Marsha

By pelangi_pena

31.9K 1.7K 245

"BANGUN ... ANAK NYUSAHIN." "Mah... jangan... mah, Marsha minta... maaf," lirih Marsha tersedu-sedu, kala seb... More

P R O L O G
S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M
D U A P U L U H T U J U H
D U A P U L U H D E L A P A N
D U A P U L U H S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A P U L U H S A T U
T I G A P U L U H D U A
T I G A P U L U H T I G A
T I G A P U L U H E M P A T
T I G A P U L U H L I M A
T I G A P U L U H E N A M
T I G A P U L U H T U J U H
T I G A P U L U H D E L A P A N
T I G A P U L U H S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T P U L U H S A T U
E M P A T P U L U H D U A
E M P A T P U L U H T I G A
E M P A T P U L U H E M P A T
E M P A T P U L U H L I M A
E M P A T P U L U H E N A M
E M P A T P U L U H T U J U H
E M P A T P U L U H D E L A P A N
E M P A T P U L U H S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A P U L U H S A T U
L I M A P U L U H D U A
L I M A P U L U H T I G A
L I M A P U L U H E M P A T
L I M A P U L U H L I M A
L I M A P U L U H E N A M
L I M A P U L U H T U J U H
L I M A P U L U H D E L A P A N
L I M A P U L U H S E M B I L A N
E N A M P U L U H
E N A M P U L U H S A T U
E N A M P U L U H D U A
E N A M P U L U H T I G A
I N F O
E N A M P U L U H E M P A T
E N A M P U L U H L I M A
E N A M P U L U H E N A M
END

S E M B I L A N

454 33 5
By pelangi_pena

Jangan lupa vote sebelum membaca

💛Happy reading💛
.
.
.

Kehangatan dalam sebuah keluarga, adalah keinginan terbesarku~ Marsha aruni.

Hari ini Marsha datang pagi-pagi, karena ia sedang kebagian jadwal piket di kelasnya. Marsha sangat suka ketika ia kebagian jadwal piket. Entahlah, ia juga tidak tahu kenapa sangat menyukainya.

Di kelas sangat sepi, ya iyalah sepi orang masih pukul setengah 6. Marsha segera membereskan kelasnya dan menyapu. Setelah ia selesai menyapu ia langsung membuka bukunya untuk dipelajarinya sekarang.

Siswa-siswi pun mulai berdatangan, ada yang langsung masuk ada yang langsung masuk ke kelas lain, untuk bergosip. Marsha yang notabenya sangat malas untuk bergosip pun hanya diam saja di kelas sambil membaca buku.

"Ssttt"

"Sttt"

Marsha yang sedang fokus membaca pun sedikit terganggu atas suara itu.

"Stt, Sha," ucap seseorang di balik pintu.

Marsha pun menutup bukunya dan keluar menuju pintu kelas. "Ada apa Ca? tanya Marsha.

Caca menyengir. "Kelas lo udah ulangan matematika belum?" tanya Caca tanpa dosa.

Marsha menghela napas panjang, "udah, minggu kemarin," jawab Marsha datar.

Mata Caca langsung berbinar, "Soal sama jawabannya kaya gimana Sha?" tanya Caca semangat.

"Gampang ko," ucap Marsha singkat, padat dan jelas.

"Hih, gampang itu kaya gimana," ucap Caca menangisi dirinya sendiri.

"Pokoknya lo pasti bisa ngerjainnya, kalau lo mau belajar," ucap Marsha menepuk-nepuk bahu Caca dan masuk lagi ke dalam kelas.

Caca hanya bisa menghela napas panjang, usahanya untuk mencontek ke Marsha pun gagal, sudah di pastikan pasti dirinya akan masuk daftar remedial matematika minggu ini.

🌼🌼🌼

Marsha segera masuk ke ruangan bu Vivi-wali kelas XI IPA 1. Tapi, Marsha tidak sedirian di sana ada Dion juga yang berada sampingnya.

"Disini saya kumpulkan kalian berdua, karena ada hal yang saya ingin bicarakan," ucap bu Vivi membuka obrolan.

Marsha dan Dion menggangguk dan memperhatikan apa yang ingin bu Vivi bicarakan.

"Karena nilai kalian bagus setiap ulangan harian, ataupun tes jadi saya akan memasukkan kalian berdua untuk mengikuti olimpiade kimia bulan depan," jelas bu Vivi.

Marsha yang mendengar penjelasan bu Fifi langsung membulatkan matanya tidak percaya, seumur-umur Marsha tidak pernah mengikuti olimpiade-olimpiade di sekolah, Marsha hanya sering mengikuti lomba-lomba hanya di luar sekolah. Dion yang sudah biasa tentang perihal itu pun hanya memasangkan wajah datar seperti biasanya tidak ada raut kebahagiaan di sana.

"Ibu nggak salah milih kan bu?" tanya Marsha yang tidak percaya omongon bu Vivi, mungkin saja bu Vivi salah menyebutkan namanya.

"Emang ada apa Marsha? Kalau ibu milih kamu," ucap bu Vivi menegaskan.

Marsha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ini beneran kan bu, nggak mimpi?" tanya Marsha sekali lagi.

"Marsha kamu nggak suka saya masukan untuk mengikuti lomba," ucap bu Vivi penuh penekanan.

"Eh, suka-suka kok bu, tapi ya kaya nggak percaya aja gitu bu," ucap Marsha seraya menampilkan deretan gigi-gigi putihnya.

"Ya sudah kalau kalian berdua setuju, kalian harus belajar sebaik mungkin bulan ini, kalau bisa kalian berdua belajar bersama saja supaya saling mengerti dan paham," titah bu Vivi, yang dapat anggukan dari Dion.

Marsha yang duduk di samping Dion langsung meliriknya, Dion yang ditatap seperti hanya menaikan satu alisnya, Marsha langsung kembali fokus ke depan.

Gimana gue mau belajar bareng kalau orangnya aja dingin banget

"Marsha kamu dengar nggak ibu bicara!" bentak bu Vivi yang melihat Marsha melamun saja ketika ia sedang berbicara.

"Ehh, nggak kok bu saya ngedengerin."

"Ya sudah kalian bisa balik lagi ke kelas, dan jangan lupa kalian harus persiapkan diri sebaik mungkin," ucap bu Vivi, "dan kamu Marsha kamu harus belajar bersama Dion setiap harinya, dan kamu Dion harus mengajak Marsha juga untuk belajar," tambah bu Vivi.

"Iya bu," ucap Marsha dan Dion bersamaan.

Marsha dan Dion pun keluar dan menuju ke kantin, di perjalanan Marsha terus melirik Dion, Dion yang tahu Marsha terus meliriknya pun hanya acuh dan terus saja berjalan tanpa ada bicara sedikit pun.

"Mau belajar dimana nantinya?" tanya Marsha yang masih fokus ke depan tanpa memalingkan wajahnya.

"Terserah," ucap Dion dengan nada dingin seraya memasukan tanganya ke saku celana.

Marsha yang mendengar jawaban Dion menghela napas kasar.

"Gimana kalau di rumah gue aja, sepulang sekolah," tawarnya.

"Oke," jawab Dion singkat.

🌼🌼🌼

Marsha pun segera duduk di pinggir Manda dengan wajah yang cemberut. Caca dan Manda yang melihat wajah Marsha menjadi bingung satu sama lain.

"Kenapa muka lo, di tekuk gitu?" tanya Manda yang sedang memakan nasi gorengnya.

Marsha tidak menjawab pertanyaan Manda, melainkan langsung menyeruput es teh punya Caca.

Caca yang melihat es tehnya diambil pun merasa sedih.

Belum juga di minum udah di minum duluan

"Sha, lo minum es teh gue." ucap Caca histeris.

Marsha yang sedang menyeruput es tehnya dengan tenang pun tiba-tiba tersedak.

Uhuk... uhuk...

Marsha langsung menyingkarkan es tehnya dan memberikannya ke Caca.

"Sorry Ca gue nggak tahu," ucap Marsha merasa bersalah kepada Caca karena telah meminum es tehnya tanpa izin terlebih dahulu.

"Santai aja, tapi lo beliin lagi ya minumnya soalnya gue nggak punya duit," ucap Caca seraya memperlihatkan gigi putihnya.

"Oke, gue pesenin lagi." Marsha pun langsung berdiri dan menuju ibu kantin yang menjual es teh.

"Gue udah pesenin ya Ca," ucap Marsha yang sudah kembali lagi ke tempat duduknya.

"Lo, tadi di panggil kenapa Sha?" tanya Manda.

"Iya gue juga kepo tau," tambah Caca.

"Gue ke pilih olimpiade kimia," jawab Marsha yang masih tidak percaya dengan semua ini.

Manda dan Caca yang sedang memakan makananya pun langsung membulatkan matanya.

"Beneran Sha?" tanya Caca tidak percaya

"Tuhkan lo aja kaya nggak percaya, gimana gue coba," ucap Marsha lesu.

"Gue si percaya, lo kan pinter Sha," celetuk Manda yang membuat Marsha seketika menoleh.

"Pinter dari mananya coba, gue kan biasa-biasa aja," ucap Marsha yang kembali fokus ke depan.

"Lo inget waktu lo maju pas pelajaran bu Vivi, semua orang nggak mau maju kecuali lo berdua, mungkin dari situ bu Vivi udah nyimpulin kalau lo bisa kaya Dion sang jenius," ucap Manda menjelaskan.

Marsha merasa bingung, waktu di sekolahnya dulu ia tidak pernah mengikuti olimpiade seperti itu, ini pertama kalinya Marsha masuk sekolah langsung mengikuti olimpiade kimia. Padahal otaknya sangat pas-pasan tidak sejenius Dion padahal.

"Ya udah lah Sha, mungkin ini rezeki buat lo dari tuhan bisa mengikuti olimpiade. Kita-kita aja belum pernah bisa ikutan lomba kaya gituan," sahut Caca meyakinkan Marsha.

"Iya ya lah lo nggak bisa ikutan olimpiade, orang otak lo aja pas-pasan gitu," ucap Manda di selingi tawa yang sangat kencang.

"Lo juga kali ya!" kesal Caca tidak terima di bilang bodoh.

"Gue mah nggak! gue masih pinter sedikit dari lo," sinis Manda.

"Heh matematika aja lo suka di remed! Lo ngomong pinter sedikit dari gue!" ketus Caca dengan emosi.

"Gue kemarin nggak di remed, tanya aja sama Marsha? ada juga lo ya yang di remed tadi," ucap Manda menunjuk-nunjukan tanganya di depan wajah Caca.

"Apaan orang gue nggak di remed tadi," ucap Caca menjatuhkan tangan Manda dari wajahnya. Ya iya lah nggak di remed orang Caca menyontek ke Lila teman sebangkunya yang sangat pintar matematika.

"Udah lah kalian ribut aja," lerai Marsha.

Setelah itu bel masuk pun berbunyi dengan nyaring, semua orang berhamburan kembali masuk kedalam kelasnya masing-masing.

🌼🌼🌼

"Man, gue nggak bisa anter lo pulang ya hari ini," ucap Dion yang sedang berjalan di koridor atas bersama Manda.

"Lah emang ada apa Yon, lo di suruh papah lo lagi?" tanyanya.

"Nggak, gue mau belajar sama Marsha di rumahnya," jelas Dion.

Manda mengganguk paham, mungkin ini pembelajaran olimpiade untuk bulan depan.

"Oke, nggak papa kok, gue bisa pulang sendiri, ya udah gue duluan ya," ucap Manda meninggalkan Dion yang masih sendirian di koridor atas.

Dion mengangguk dan memasukan tangannya ke dalam saku celana, sembari menunggu Marsha keluar dari kelasnya. Padahalkan kelasnya sama, tapi ia tadi ingin ajak bicara Manda terlebih dahulu setelah itu ia menunggu Marsha di luar saja.

Marsha pun sudah keluar, mereka pun berjalan seiringan tanpa ada percakapan sekalipun. Sesampainya di rumah Marsha, Dion langsung memasukkan motor ninja putihnya di garasi mobil.

"Assalamualaikum," ucap Marsha dan Dion bersamaan.

Marsha segera melirik Dion dengan tajam, bisa-bisanya dia ngikutin saja omongannya dari tadi. Dion yang dilirik seperti itu langsung menghadap lurus ke depan.

"Waalaikumsalam," ucap bi Jumi yang sedang memegang komonceng. Karena tadi bi Jumi sedang membersihkan ruangan tamu, jadi dialah yang menjawabnya.

Marsha dan Dion pun segera bersaliman kepada bi Jumi.

"Non, ini siapa atuh non," ucap bi Jumi penasaran, karena sepasalnya Marsha tidak pernah membawa teman-temannya ke rumah.

"Ini teman aku bu, kenalin Yon dia ibu gue," ucap Marsha yang langsung memeluk lengan ibunya dengan sangat hangat.

Bi Jumi yang di perlakukan seperti itu merasa senang. Hati mana yang tidak senang di panggil ibu dan di perkenalkan dengan sangat hangat, padahal ia bukan ibu kandungnya yang ibu kandungnya malahan membenci anaknya sendiri, yang sangat begitu baik kepada dirinya.

"Dion teman sekelas Marsha," ucap Dion memperkenalkan diri tanpa ada senyuman sedikit pun.

"Silahkan masuk den Dion," ucap bi Jumi mempersilahkan Dion masuk.

Dion pun melangkah masuk ke sebuah ruangan yang bercat putih gading dan di tambah beberapa warna ornamen emas didalamnya, ketika ia masuk Dion sempat terpukau atas interior rumahnya yang begitu modern tapi juga sangat sederhana dengan dua lantai atas. Juga terdapat balkon yang sangat menyejukkan mata. Dion pun terlarut dengan desain interior rumah Marsha yang sangat jauh berbeda dengan rumah miliknya yang mengedepankan warna gelap yaitu warna dark grey dan putih.

To be continue..

Maaf ya, sekarang cerita Marsha hanya bisa menulis 1500 lebih kata saja, karena biasanya aku menulis 2000 kata lebih, sekarang aku kurangin dikit ya. Jangan lupa vote and comentnya💛


Salam manis
Nita yulianti

Continue Reading

You'll Also Like

183K 17.6K 25
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
225K 13.7K 32
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
426K 46.7K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
1.1M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...