the mafia twin's - taekook ✓

By thyung241

83.3K 5.7K 302

"We are neither friends nor brothers, we are enemies." [Brothership✔] [END] □ Belum Revisi #1 - twin's #1... More

Mafia: Prolog
Mafia: 1 - Janji dan Ayah
Mafia: 2 - PenMis
Mafia: 3 - Inspektur Oh
Mafia: 4 - Club And Bitch [✖]
Mafia: 5 - maafkan JK
Mafia: 6 - Meja Bundar and Who?
Mafia: 8 - Winter Flower And GoodBye
Mafia: 9 - Miss You
Mafia: 10 - Fallin Love
Mafia: 11 - I Am Stupid Like You?
Mafia: 12 - Death Glare
Mafia: 13 - Tuan muda! Kami baru disni
Mafia: 14 - I've Killed Him, Alone
Mafia: 15 - Abstrak
Mafia: 16 - I Luv Him!
Mafia: 17 - Rasanya sakit
Mafia: 18 - Tragedi
Mafia: 19 - Bad, So Bad
Mafia: 20 - Hentikan semua ini
Mafia: 21 - I'm Sorry
Mafia: 22 - Secret
Mafia: 23 - 2U
Mafia: 24 - Please, Don't Leave Me
Mafia: 25 - Bad Alive
Mafia: 27 - Vice
Mafia: 28 - We Are The Lovesick Boy
Mafia: 29 - Everything For?
Mafia; 30 - Stupid Man
Mafia: 31 - Brother? Where Are You?
Mafia: 32 - Tegarlah Taehyung
Mafia: 33 - Sorry but...
Mafia: 34 - Warning!
Mafia: - Spoiler
Extra Chap; Siwon & Chanyeol
Ekstra Chap; Jimin & Perompak SKZ

Mafia: 26 - Bad Habits

1.1K 88 2
By thyung241

vote ama komen cuy.













Taehyung berlari tergesa gesa disebuah lorong rumah sakit, dia menyeka air matanya saat mengetahui keadaan Jungkook sudah mulai membaik. Dia ingin meminta maaf, dengan baju hitam yang notabenenya Taehyung baru pulang dari peristirahatan terakhir Hoseok, dia segera kesini dengan Hyeong Hyeongnya.

Kecuali Yoongi, dia tidak ikut.

Namjoon dan Seokjin terus mendampingi Taehyung yang sempat shock berat karena mendengar pemberitahuan dari rumah sakit.

*Brak!

"Ju-jung!"

Jungkook menoleh kearah Taehyung dengan malas, dia menunduk dan tersenyum. Taehyung segera memeluk Jungkook dengan erat, "Jung, aku sangat merindukanmu. Aku rindu adikku,"

Jungkook tertawa kecil membuat Taehyung melonggarkan pelukannya, "Adikmu? Aku ini cuma beban Hyeong,"

Taehyung mendengar itu pun terdiam, dia mengontrol emosinya. Tangannya sangat gatal untuk menampar Jungkook, "Jung! Kau ini adikku! Selamanya akan seperti itu! Walaupun kau menjadi beban untukku tapi kau tetap adikku! Mengerti?! Apa aku harus menemui tuhan agar membuatmu percaya padaku HAH JUNG!"

Taehyung lelah, dia menangis dengan menyentak Jungkook. Seokjin menepuk pundak Jungkook, "Jung, jangan perfikir apa apa lagi. Yang dilakukan Hyeongmu itu hanya untukmu. Dia sangat mencintaimu,"

Jungkook terdiam, ruangan itu hanya terisi suara isakan Taehyung yang memilu. Namjoon menepuk bahu tegas Taehyung agar membaik.

Jungkook tiba tiba mengingat pesan sesak Mingyu, Jungkook memejamkan mata. Dia bangkit dari tidurnya,

*bruk!

"Ma-maafkan aku..."

Jungkook menangis menumpahkan semua yang ia rasakan saat ini, Taehyung membalas pelukan itu. Mereka berdua menangis bersama, menyesal bersama dan merasa bersalah bersama. Taehyung memeluk erat tubuh Jungkook begitu juga dengan sang adik, mereka berdua berdamai dengan keadaan dan diri mereka sendiri.

Membangun semuanya dari awal kembali.





























Hyunjin menggendong Felix yang merasa kesakitan pada kaki kirinya karena hilang entah kemana. Mereka berdua menyelusuri hutan dengan tertatih, Hyunjin menahan rasa sakit luar biasa dibagian punggung kekarnya.

"BANG JAEHYUN!" Teriak Hyunjin membuat Felix yang tertidur terkaget.

Hyunjin berlari dan sampailah mereka pada orang yang tergeletak mengenaskan, Jung Jaehyun, dia tergeletak diantara bebatuan besar dan juga banyak darah disekejur badannya.

Felix menyuruh Hyunjin menurunkannya,
"Jin, lo coba cari tumbuhan rambat."

"Lah? Buat apa?"

"Mau gua racik, gua bawa campurannya."

Hyunjin mengangguk dan segera mencari tumbuhan rambat, "Gua tinggal ya?"

"Iyee,"

Felix mengecek hidung Jaehyun yang ternyata masih bernafas. Felix yang awalnya shock pun menghela, "Masih hidup, syukurlah."

Setelah itu Felix mengeluarkan semua kotak kecil dari sakunya, "Gak ada tumbuhan kayu putih ya?" Gumam Felix mencari tumbuhan yang ia cari. Ternyata nihil.

Akhirnya Felix hanya menunggu Hyunjin kembali. Dengan mengisi kekosongannya, Felix sedikit meringis karena melihat kakinya yang tidak ada satu disebelah kirinya.

"Pulang pulang gua buat kaki buatan deh," Desis Felix dan memejamkan mata. Memutar otak agar kakinya kembali, tapi sepertinya tidak bisa. Hanya satu cara, yaitu membuat kaki sambung.

Felix menghela,

*drrrttt

"Lah?!"

Felix mengambil handphone Jaehyun yang ternyata masih berfungsi, dan tertera nama 'Jaemin' disitu.

"KITA SELAMAT!"

























"Turun,"

Mereka bertiga—Soobin, Kai, dan Boemgyu turun dari mobil setelah aba aba Jimin menyuruh mereka turun. Jimin membenarkan jubah pelindung peluruh dan menyisir rambutnya dengan tangannya. Luka dibawah matanya belum sembuh membuat kesan seram untuk Jimin.

"Tuan, kita harus apa?"

Jimin menatap Kai,
"Kalian berlari kesungai dan menjeburkan diri lalu berusaha untuk dimakan buaya, SUDAH TAU MAU MENGGEREBEG BOSS BESAR KENAPA TANYA?!" Jimin murka saat bawahannya ternyata teledor.

Mereka bertiga memejamkan mata, lalu Soobin dan Boemgyu menatap Kai tajam.

"Ayo! Maju!"

Mendengar itu pun mereka mengikuti Jimin.

"Jaga ucapanmu Kai," Desis Soobin dan Kai menunduk.

"Maaf Hyeong,"

Boemgyu yang melihat itu pun hanya menggeleng, mereka berempat masuk kedalam gereja yang sangat luas. Mata Jimin meraup Semua objek disitu. Saat itu juga dia menatap sebuah pintu yang tertutup.

Jimin menyuruh Boemgyu maju, Boemgyu maju dengan cepat lalu menggedor pintu itu dengan keras.

"Permisi!"

Pintu terbuka menampilkan seorang biarawati cantik berpakaian putih bersih, dia menatap Boemgyu dengan tatapan seduh.

"Iya?"

"Park Chanyeol, ada bu?" Tanya Jimin To The Point.

Biarawati tersebut menunduk dan mempersilahkan mereka masuk. Chanyeol yang sedang tidur pun tidak sadar akan mantan anaknya ah ralat maksudnya keponakannya masuk tanpa sepengetahuan darinya.

"Bu, kau diam ya. Kalau tidak aku tembak seisi kepala ibu," Ancam Kai membuat Biarawati itu menunduk terus.

Jimin mengkode Boemgyu dan Soobin segera menyekap paman sialannya itu.

Chanyeol yang merasa dirinya terlilit pun bangun, sorot matanya menatap Jimin dengan bergetar.
"Ma-maaf, maafkan aku..." Gumam Chanyeol.

Jimin tersenyum sinis,
"Tidak ada kata maaf bagi pendosa sepertimu paman, kau harus mati. Oh iya, banyak orang yang bilang nyawa dibayar dengan nyawa, begitu juga..." Jimin mendekat kearah Chanyeol—

"... Darah dibayar dengan darah."

Bukannya takut Chanyeol malah terdiam, sedetik Kemudian tertawa keras, "HAHAHAHA! Silahkan bunuh saja aku, aku kan emang pendosa. Tapi kalau aku mati, kau masih akan berurusan dengan Mafia Dead Mamba! Hahaha,"

Jimin tersulut emosi.

*Cekrak!

"TUAN! JANGAN!"

"DIA SUDAH KETERLALUAN SOOBIN!"

Soobin memejamkan mata, "Penjarakan dia, biar ketua Dead Mamba yang mengurus kematian dia selanjutnya."

Mendengar ucapan Soobin, Jimin pun menurunkan pistolnya.

Chanyeol yang sekarang terpojok pun ketakutan. Soobin dan Kai segera menarik Chanyeol keluar dari tempat suci itu.

"LEPAS! LEPAS! SIALAN!"


Boemgyu terdiam, dia menyentuh bahu Jimin.
"Tuan," Lirih Boemgyu.

Jimin memejamkan mata erat, "Tinggalkan aku," Ucap Jimin dengan nada serak dan memilukan. Boemgyu berbalik dan menatap Biarawati yang ketakutan.

"Jangan takut, jaga tuanku."

"Ba-ik..."

Setelah itu Boemgyu keluar untuk mengurus Boss besarnya bersama kedua temannya. Jimin menghela nafas, menahan air mata yang menggenang.

Jimin menatap biarawati yang ketakutan, "Maaf sudah mengganggumu,"

Biarawati itu hanya mengangguk, "Kau sendirian disini bu?" Tanya Jimin dan biarawati itu mengangguk kembali.

Jimin memutar otak agar kecanggungan ini bisa diatasi, "Bu, temani aku untuk menemui tuhan."

Mendengar itu pun Biarawati itu tercengang, Jimin tersenyum. Dia menggaruk tengkuknya, "A-aku tidak pernh sembayang. Maaf,"

Raut wajah biarawati itu menjadi tegas, "Kau penuh dosa, lebih dosa dari pada pamanmu. Ayo ikut aku, dan jangan panggil aku Ibu karena umurku sepertimu,"

Jimin terkejut, dia menatap biarawati itu.

"Namaku Kim Jisoo, Salom."























Setelah berdoa dan mengeluarkan banyak air mata, Jimin memejamkan mata dan tersenyum. Dia lega bercerita tentang semua beban dipunggungnya. Jisoo melihat itu pun tersenyum, "Sudah mendingan?"

Jimin berbalik dan mengangguk. Jisoo memberikan beberapa Tisu untuk mengelap air mata Jimin yang masih ketara dikantung matanya. Jimin tersenyum, "Terimakasih."

Jisoo menggeleng, "Jangan padaku, pada Nya."

Jimin mengangguk.

"Kau sendirian disini tidak takut?" Tanya Jimin menatap beberapa Gereja yang terlihat sudah tua tapi sangat terawat.

Jisoo menggeleng, "Tidak, buat apa aku takut? Kan ada Ayah," ucap Jisoo sambil menatap patung Yesus didepannya da tersenyum.

Jimin menatap Jisoo,
"Kau... Yatim piatu?"

Jisoo tersentak tapi dia tersenyum,
"Em... Iya aku sendari umur 8 tahun sudah disini. Orang tuaku dibantai habis disini, meninggal aku diruangan itu."

"Lalu?"

Jisoo mendorong Jimin untuk keluar, "Akan aku ceritakan, tapi jangan didepan Ayah."











"Jadi, waktu itu ada perang besar besaran antara Mafia Black People dan Dead Mamba, dan disitu bertepatan hari minggu saat aku dan orang tuaku sedang bersembayang."

"Kedua kubu saling masuk kedalam gereja dan hingga mengenai Ayah, tapi ditepis oleh ayahmu Jim—Tuan Yesung dan ya... Ayahmu meninggal, ayahku dan ibuku juga ternyata terlibat perkelahian karena mereka juga salah satu bagian dari anggota bawahan ayahmu. Dan ya, mereka juga ikut keatas."

"Pamanmu mengetahui itu langsung menghabisi Tuan Taeyang tapi Tuan Taeyang berhasil kabur. Itu membuat pamanmu sampai kehilangam arah, akhirnya hari dimana Tuan Yesung dikubur diperistirahatan Terjadi membuat semuanya terpukul. Aku mendengarnya karena Pamanmu selalu bercerita padaku."

"Pada saat itu, pamanmu juga bercerita bahwa ibumu tidak kuat dan depresi. Dia berencana untuk mengasingkanmu dan menelantarkanmu pada saat beberapa minggu ayahmu diistirahatkan setelah itu ibumu bunuh diri meninggalkanMu dan Mingyu yang umurnya 2 tahun saat itu."

Jimin menyimak cerita itu dengan serius, matanya tiba tiba terasa berat, dia menangis kembali.

"Tidak Jim! Ibumu sangat mencintaimu,"

"Kenapa dia bunuh diri?"

Jisoo menyeka air mata Jimin, "Kehilangan seseorang memang menyakitkan, tapi kita harus ikhlaskan. Ibumu bunuh diri karena dia sangat mencintai ayahmu,"

"Baiklah lanjutkan."

Jisoo mengangguk, "Pamanmu juga depresi. Tapi dengan adanya pamanmu aku juga hidup, tapi saat umurku sudah remaja aku mulai bekerja dan mulai merawat gereja yang sekarang aku anggap rumah."

"Malam itu, pamanmu mengatakan bahwa ingin membawamu kembali saat kau sudah remaja sepertiku. Dan ya, saat itu kau diraut kembali saat kau bersekolah SMA, aku mendengar itu sedikit marah tapi apa boleh buat. Pamanmu tetap pamanmu Jim,"

Jimin menatap Jisoo serius, "Kenapa kau marah?"

"Pamanmu berencana buruk padamu setelah mengetahui siapa yang menampungmu setelah bebetapa tahun hingga kau beranjak dewasa, ya siapa wanita yang tidak marah saat ada..."

Jimin menatap Jisoo membuat biarawati itu sedikit menjauh, wajah Jisoo memerah.

"Kenapa?"

Jisoo menggeleng, "Ti-dak!"

Jimin menghela, "Kau menyukaiku? Sungguh? Kau bertemu denganku saat apa?"

Jisoo menunduk.

"Jisoo Kim."

"Siapa yang mengatakan seperti itu?! Dasar sangat berharap," marah Jisoo dan Jimin hanya terkekeh.

"Em... Apa gereja itu banyak yang kesini?"

Jisoo menggeleng, "Tidak, itu karena ada saingan gereja lain dipusat kota, jadi mereka lari kesana."

"1 orang pun tidak ada?"

Jisoo menggeleng, "Tidak! Yang sering kesini waktu itu hanya pamanmu dan..."

"Dan?"

Jisoo berfikir keras, "Taehyung, anak dari tuan Taeyang."



















✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

Tinggal beberapa Chap End.
Siap siap ya End-nya gimana.
Ada yang bisa nebak? Hehe,

Dan maaf, soal agama gua endak tau banget tentang agama kristen. Aku islam hehe, halo

Tapi... Maaf ya kalo ada kekurangan atau kesalahan kata, maaf banget #SalamToleransi

Jadi disini tuh, em kaya menceritakan tentang asal usul keluarga Jimin berantakan tuh gimana, sebenernya gua part ini lumayah muter otak pake kata bener bener mikir karena dipart ini bukan main main. Gua takut ada yang kesinggung, maaf ya kalo ada kata kata yang salah

Oh iya, kalo ada kesalahan. Mohon untuk komen dan kasih tau mana yang salah ya, hehe  (´︶` )

—From Sai Hansa
Assalamualaikum ♡

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 47.8K 49
Ini adalah versi revisi!! Hidupku hancur setelah hari itu tiba, kehidupan yang awalnya selalu di landasi dengan keceriaan kini telah hilang ditelan o...
173K 10.6K 30
"Aku tidak tahu mengapa kalian membenciku... Apa karena kejadian itu? Bahkan akupun tak tahu penyebabnya. Aku tidak apa jika kalian membenciku, bahka...
731 60 11
"kebersamaan" itulah yang selalu mereka tetapkan dalam hati mereka, apapun masalahnya sesusah apapun rintangannya mereka akan tetep selalu bersama sa...
21.8K 2.1K 48
Menerima perjodohan hanya untuk balas dendam. Itulah yang di lakukan Krittin Shaqille kepada sang istri Pavel Carden, Omega yang ia nikahi lima tahun...