dalam satu hari. Air matanya telah kering. Tidak akan ada lagi yang ia teteskan hari ini. Namun, sialnya, berada sendirian di tempat yang sunyi ini membuat Adinda kembali mengingat keluarganya dan apa yang telah mereka perbuat padanya selama ini.

Sudah sejak lama Adinda belajar bahwa jalan hidupnya memang seperti itu. Bahwa ia akan selalu menjadi sosok yang diabaikan. Namun, kenapa rasanya sulit sekali untuk menerima kenyataan bahwa ia bukanlah anak kesayangan di dalam keluarganya? Semakin hari nyatanya bahkan terasa semakin sulit, walaupun ia sudah tinggal jauh dari rumah.

Apa sebenarnya yang dicarinya di negara ini? Benarkah itu untuk mengejar daftar hidup yang dibuatnya? Hal-hal yang harus ia penuhi sebelum dirinya berumur tiga puluh? Atau itu hanya upaya menyedihkan untuk mencari perhatian dari keluarganya? Berharap bahwa mereka akan kehilangan dan merindukannya saat ia tidak ada bersama mereka?

Adinda mendengkus dengan pemikirinannya. Rindu. Ini semua terasa begitu sia-sia. Seandainya ia pulang nanti di tahun depan, apa keadaan akan jauh lebih baik? Apa mereka akan bahagia dengan kepulangannya? Atau selamanya ia hanya akan selalu menjadi yang terabaikan?

"Kalau kau duduk di sini sampai gelap, akan ada monster penunggu padang rumput yang membawamu pergi diam-diam. Mereka suka sekali menculik gadis cantik."

Orang terakhir yang ingin ditemuinya hari ini adalah Chase. Namun, tampaknya pria itu tidak akan pergi dari sini secepatnya karena Adinda tidak melihat kuda milik pria itu merumput di sekitar sini. Apa Chase juga berjalan kaki kemari?

"Kau tidak mengikutiku kemari kan?"

Chase mendengkus, kemudian duduk di sampingnya. "Jika kau pikir hanya Jesse yang punya tempat persembunyian pribadinya, kau salah. Ini wilayahku, dan kau salah lagi karena sudah memasukinya."

"Kenapa kau membencinya?"

Adinda tahu seharusnya bukan itu yang pertama kali diucapkannya. Namun sekali ini, ia ingin memahami Chase. Ia ingin mendengar dari sisi Chase, dan memahami dari sudut pandang pria itu. Hal-hal apa yang membuatnya tidak bisa menerima ayahnya sendiri, selain jelas bahwa, Jesse tidak membesarkannya dengan semestinya. Pasti ada alasan lain di balik sikap Chase yang seperti ini.

Selama beberapa saat, tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Chase. Adinda sendiri memilih menunggu untuk mendengar apa yang akan Chase katakan padanya. Ia terbiasa menunggu, dan kali inipun ia akan melakukannya dengan sabar.

Pria itu mungkin sedang memikirkan Jesse. Mengingat apa yang dilakukan ayahnya itu semenjak dirinya masih kecil hingga saat ini. Dan itu bagus. Adinda yakin pasti ada hal-hal baik dan menyenangkan yang pernah Jesse lakukan padanya.

Tidak semua hal selalu berjalan buruk kan? Adinda sendiri sering mengingat masa-masa indah dalam hidupnya bersama keluarganya. Ada banyak hal yang masih bisa membuatnya tersenyum walaupun memang itu tidak sebanding dengan air mata yang telah ia keluarkan. Akan tetapi, Mama dan Papa telah menjadi orang tua yang cukup baik baginya.

"Aku tidak membencinya," jawab Chase beberapa saat kemudian. "Aku hanya..." Chase mengangkat bahu. "Aku hanya berharap seandainya ia menjadi pria yang berbeda."

"Yang bisa bicara maksudmu?"

Jadi memang Chase malu karena memiliki ayah yang tidak bisa bicara? Memikirkan itu, kenapa Adinda yang merasa sakit hati?

"Bukan seperti itu." Ia memandang Adinda, dan menyeringai. "Baiklah, jujur aku akui, dulu memang aku malu memiliki ayah yang cacat seperti itu." Chase meringis saat Adinda melotot.

Apapun alasannya, Adinda benar-benar tidak suka saat ada yang menyebut Jesse dengan panggilan cacat. Ia benar-benar membenci kata-kata itu. Jika disebut cacat, semua manusia seharusnya dikatakan demikian karena tidak ada satu manusiapun yang memiliki kesempurnaan dalam hidupnya.

Yang ada hanyalah hidup sempurna seperti yang dimiliki saudaranya. Adinda menggelengkan kepala untuk menghalau pemikiran itu. Sekarang bukan saatnya untuk memikirkan mereka.

"Namun, itu terjadi saat aku masih kecil. Seiring berlalunya waktu, aku menyadari bahwa ayah teman-temanku juga tidak sesempurna itu, meskipun mereka bisa bicara dan memiliki anggota tubuh yang lengkap. Jadi jika kau menuduhku sepicik itu, kau jelas salah tentang aku." Chase masih tersenyum memandangnya.

Senyum itu sama seperti milik Jesse. Memikat dan luar biasa. Kenapa ia tidak bisa jatuh cinta kepada Chase saja? Mungkin segalanya akan lebih mudah jika itu Chase. Clara tidak akan menuduhnya sebagai gadis penggoda. Namun, jelas ia harus menghadapi kemarahan Vic yang mungkin sama buruknya. Temannya itu tampak benar-benar tergila-gila pada Chase.

"Jadi karena apa?"

Lagi-lagi Chase mengangkat bahu. "Banyak hal yang membuatku kecewa padanya, dan tidak bisa aku sebutkan padamu satu persatu."

"Sebutkan satu alasan saja. Alasan yang paling kuat."

"Kenapa kau ingin tahu? Agar kau bisa bersikap sebagai calon ibu tiri yang perhatian?" tanya Chase dengan sinis. "Kenapa dia, Adinda? Kau tahu aku menyukaimu. Jika itu orang lain, mungkin aku masih bisa menerimanya, tetapi kenapa harus dia?"

"Aku yang bertanya padamu lebih dulu," jawab Adinda dengan gugup. "Jangan mengalihkan pembicaraan."

"Jika aku menjawabnya, apa kau juga akan mengatakan alasannya?"

"Tidak ada alasan," ucap Adinda akhirnya. "Kau pikir menyukai seseorang butuh alasan?"

Mereka bertatapan. Mata sebiru lautan yang serupa warna milik Jesse itu menatapnya dengan membara. Ini memang tidak adil untuk Chase, tetapi hidup memang tidak pernah adil kan? Adalah hal yang sangat sering terjadi, ketika kau mencintai seseorang dan orang itu mencintai orang lain.

"Jadi memilih untuk tidak menyukai seseorang pun tidak perlu ada alasannya kan?"

Perkataan itu membuat Adinda cemberut. Kenapa pria ini pintar sekali mengalihkan pembicaraan?

"Kau memang menyebalkan!" Adinda hendak bangkit, tetapi Chase menahan tangannya.

"Tetaplah di sini sebentar lagi," kata Chase pelan.

Adinda menurut, dan tetap diam di samping Chase. Tangan pria itu masih di lengannya.

"Aku ingin kau berdamai dengan Jesse."

"Kenapa?" Chase memandangnya. "Kenapa kau ingin kami berdamai?"

"Karena tidak ada satu anak dan orang tua pun yang boleh saling membenci seperti ini."

Lagi-lagi mereka bertatapan. Adinda melihat mata itu berkecamuk oleh berbagai pertanyaan yang tidak bisa Chase ajukan.

Akan tetapi, selain itu semua, Adinda tahu bahwa sebenarnya Chase memiliki keinginan itu. Keinginan untuk berdamai dengan ayahnya, dan Adinda tahu ia harus menyambar kesempatan ini.

Tangan Adinda bergerak untuk meraih jemari Chase dan menggenggamnya. Chase menunduk menatap tangan mereka yang bertaut, lalu kembali menatap Adinda.

"Apapun yang terjadi, aku akan membuatmu berdamai dengan ayahmu. Dan ini tidak ada hubungannya dengan perasaanku. Aku hanya ingin kalian saling mencintai selayaknya ayah dan anak. Menjadi terabaikan itu tidak menyenangkan, Chase."

"Aku tahu," jawab Chase pelan.

"Jadi kau mau membantuku untuk berdamai dengan ayahmu?"

"Demi dirimu."

Adinda menggeleng. "Jangan demi aku. Lakukan demi dirimu sendiri. Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian."

"Ini sudah yang terbaik selama beberapa tahun. Kami tidak pernah berkelahi lagi."

Perkataan itu membuat Adinda terkesiap. "Kalian pernah berkelahi?"

Chase tersenyum sinis. "Bukan pernah, tetapi sering."

"Jangan lakukan itu lagi! Kau harus berjanji padaku akan bersikap baik mulai hari ini."

Chase cemberut. "Ada syaratnya."

"Apa itu?"

"Maukah kau juga berjanji untuk mengenalku lebih dekat? Setelah itu, kau bisa memutuskan untuk menyukaiku atau dia."

Adinda melepas tangannya, tetapi Chase balas menggenggamnya dengan sangat erat.

"Chase..."

"Selalu ada timbal balik dari apa yang kita lakukan. Apa begini saja kau tidak mau?"

Adinda menoleh dengan gugup ke arah lain, dan saat itu juga ia melihat Jesse menatap mereka dari kejauhan. Bahkan dari jarak sejauh ini, Adinda tahu jika Jesse marah. Sial, masalah lagi!

Stay safe and healthy!

Big hugs and kisses,
🤗🤗😘😘

Mamak Nik

#180521#


पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

1.4M 2.9K 2
(Tersedia di playbook dan Kubaca) Elena harus mengalami kenyataan pahit ketika suami yang sangat ia cintai yaitu Aldric, mengkhianatinya dengan sepup...
44.5K 3.6K 14
di saat pernikahan Melati tinggal 1 hari Melati mengetahui fakta bahwa Adik nya Fanya mengandung dari benih tunangan nya farel. Melati marah, sekalig...
5.8K 895 11
Dila Amanda terikat perjanjian dengan Bagas yang mengharuskannya hamil serta melahirkan bayi tanpa harus dinikahi baik secara sah maupun siri. Awaln...
11.4K 664 15
Aluna dan Bastian memutuskan bercerai karena salah satu dari mereka sudah mengkhianati pernikahan yang diikrarkan dua tahun lalu. Rasa sakit Aluna ya...