the mafia twin's - taekook ✓

By thyung241

83.3K 5.7K 302

"We are neither friends nor brothers, we are enemies." [Brothership✔] [END] □ Belum Revisi #1 - twin's #1... More

Mafia: Prolog
Mafia: 1 - Janji dan Ayah
Mafia: 2 - PenMis
Mafia: 3 - Inspektur Oh
Mafia: 4 - Club And Bitch [✖]
Mafia: 5 - maafkan JK
Mafia: 6 - Meja Bundar and Who?
Mafia: 8 - Winter Flower And GoodBye
Mafia: 9 - Miss You
Mafia: 10 - Fallin Love
Mafia: 11 - I Am Stupid Like You?
Mafia: 12 - Death Glare
Mafia: 13 - Tuan muda! Kami baru disni
Mafia: 14 - I've Killed Him, Alone
Mafia: 15 - Abstrak
Mafia: 16 - I Luv Him!
Mafia: 17 - Rasanya sakit
Mafia: 18 - Tragedi
Mafia: 19 - Bad, So Bad
Mafia: 20 - Hentikan semua ini
Mafia: 21 - I'm Sorry
Mafia: 22 - Secret
Mafia: 23 - 2U
Mafia: 24 - Please, Don't Leave Me
Mafia: 25 - Bad Alive
Mafia: 26 - Bad Habits
Mafia: 28 - We Are The Lovesick Boy
Mafia: 29 - Everything For?
Mafia; 30 - Stupid Man
Mafia: 31 - Brother? Where Are You?
Mafia: 32 - Tegarlah Taehyung
Mafia: 33 - Sorry but...
Mafia: 34 - Warning!
Mafia: - Spoiler
Extra Chap; Siwon & Chanyeol
Ekstra Chap; Jimin & Perompak SKZ

Mafia: 27 - Vice

934 86 2
By thyung241

✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

Gimana yang baru selesai ujian? Aman?















Jimin memandangi Chanyeol dengan tegas, Terlihat Chanyeol yang hanya menatap lantai dengan nyalang. Tiba tiba bibir Chanyeol terangkat.

Jimin melihat itu pun tersingit sengit.
"Sialan, bisa bisanya kau tersenyum disaat seperti ini."

Chanyeol menatap Jimin, "Kenapa? Aku kan hanya merayakan hariku yang sangat bagus ini. Aku sudah membuatmu menderita, sudah menguras semua kekayaanmu, organisasimu, dan juga... Hutang hutangku akan berada disisimu HAHAAHHAHAA! tunggu apa lagi? Ayo cepat bunuh aku,"

Jimin mengeratkan pegangan tangannya, "Sialan, aku tidak akan membuatmu mati. Tapi..." Jimin tersenyum licik.

Chanyeol menggidig,
"Membuatmu tersiksa sampai mati." -Jimin.

Jimin tertawa kecil dan pintu terbuka, menampilkan Taehyung dengan senjata senapannya. Taehyung menatap Chanyeol dengan nyalang, Chanyeol melihat itu pun dadanya berdesir. Ketakutan tiba tiba menghantuinya.

"Kau... Sialan..." Desis Taehyung dengan mata yang memerah.












"Welcome to hell on earth, Park Chanyeol."




































Sebelum kejadian.













Jisoo tersenyum dan melambaikan tangannya, Jimin juga tersenyum.
"Jaga dirimu baik baik disini, aku berjanji akan sering datang untuk menemuimu..." Mendengar itu Jisoo membola seram.

Jimin mengerjapkan mata, "Ma-maaf... Maksdnya... Sembayang! Iya hehe... Aku pergi dulu, bye..."

Jisoo tersenyum, "Hati hati, jangan mengebut."

Jimin melambaikan tangan dan menutup pintu mobil, dia menatap Chanyeol yang seperti tidak merasa bersalah dan merasakan apa apa.
"Kau benar benar bajingan ya, Park Chanyeol. Tidak jauh dari istrimu yang telah menyiksa adikku selama aku tidak ada saat itu,"

Chanyeol menatap Jimin,
"Jangan seenaknya Berbicara, istriku itu orang baik baik."

Jimin tersenyum sinis, "Tch, suami ataupun istri sama sama berbau dosa. Aku tidak menyangka mempunyai paman sepertimu, sanapabitch."

Chanyeol menatap langit langit yang mulai menggelapkan mata, Chanyeol tidak menanggapi ucapan Jimin. Itu semua memang kenyataan, tapi Chanyeol tidak sama sekali menyesal.

Chanyeol sangat mencintai kakaknya dan yang membuat kakak perempuan meninggal itu karena Jimin dan Mingyu, karena perseteruan itu membuat dirinya menjadi gelap dan sangat membenci Jimin, Mingyu dan juga anak dari Taeyang menyebabkan Kakak perempuan dan kakak iparnya meninggal.

"Kau... Yang menyebabkan Tuan Taeyang meninggal, kau juga yang membuat perang besar terulang 2 kali karena keteledoranmu Park Chanyeol. Kau mempunyai alter ego yang sangat egois sampai sekarang karena ketakutanmu pada Kakek yang selalu menyiksamu, itu semua karena dirimu. Yang membuat ibu meninggal itu karena dirimu, dan kau yang menyebabkan Tuan Taeyang meninggal."

"Perang kedua sudah selesai, aku harap kau tidak menjadikan hari esok bertemakan perang lagi. Kau gila Park Chanyeol."

Chanyeol sedikit terpaku mendengar itu, Mobil sampai pada rumah yang dulu miliknya tapi sekarang sudah jatuh ditangan yang benar dan menurut Chanyeol salah, yaitu Jimin.

"Kau tau apa tentang hidupku, hidupmu juga masih mengantung. Jangan sok suci dan bijak, camkan itu." desak Chanyeol dengan tenang dan tidak takut menatap Jimin yang menatapnya penuh api.

Chanyeol dibawa keruangan sembunyi, Jimin menghela nafas. Memang yang dikatakan Chanyeol benar, tapi Jimin menyalahkan Chanyeol karena memang Chanyeol yang salah disini.

Ah tidak, semuanya salah karena ego masing masing.

"Aku pusing," Gumam Jimin dan memasuki mobil kembali.

Dia hendak menemui Taehyung dirumah sakit terdekat dengan mobilnya, Jimin menekan tombol biru yang menyala dengan terang dan sekejap mobil Lamborghini mercy-nya menjadi aksen terbang.

Jimin mengotomatiskan kemana ia mau pergi, Jimin menghela dan memejamkan mata. Tapi tiba tiba ada robot perempuan yang sedang mengikutinya. Jimin melihat itu pun segera menepi.

Terlihat gadis robot itu bersembunyi didahan batang pohon, "Takø," Desis Jimin yang mengetahui Takø yang mengikutinya.

Etah memori apa sampai Jimin mengetahui nama robot itu, "Takø, turunlah."

Terlihat Takø yang melirik Jimin dan dia turun, matanya mengeluarkan sinar leser yang membuat Jimin harus mundur.

"Kau harus musnah,"

Jimin terkejut mendengar itu, "Takø! Jangan seperti ini! Aku ingin berbicara baik baik! Tolong dengarkan aku!"

Tapi Takø tetap melempari dia sinar leser, "BAIK! BAIK AKU MEMINTA MAAF! Jauh dari dalam lubukku AKU SUNGGUH SUNGGUH Meminta maaf! INI MENYIKSA TAKØ!"

Terlihat Jimin yang menangis dan menundukan kepala, punggungnya bergetar menahan isakan. Suara Mingyu memenuhi seluruh indra milik Jimin, membuat sang kakak sangat terpukul.

Takø mendengar Jimin terisak pun menurunkan emosinya, Takø berjalan dan memeluk Jimin, "Aku akan membawamu ketuan Taehyung," Setelah itu mereka menghilang menggunakan teleportasi.












Taehyung yang sedang menemani adiknya makan siang pun tersenyum, Taehyung mengelus surai Jungkook dengan lembut.

Jungkook yang sedang makan pun menghela, "Kenapa Hyeong?"

Taehyung yang mendengar itu pun menggeleng,
"Tidak, hanya saja... Rasanya sangat asing bagiku. Perasaan awkward, sedih, sakit, seneng, nervous, dan yang lainnya berada dilubuk hatiku. Aku... Tidak bisa menjelaskannya."

Jungkook tersenyum, "Hyeong, apa Mingyu..."

Mendengar kata Mingyu pun Taehyung menajamkan matanya, Jungkook menggeleng.
"Tidak Hyeong! Mingyu tidak salah! Dia hanya salah faham! Dia... Dia temanku Hyeong,"

Taehyung menatap Jungkook, "Aku tidak tau keadaan Mingyu sekarang. Yang pasti aku sedang mencari keberadaannya Park Bastard Jimin sekarang. Aku tidak tau, aku bersumpah akan melayangkan bogen mentahan untuknya kalau aku bertemu dengannya."

Jungkook menghela, ternyata Kakaknya memang sedang berusaha melindunginya.
"Hyeong..."

"Hm?"

"Aku... Mendengar suara Mingyu disana, aku juga mendengar suara ayah dan ibu. Apa mereka-"

"Tidak! Ayah dan ibu belum meninggal pasti! Aku yakin! Dan soal Mingyu, hyeong tidak tau dia hidup atau tidak. Tapi yang pasti! Hyeong percaya kalau ayah dan ibu belum mati!"

Melihat kakaknya bersikukuh tentang takdir orang tua mereka, Jungkook hanya bisa tersenyum dan mengatakan. "Iya hyeong semoga."














*BRAK!








"ASTAGA!"









Terlihat Takø yang jatuh dengan seseorang tepat diatas tirai rumah sakit untuk membelah ruangan, Tirai biru itu berantakan membuat Jungkook dan Taehyung menghela nafas kasar.

"Ta-Takø, ka-u berat..."

Mendengar suara lelaki dibawahnya pun Takø segera bangkit, dia menatap Taehyung.
"Tuan, aku membawa tawanan."

Jimin yang mendengar Takø menyebutnya tawanan pun membolakan mata, "Heh! Aku buka-"

*BUGH!

"Bastard! U dick! Fuck! Kenapa kau disini brengsek!" Teriak Taehyung dengan menunjuk Jimin setelah dia menonjok pipi Jimin kuat hingga lebam.

Jimin meringis dengan ngeri, "What's wrong with me bro? Aku disini untuk melayarkan bendera perdamaian, argh fuck."

"DICK! Go from here! Aku muak melihat mukamu yang penuh dosa itu!"

"Slowly Tae, aku akan pergi tapi aku ingin mengatakan bahwa aku tau siapa pembunuh ayahmu. Tidak tidak, ini bukan penawaran tentang kita untuk bekerja sama tapi aku hanya ingin membantumu."

"Brengsek! Pergi aku bilang! Aku tidak menginginkan batuan dari tangan kotormu itu!"

Taehyung menyeret Jimin untuk keluar dari ruangan tersebut, Jimin menghela nafas.
"Maaf, aku tau aku salah. Tapi biarkan aku menebus segala dosaku, aku ingin membuat diriku, adikku daj hidupku tenang. Aku ingin menebus dosaku, tolong. Bukan kau disini yang aku bantu tapi aku meminta bantuanmu Tae,"

Mendengar itu Taehyung memejamkan mata, "Fuckhead! Go away! I never what you mean!"

*Grep!


Jimin memejamkan mata, setelah Itu dia membuka pintu secara paksa terlihat Taehyung yang hendak marah tapi Jimin segera memukul Taehyung dengan sekuat tenaga.

*BUGH!

"FUCK!"

"BASTARD! I want to help you damn it! Is it wrong? huh ?! SAY!" -Jimin.

"I TOLD YOU I DON'T NEED YOUR HELP ASSHOLE! APA KAU TULI?! HAH!" -Taehyung.

Jungkook yang melihat kejadian itu pun hanya menunduk, terdengar Jimin yang terus dipukuli Taehyung hingga berdarah. Takø yang melihat itu hanya terdiam, karena diprogram untuk melaksanakan perintah dari atasannya bukan seenaknya.

"Hyeong-"

*BUGH!

"EGRHH! TAE! DENG-"

*BUGH!

"FUCK! KAU HARUS MATI!"

"HYEONG! KITA KASIH IBLIS ITU SATU KESEMPATAN! TOLONG DENGARKAN DIA!" Teriakan Jungkook membuat Taehyung berhenti dan Jimin segera memacal Taehyung hingga mereka berdua terkapar. Taehyung menatap Jungkook tajam.

"Masih kau percaya pada manusia busuk ini?"

Jungkook tak kalah menatap Hyeongnya tajam, "Satu, saja. Aku kali ini mohon, dia juga pernh menjadi hyeongKu!"

Jimin yang mendengar teriakn Jungkook pun speechless, rasa bersalah menyeruak didalam hatinya. Taehyung memijat pangkal hidungnya dan segera menarik Jimin menjauh dari ruangan Jungkook.

Taehyung menghempaskan tangan Jimin hingga pria itu tersungkur, bisa dilihat sekarang sebegitu besarnya kemarahan Taehyung keJimin.

Jimin menghela dia membersihkan pakaiannya yang kusut dan sedikit berdebu, Taehyung membawanya ketempat sepi yang Jimin sudah tau kalau tempat ini itu tempat parkir mobil.

Taehyung menatap Jimin sangat, "Cepat katakan, aku orang yang sibuk tidak memiliki waktu berbicara dengan orang bawahan sepertimu. Oh dan ya, aku melakukan ini hanya karena Jungkook, ingat. Jungkook, tau?" tekan Taehyung.

Jimin masih tersenyum, "Ya, aku tau dan aku dengar. Aku masih sehat, dan aku juga sibuk."

Taehyung terdiam, dia mengacuhkan ucapan Jimin.

Jimin sekali lagi menghela, "Aku... -sudah membawa pelaku pembunuhan orang tuamu, dan aku memang belum tau jasad orang tuamu itu-"

"Tunggu, apa maksudmu? Jangan mengada-ada, tau apa kau tentang masalah orang tuaku? Bukannya kau dalang dari semua ini dan juga ayah dan ibumu? Ck, serigala berbulu domba. Sangat ketara sekali penyamaranmu ini Jim,"

Entah rasa apa tapi Jimin mendadak sakit karena ucapan Taehyung, tapi Jimin melumrahi. Semua ini hanya kesalahan fahaman. Biar dia dan keluarganya saja yang terasa bersalah, mungkin ini karma.

"Tidak Tae, aku bersungguh sungguh. Aku kali ini mengajak kau untuk berdamai, jadi tolong kabulkan permintaanku." Lihatlah, bahkan Jimin memohon.

Taehyung yang perasaannya masih bercampur aduk pun dia langsung memutuskan untuk menyetujui ucapan Jimin, dia juga tidak mau berlama lama dengn Jimin.

"Baik, sudah aku terima. Kau... boleh pergi,"

Jimin menghela nafas lega dan dia mengangguk, sekelebat rasa sedihnya perlahan menghilang. Akhirnya dia akan menebus dosanya kali ini.

"Baik, dan Tae... Aku benar benar menyesal. Kau, jam 8 malam. Tunggu saja didepan rumah sakit, akan ada yang mengantarmu, terimakasih Tae. Aku harap dengan ini kau bisa memaafkan keluargaku, permisi Tuan..."

Jimin menatap Taehyung yang enggan menatap dirinya, "... Muda."

Dada Taehyung berdisir ngeri saat mendengar kata itu, dadanya sesak saat Hyeong dan Temannya telah menghancurkan kepercayaan dan kini kembali membawa posisi seperti Taehyung yang menjadi antagonis disini.

Taehyung mengigit pipi dalamnya dan tetap menatap atap, "Kau benar Jim, kau salah..."

Taehyung menatap pundak Jimin yang menjauh, "... Tidak, semuanya karena ego. Maaf, aku masih egois seperti dulu, ya tuhan! Aku ini kenapaa! Selalu saja seperti ini!"

Dan pada akhirnya Taehyung menitihkan air matanya disitu.











✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

kenapa?

Continue Reading

You'll Also Like

452K 19.3K 88
Tentang kita yang terikat dalam luka -Ketika aku yang kini sudah bukan tujuan mu untuk pulang- [ROMBAK TOTAL!!] Kata orang, Rasyid itu iblis berwujud...
117K 6.5K 11
Salahkah jika aku lemah? Ohh sungguh aku juga tidak menginginkannya.
Abandoned House By amelia

Mystery / Thriller

28.2K 4.7K 21
Tentang Jeno dan ketiga kakaknya yang mengungkap misteri rumah kosong. [END]
21.4K 2.1K 47
Menerima perjodohan hanya untuk balas dendam. Itulah yang di lakukan Krittin Shaqille kepada sang istri Pavel Carden, Omega yang ia nikahi lima tahun...