Marsha

By pelangi_pena

31.9K 1.7K 245

"BANGUN ... ANAK NYUSAHIN." "Mah... jangan... mah, Marsha minta... maaf," lirih Marsha tersedu-sedu, kala seb... More

P R O L O G
S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M
D U A P U L U H T U J U H
D U A P U L U H D E L A P A N
D U A P U L U H S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A P U L U H S A T U
T I G A P U L U H D U A
T I G A P U L U H T I G A
T I G A P U L U H E M P A T
T I G A P U L U H L I M A
T I G A P U L U H E N A M
T I G A P U L U H T U J U H
T I G A P U L U H D E L A P A N
T I G A P U L U H S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T P U L U H S A T U
E M P A T P U L U H D U A
E M P A T P U L U H T I G A
E M P A T P U L U H E M P A T
E M P A T P U L U H L I M A
E M P A T P U L U H E N A M
E M P A T P U L U H T U J U H
E M P A T P U L U H D E L A P A N
E M P A T P U L U H S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A P U L U H S A T U
L I M A P U L U H D U A
L I M A P U L U H T I G A
L I M A P U L U H E M P A T
L I M A P U L U H L I M A
L I M A P U L U H E N A M
L I M A P U L U H T U J U H
L I M A P U L U H D E L A P A N
L I M A P U L U H S E M B I L A N
E N A M P U L U H
E N A M P U L U H S A T U
E N A M P U L U H D U A
E N A M P U L U H T I G A
I N F O
E N A M P U L U H E M P A T
E N A M P U L U H L I M A
E N A M P U L U H E N A M
END

S E P U L U H

523 31 2
By pelangi_pena

Jangan lupa vote dulu sebelum baca

💛Happy reading💛
.
.
.

Kenapa harus selalu di salahkan dengan apa yang kita tidak perbuat~ Marsha aruni.

Marsha yang tadi hendak mengganti pakainya terlebih dahulu pun meninggalkan Dion sendirian di ruang tamu. Tapi, saat ia sudah sampai di ruang tamu, ia tidak melihat keberadaan Dion disana.

"Dimana Dion?" tanyanya kepada diri sendiri.

Marsha pun mencari Dion di depan, mungkin saja dia bosan di dalam rumah jadi keluar, tapi ketika ia keluar ia tidak menemukan Dion hanya melihat motor ninjanya yang terpampang rapih di garasi.

Marsha kembali masuk dan menuju balkonnya untuk mengambil buku diarynya yang lupa masih berada di balkon. Tentang urusan Dion ia malas untuk mencarinya mungkin ia lagi di toilet. Dion juga sudah besar tidak perlu dicari nanti juga datang sendiri, toh tadi Dion datang ke rumahnya tidak kemana-mana juga paling juga ada disekitar sini pikir marsha.

Saat ia membuka pintu menuju balkon ia di kejutkan dengan seorang pria yang sedang membuka diarynya yang tergelatak di meja dekat balkon.

"Lo ngapain disini?" tanya Marsha yang langsung merebut buku diarynya dari tangan Dion.

"Gue lagi cari udara sejuk," jawabnya yang langsung berdiri ke pembatasan.

"Lo belum buka diary gue kan!?" tanyanya, jika iya Dion sudah membukanya Marsha tidak akan diam untuk memukul badan Dion, pasalnya buku diary adalah privasinya selama ini, karena keluh kesahnya selalu ia coretkan ke dalam buku diarynya.

"Gue cuman lihat aja tadi, nggak ngebuka," Ucapnya dengan nada datar.

Huft untung nggak di baca.

"Itu buku dari mana?" tanya Dion tiba-tiba yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya.

"Dari teman lama gue," jawab Marsha ketus.

"Udahlah lo kepo banget si! kita langsung belajar aja," ajak Marsha yang sudah membawa buku pelajarannya ke balkon tadi, bersamaan dengan itu Dion menaruh tasnya di dekat kursi.

Mereka berdua akhirnya belajar dengan sangat serius tidak ada percakapan apapun disana, mereka hanya larut dalam buku pelajaran. Beberapa menit kemudian Marsha berhenti belajar dan melihat Dion yang masih belajar saja, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 tadi ia memulai jam 15.00. Marsha saja yang sudah belajar satu jam sangat bosan. Apalagi beberapa jam, tapi Dion sangat asik sekali untuk membaca bukunya.

"Lo kalau belajar berapa lama si?" tanya Marsha memecah keheningan.

"Kalau gue udah ngerti semuanya," Jawabnya yang masih fokus ke depan buku.

"Otak lo juga harus istirahat juga kali, kalau di pake terus bakal nggak ngerti nantinya," ucap Marsha yang langsung membuka buku novelnya yang di beli bersama Koko di mall waktu kemarin.

"Kalau mau belajar jangan setengah-setengah," ucap Dion yang menekankan kata setengah.

Marsha yang sedang membaca buku novel untuk mengistirahatkan otaknya pun mulai panas atas ucapan Dion. Apa katanya jangan setengah-setengah? emang dia pikir gue nggak serius belajar apa.

Marsha langsung menutup buku novelnya dengan keras. "Lo kenapa si nyebelin banget jadi orang," kesal Marsha.

"Lo harus belajar sebulan lagi kita olimpiade," ucap Dion tegas.

"Siapa juga yang malas-malesan Dion, gue istirahat dulu bentar 10 menit," ucap Marsha berusaha menahan emosi, siapa juga yang nggak emosi coba sama Dion, dikira dirinya tidak serius apa untuk mengikuti olimpiade.

Dion tidak membalas ucapan Marsha dan masih fokus kebuku bacaanya. Tapi, ketika dia sedang mengerjakan satu soal terakhir tiba-tiba suara deringan ponsel menganggunya.

Drzt... drzt...

Ponsel Dion bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Marsha yang sedang membaca buku menjadi sedikit terusik dengan nada dering ponsel Dion.

"Angkat dulu," titah Marsha yang masih fokus dengan baku novelnya

"Males," jawab Dion dingin.

"Siapa tau penting Yon."

Akhirnya Dion menerima panggilan papahnya, Dion langsung menuju keluar.

"Ada apa."

"Cepet pulang ada hal yang ingin papah bicarakan sama kamu," ucap seorang pria paruh baya di sebrang sana.

"Males."

"Dion! Cepet kamu pulang Manda udah nungguin disini!"

Tut.

Dion langsung mematikan sambungan telponnya dan memasukkannya ke dalam saku celana.

"Gue pulang," ucapnya yang langsung mengambil tas ranselnya di kursi.

"Cepet banget, baru juga satu jam gimana kita mau paham," ucap Marsha langsung berdiri.

"Belajar sendiri-sendiri aja dulu, nanti kalau lo ada yang nggak ngerti chat gue aja," ucap Dion yang langsung melenggang pergi dari sana.

Marsha hanya bisa menatap punggung Dion dari kejauhan. Marsha tidak mepersalahkan itu, mungkin Dion memiliki urusan yang penting yang tidak bisa ditinggalkannya, Marsha langsung membereskan buku pelajarannya dan kembali masuk ke dalam kamarnya.

🌼🌼🌼

Dion melangkah masuk ke dalam kediamannya yang sudah sepi, hanya dirinya sajalah yang tinggal disini. Papahnya? Papahnya selalu sibuk dengan pekerjannya.

"Dion," Panggil seseorang yang langsung memeluk lengan Dion.

"Ada apa Man?" tanya Dion seraya melepaskan pelukan Manda dari lengannya, sungguh Dion merasa risih kalau seperti ini.

"Maafin gue ya, gara-gara gue lo di marahin lagi sama om Dito," ucap Manda menatap wajah Dion dengan rasa bersalah. Karena dirinya lah yang datang tiba-tiba ke rumah Dion jadi Dion yang disalahkan sekarang.

"Santai aja," ucap Dion yang langsung melenggang pergi dari sana.

Manda yang tahu bahwa Dion tidak ingin diganggu pun segera pulang ke rumahnya, biarlah dia sendiri di rumahnya karena tadinya Manda ingin ke rumah Dion karena ia ketakutan dirumah. Karena orang tuanya yang sedang pergi ke kondangan temannya. Tapi, berujung om Dito yang sudah datang ke rumah, alhasil Dion yang di salahkan karena dirinya.

🌼🌼🌼

Marsha yang sudah habis menonton film anime di laptopnya pun segera bergegas untuk menunaikan sholat magrib terlebih dahulu. Setelah sholat Marsha bergegas untuk mandi, karena badannya yang sudah sangat terasa lengket sekali hari ini.

"MARSHA KEMANA KAMU," Teriak Devi seperti orang kesetanan.

Marsha yang baru saja keluar dari kamar mandi pun kaget atas teriakan seseorang dibawah sana. Marsha pun segera turun ke bawah.

"Mah, ada apa kok teriak-teriak?" tanya Marsha yang sudah berada di hadapan Devi.

"Kamu yang sudah menempel brosur ini!" bentak Devi yang melempar brosurnya tepat kehadapan Marsha.

Marsha yang tidak tahu akan hal itu pun, langsung mengambil brosur yang ada di hadapannya dan betapa terkejutnya ia saat membaca isi dari brosur tersebut.

Ibu yang sangat kejam nggak di rumah nggak di kantor, selalu memperlakukan anaknya seperti sampah! Mohon maaf saya mengotori kantor ini, tapi ini kenyataanya bahwa bu Devi itu sangat kejam kepada anaknya sendiri, jadi mohon untuk jauh-jauh dengannya!!

Marsha aruni.

Tulisan apa ini! ia tidak pernah menulis ini ataupun menempelnya, seburuk-buruk mamahnya ia tidak pernah sampai melakukan ini semua.

"Mah ini bu- "

"Cukup! Saya tidak mau mendengarkan penjelasan kamu!" potong Devi yang sudah sangat emosi.

Di kantornya Devi terus di gosipkan hal yang tidak-tidak karena brosur itu, sampai-sampai pegawai yang sedang bekerja pun terus saja menggosipkannya. Devi yang tadi sedang ada rapat di kantor temannya pun terkejut ketika ada sebuah brosur yang terpangpang jelas di depan pintu kantornya. Devi langsung merobek seluruh brosur itu tanpa sisa sedikitpun. Harga dirinya begitu terinjak atas perlakuan anaknya sendiri.

"Mah, tapi ini bukan Marsha yang lakuin," lirih Marsha dengan bahu yang sudah gemetar.

"Kamu ini maunya apa si! Saya sudah kasih apa yang kamu mau, tapi apa balasannya!" bentak Devi dengan raut yang sudah sangat marah.

"Mah ta- "

Devi langsung menjambak rambut Marsha dengan sangat keras, Marsha yang mendapat perlakuan itu hanya bisa menahan sakit dikepalanya.

"Mah, sakit hiks ... hikss ...," tangis Marsha yang sudah tidak kuat lagi menahan ini.

Bi Jumi yang tadi keluar sebentar untuk membeli balsem di warung sebelah pun langsung membulatkan matanya terkejut ketika bu Devi menjambak rambut Marsha begitu keras.

"Diam kamu!"

Bi Jumi yang melihat di dekat bawah anak tangga pun hanya bisa berdoa saja di dalam hati agar Marsha selalu di beri kekuatan untuk menjalani masalah ini, ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk non Marshanya.

Devi langsung membawa Marsha ke lantai atas dengan terus menjambak rambut Marsha dengan kasar. Sesampainya di kamar Devi langsung menghempaskan rambut Marsha dan langsung menguncinya dari dalam.

Marsha yang masih sakit dengan kepalanya pun hanya bisa diam sambil menangisi dirinya sendiri.

"Mah ... bukain pintunya ... hiks ... hiks ...," tangis Marsha sambil mengetuk-ngetuk pintu kamarnya.

"Bukan Marsha mah, yang lakuin ini," gumam Marsha sambil memegangi kedua lututnya untuk dijadikan bantal.

"Kenapa semuanya salahin aku untuk apa yang nggak aku perbuat hiks ...."

Marsha terus memegangi kedua lututnya sambil menahan rasa sakit kepalanya yang terus berdenyut-denyut. Marsha ingin seperti orang lain yang begitu bahagia bersama kedua orang tuanya, tidak seperti dirinya yang hanya bisa seperti ini.

Marsha ingin di peluk, di manja dan disayang mamahnya walau cuman sebentar Marsha tidak apa-apa. Marsha ingin bahagia dengan keluarganya, Marsha ingin seperti dulu yang begitu bahagia dengan kedua orang tuanya yang selalu ada untuknya. Tuhan ... apakah Marsha tidak berhak bahagia walau cuman sesaat bersama keluarganya.

Marsha yang sejak tadi belum sempat makan malam pun terus menahan perih di perutnya. Marsha tidak bisa keluar kamar karena dikunci dari dalam.

"Tahan dulu ya perut, kita puasa aja sehari ini nanti besok kita makan lagi kok," ucap Marsha berbicara sendiri sambil menahan perutnya yang begitu sangat lapar.

Marsha terus menangis di dalam kamar sembari terus memegangi kedua lututnya, sambil terus menangisi nasibnya sendiri yang begitu hancur.

Di lain tempat

"Gimana semuanya sudah kau lakukan kan dengan baik," ucap seseorang yang sedang berbicara dengan anak buahnya di sebuah gudang kosong.

"Beres bos, semuanya sudah dipasang," ucap salah satu anak buah itu.

Tawa kemenangan pun menggema di seluruh tempat gudang kosong tersebut. "Gue akan buat lo menderita Marsha," ucapnya dengan penuh penekanan dan diselingi tawa jahat.

To be continue..

Halo🙋

Karena vote dan coment kalian sangat berharga buat aku tambah semangat untuk menulis🤗💛

Ya udah segitu dulu ya bay bay👋


Salam manis
Nita yulianti

Continue Reading

You'll Also Like

683K 54K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
5.5M 373K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.3M 122K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
3.2M 265K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...