ANGKASA [END]

By ell_shiii

1.6M 138K 6.9K

Namanya Angkasa. Sifat dingin seolah tak ingin tersentuh oleh siapapun selalu mendominasi dirinya hingga memb... More

PROLOG
ANGKASA 01
ANGKASA 02
ANGKASA 03
ANGKASA 04
ANGKASA 05
ANGKASA 06
ANGKASA 07
ANGKASA 08
ANGKASA 09
ANGKASA 10
ANGKASA 11
ANGKASA 12
ANGKASA 13
ANGKASA 14
ANGKASA 16
ANGKASA 17
ANGKASA 18
ANGKASA 19
ANGKASA 20
ANGKASA 21
ANGKASA 22
ANGKASA 23
ANGKASA 24
ANGKASA 25
ANGKASA 26
EPILOG
Recomend wp
Terbittt??
VOTE COVER!!
PO DIMULAI!!!!

ANGKASA 15

44.2K 4.4K 124
By ell_shiii

"Kalo gue ngajak first night, lo mau?"

Deg.

Dengan gerakan kaku, Amira menatap Angkasa yang berada di sebelahnya. Serius kah? Sungguh, rasanya Amira masih takut. Baru membayangkan saja, membuatnya bergidik ngeri. Apalagi melakukannya secara langsung. Astaga! Buang pikiran kotor itu, Amira!

"A--aku belum siap, Angkasa." Amira menunduk. Tak berani menatap wajah Angkasa.

Angkasa tersenyum tipis, mengelus pelan kepala Amira, "Gue bercanda, Mir."

Amira menghela nafas lega. Hampir saja. Amira melirik Angkasa sekilas. Ingin menanyakan tentang masalah foto itu, takut Angkasa marah. Tapi kalo gak ditanya, dirinya sendiri yang tak tenang.

"Angkasa,"

Angkasa berdehem.

"Aku mau nanya soal---"

"Soal?"

Amira menyodorkan ponselnya pada Angkasa. Saat Angkasa menerima itu, ekspresinya masih tenang seolah ini adalah hal yang biasa. Angkasa bergumam sekilas, lalu memberikan kembali ponsel itu pada Amira.

"Itu kamu habis dari mana bonceng Mina?"

"Gak sengaja ketemu dijalan."

"Kok diboncengin?"

"Emang gak boleh?"

Amira kicep. Dia mlengos kearah lain. Benar juga kata Angkasa, dia tak berhak melarang bukan? Kenapa Amira menanyakan ini pada Angkasa? Kan Amira cuma mau tau. Mendengar jawaban Angkasa yang seperti itu, sungguh membuat moodnya anjlok bercampur malu.

"Nanya doang juga."

Amira menjawab cuek. Dia menendang rerumputan dibawah kakinya kasar. Tiba-tiba saja, dia butuh yang manis-manis sebagai pengembali mood.

Tingkah Amira tak luput dari pandangan Angkasa. Dalam diam bibirnya tersenyum tipis. Gemas melihat Amira yang seperti ini. Aish! Ingin rasanya Angkasa memeluk Amira sekarang juga!

"Mir,"

"Apa sih!"

"Kok ngegas?"

"Rem lah."

"Gue gak butuh rem."

"Terus?"

"Butuhnya bahan bakar."

Amira menatap Angkasa heran,"Bahan bakar?"

"Iya. Coba sini deh,"

Angkasa menyuruh Amira agar lebih dekat padanya. Awalnya Amira tak mau dengan alasan masih kesal pada Angkasa. Namun karena Angkasa terus memaksa, akhirnya Amira mau juga.

"Ngapain coba?"

Bukannya menjawab, Angkasa malah terus menatap Amira. Tentu saja Amira tak suka jika terus ditatap seperti itu oleh Angkasa. Karena kesal, Amira mencubit pelan paha Angkasa. Bukannya kesakitan, Angkasa malah tersenyum lebar.

"Jangan senyum!"

"Kenapa coba raba-raba gitu?"

"Siapa yang raba-raba coba! Kamu tuh kegatelan!"

"Kan kalo gatel, ada kamu yang garukin."

"Angkasa ih! Gak lucu!"

Amira jengah. Kenapa Angkasa jadi menyebalkan seperti ini sih!

"Mir,"

"Apa?"

"Peluk gue, cepet."

"Harus? Kalo ada yang liat gimana?"

"Gak ada. Ayo cepet. Gue butuh bahan bakar."

Amira menurut. Dia memeluk Angkasa erat. Menyembunyikan wajahnya di dada bidang Angkasa. Sungguh sangat nyaman. Amira sampai tak rela jika Angkasa didekati perempuan lain. Bolehkah Amira egois?

"Mir,"

"Kenapa gak marahin gue?"

Amira mendongak, menatap wajah tampan Angkasa dari bawah, "Marah kenapa?"

"Gue boncengin cewek lain."

"Gak papa. Tadi kesel. Sekarang udah ilang."

Angkasa mengeratkan pelukannya. Untung saja kawasan ini sangat sepi. Jadi aman-aman saja mereka rasa.

"Lo pulang sendiri ya. Gue ada urusan."

***



Angkasa dan kedua temannya terpaksa berhenti. Di sana, jarak satu meter di depannya ada para anggota geng motor yang menghalangi jalannya. Siapa lagi jika bukan Ezra dan para anteknya. Angkasa mendengus malas. Apa lagi ini! Dengan kesa, Angkasa turun dari motornya dan berjalan menghampiri sekumpulan orang di depannya.

"Mau apa lo?"

Angkasa bertanya tenang pada Ezra. Mencoba untuk tidak mencari keributan. Bukannya menjawab, Ezra malah tersenyum remeh. Dia memandang Angkasa dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan tatapan meledek. Jelas saja Angkasa tak suka dipandang seperti itu. Namun ia tak ingin cepat terpancing emosi oleh manusi di depannya ini.

"Tambah lengket aja ya, lo berdua. Sampe pelukan di taman belakang segala. Gue curiga, tuh cewek pasti udah bunting kan?"

Angkasa naik pitam. Dia tak terima jika Amira dijelek-jelekan seperti ini. Seumur hidupnya saja, ia belum pernah menyentuh Amira. Dan, bagaimana dia bisa tahu jika Angkasa pelukan di taman belakang tadi? Ada yang tak beres.

Angkasa maju lebih. Memandang Ezra tajam dengan tatapan mematikannya. Angkasa menarik kerah baju Ezra kasar, "Jaga ucapan lo! Dia cewek baik-baik! Lo itu hanya orang bodoh, yang gak tau apa-apa! Bajingan!" Angkasa mendorong kasar tubuh Ezra hingga mundur beberapa langkah. Oke, kali ini Angkasa akan melawan jika mereka mengajaknya untuk bertarung.

"Ang, gak usah diladenin. Cabut aja."

Agharna menepuk pelan pundak Angkasa. Rasanya sungguh membuang waktu jika harus melawan manusia songong yang terus mengutamkan dendam di depannya ini. Apalagi, Ezra bawa pasukan yang cukup banyak. Sedangkan mereka hanya tiga orang. Yang Agharna takutkan mereka akan kalah saing. Ya walaupun ketiganya hebat dalam hal bela diri, namun tetap saja, harus ada cadangan agar menang.

"Lo takut?"

"Kagak sat! Buang-buang waktu lo! Amira nangis kejer kalo liat lo bonyok nanti."

Angkasa menghela nafas pelan. Melirik Ezra dan anteknya sekilas. Lalu berjalan kearah motornya.

"Pulang Ang. Gak usah garukin orang gak tau diri. Mending lo balik main garuk-garukan sama Amira."

"Bhuaks."

Agharna terbahak pelan mendengar ucapan Azhar. Ada-ada saja sobatnya ini.

Brum

Angkasa menggas kencang motornya. Meninggalkan Ezra yang tengah tersenyum sinis menyaksikan kepergian ketiganya.

"Gue nunggu waktu yang tepat buat beraksi, Angkasa."

Ezra berbalik. Menatap lelaki yang berdiri dibagian belakang lalu menhuruhnya untuk mendekat, "Masih aman kan?"

"Aman. Semuanya beres."

"Good."





***






"AMIRA LO UDAH KAWIN YE!"

Amira menjauhkan ponselnya dari telinga. Suara Arani sangatlah bahaya untuk gendang telinga. Dan apa katanya? Amira kawin? Yang benar saja!

"Apaan sih, Ni!"

"Lo sering banget dua-dua bareng Angkasa. Ngapain lo? Ngapel?"

"Kapan kamu liat aku berduaan?"

"Setiap balik sekolah."

"Kan jarang."

"Jarang berarti pernah."

"Ish! Tau ah!"

"Mir, serius setan! Gue tanya! Kepo gue tuh."

"Astagfirullah! Jangan kasar, Ani!"

"Setan kan halus."

Amira berdecak malas. Pintar sekali sahabatnya ini. Jadi pengen hujat.

"Tar aku ceritain."

"Sekarang sok, buru. Gue lagi rebahan manja nih. Butuh bacotan seseorang. Pengennya sih telponan bareng doi, tapi doi lagi gak online. Sad bukan?"

"Kasian."

Saat Amira ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Amira, tiba-tiba saja pintu rumah terbuka. Menampilkan Angkasa dengan pakaian acak-acara dan wajah kusutnya berjalan cepat menaiki tangga.

"Ani, udah dulu ya."

"Mir, Mira! Sarimin! Uy---"

Tut.

Angkasa kenapa?

Tiba-tiba saja itu yang terlintas dibenak Amira. Rasanya ada yang tak beres. Amira menggeleng pelan. Lebih baik ia masak untuk makan malam nanti.

Amira berjalan menuju dapur. Mengambil berbagai macam bahan masakan dan mencuci beberapa sayuran dan daging. Amira ingin membuat makanan kesukaan Angkasa hari ini.

Hampir satu jam beekutat didapur akhirnya selesai juga masakan yang ia buat. Amira menyusun semuanya diatas meja makan. Sekarang saatnya menyuruh Angkasa untuk turun.

Tok-tok!

Cklek

"Angkasa, ma---"

"Masyaallah,"




































Kenapa tuh😌 Anggap aja bonus leh ya.

Nuhun❤

Continue Reading

You'll Also Like

381K 47K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
264K 3.5K 9
INTINYA JN HAREM BERMEKI/BERMEMEK ONLY ONESHOOT OR TWOSHOOT. BXB AREA‼️ JENO : SUB JAN SALPAK SALPAK? JAUH² SNA MOHON BIJAK DLM MEMBACA. HOMOPHOBIC G...
6.6M 217K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

955K 51.9K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...