ABOUT DORA [END]

By pipabee

4M 438K 33.5K

πƒπ¨π«πš π‚π‘πšπ«π’π―πš, gadis kecil belasan tahun yang mencari keberadaan ayah kandungnya seusai ditinggalka... More

Prolog
AD-01
AD-02
AD-03
AD-04
AD-05
AD-07
AD-08
AD-09
AD-10
AD-11
AD-12
AD-13
AD-14
AD-15
AD-16
AD-17
AD-18
AD-19
AD-20
AD-21
AD-22
AD-23
AD-24
AD-25
AD-26
AD-27
AD-28
AD-29
AD-30
AD-31
AD-32
AD-33
AD-34
AD-35
AD-36
AD-37
AD-38
AD-39
AD-40
AD-41
AD-42
AD-43
AD-44
Final Cast
AD-45
AD-46
AD-47
AD-48
AD-49
AD-50 (END)
EPILOG
ANNOUNCEMENT

AD-06

109K 11.2K 351
By pipabee

_______________

"Perpisahan pastilah menyakitkan, karena itu merupakan kewajaran"
-Dora
_______________

6. Kepergian Ayah

-o0o-

Dora merebahkan badannya di atas ranjang tempat tidur. Ia memejamkan kedua matanya perlahan-lahan, menikmati semilir angin lalu yang lewat melalui celah-celah kecil jendela dan ventilasi kamarnya.

"Fyuh..."

Tok Tok Tok

Baru saja Dora ingin beristirahat, terdengar ketukan pintu kamar membuat Dora terkejut, ia bangkit dari ranjang tempat tidurnya lalu berjalan gontai menuju pintu.

Ceklek

Terlihat pria paruh baya dengan kemeja putih dan jas hitam yang menempel ditubuhnya, menatap Dora. Ya, dia adalah Ayah Dora. Dora mempersilahkan ayahnya untuk masuk ke kamar.

Ayah Dora mengajak Dora untuk mengobrol di balkon kamarnya. Dora mengikutinya dari belakang. Keduanya duduk di balkon yang menghadap langsung ke sebuah taman di mansion itu.

"Ayah rapi banget, mau kemana?" Tanya Dora membuka pembicaraan.

"Lho kan ayah mau pergi sekarang, sayang," jawab Ayah Dora sembari mengusap lembut pipi Dora.

"Ha? Sekarang kok gak ngomong sih?" Dora mengerucutkan bibirnya. Ayah Dora yang merasa gemas dengan putrinya, mengacak rambutnya sambil terkekeh.

"Sini duduk sama ayah, sebelum ayah pergi."

Dora menurutinya lalu duduk tepat di sebelah ayah Dora. Dora memeluk erat tubuh ayahnya dari samping, sementara ayahnya mengusap-usap surai panjang miliknya.

"Padahal Dora baru ketemu ayah gak nyampe satu hari, eh-taunya ayah mau pergi," eluh Dora bersandar di bahu ayahnya.

"Maafkan ayah ya, ayah janji perginya tidak lama." Dora menatap kedua mata ayahnya untuk mencari kebohongan, namun ia tidak mendapatkannya.

"Nanti Dora kesepian," ujar Dora.

"Kan masih ada enam laki-laki tadi yang mau jaga Dora," sahut Ayah Dora menatap lekat manik mata putrinya.

"Mereka gak jahat kan?" Ayah Dora menggelengkan kepalanya.

"Udah sana ganti baju, mau nganter ayah ke bandara gak?"

Dora mendengar itu, segera beranjak lalu berlari menuju walk in closet yang sudah disediakan untuknya.

"Jangan lari, nanti jatuh," tegur ayah. Dora mendengar itu hanya mengacungkan jari jempolnya.

Dora mengganti pakaiannya dengan hoddie berwarna putih polos, serta celana panjang berwarna hitam yang ia padukan dengan sneakers berwarna putih. Sementara rambutnya hanya ia ikat asal.

Dora memang tidak suka fashion, menurutnya yang penting nyaman dan bisa dipakai. Setelah selesai mengganti pakaiannya, ia menyambar tas selempang nya dan segera turun menemui ayahnya.

"Nah, perfect," ujar Dora pada dirinya sendiri ketika melihat penampilannya.

Sesampainya di lantai bawah mansion, Dora melihat ada 2 koper besar yang dibawa oleh bodyguard-bodyguard ayahnya. Ia juga melihat ayahnya sedang mengobrol serius dengan orang kepercayaannya yakni om Levi.

"Ayah, Dora udah siap."

Suara Dora mengalihkan perhatian dua orang dewasa itu yang tengah berbicara serius. Dora yang merasa diperhatikan, hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eh-Dora ganggu ya?"

"Engga kok,"
"Sini sama Om Levi ya, ayah mau ke dalam bentar ambil berkas," ucap Ayah Dora.

Sepeninggalan ayahnya, Dora merasa canggung. Karena ini pertama kalinya ia berinteraksi langsung dengan orang kepercayaan ayahnya.

"O-om," panggil Dora gugup. Sementara Levi hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Gak jadi deh." Sungguh Dora saat ini tengah mengalami masa-masa mati topik.

"Jangan panggil om napa, berasa udah tua aja padahal masih jomblo," ujar Levi tiba-tiba. Membuat Dora menganga.

"Emang ya, orang-orang penghuni mansion ini aneh-aneh semua," gumam Dora.

"Aneh gimana?" Tanya Levi.

"Y-ya aneh gitu, kemarin Dora kira Diego orangnya cuek tapi ternyata diam-diam menghanyutkan ..."

"Terus kemarin juga, Dora kira Om Levi orangnya irit bicara tapi ternyata cerewet," ujar Dora sambil tersenyum lebar.

"Gak juga kok, betewe jangan panggil om dong."

"Terus mau dipanggil apa, OM?" Tanya Dora menekan kata Om.

"Panggil kak atau apalah, mas juga boleh," balas Levi mengedipkan sebelah matanya.

"Idih ... pengen dipanggil mas, padahal juga bukan suami Dora," sahut Dora.

"Emang manggil mas harus ke suami?"

"Enggak juga sih, tapi menurut Dora kata sapaan mas cocoknya buat suami Dora kelak," kata Dora.

"Ya udah, mau jadi istri Levi enggak?" Tanya Levi menggoda.

Bugh

Satu pasang sepatu bermerk mahal, mendarat sempurna di kepala Levi. Membuatnya kesal, padahal baru saja ia akan menggombali anak majikannya.

"JANGAN MAU JADI ISTRINYA TUH KECEBONG, OMONGANNYA ITU BULLSHIT SEMUA," teriak Kevan dari kejauhan sambil menenteng sepatu sebelah yang ia lemparkan tadi.

"Bukan kecebong, buaya dodol," tegur Hasbi dari belakang Kevan disusul empat laki-laki lainnya.

"KEVAN HASBI!!"

"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?" Tanya Ayah Dora yang tiba-tiba muncul.

"Eh-enggak ada apa-apa kok, yah," jawab Dora sembari sesekali melirik sinis ketiga laki-laki yang ribut tadi.

"Bohong, tadi si lepi-lepi ngelamar Dora," sentak Nakula, membuat Levi menatap tajam ke arahnya.

"Apa benar itu, Levi?"

"Cuma berjanda, pak," balas Levi gentle.

"ANJIR BERJANDA, TYPO LO MERUSAK MARTABAT," teriak Kevan sambil tertawa terbahak-bahak. Sementara Levi hanya menghembuskan napasnya kesal.

"Sudah-sudah ayo berangkat," ajak Ayah Dora.

Saat ini mereka tengah berada di perjalanan menuju ke bandara. Keenam laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah, menggunakan motor. Sementara Ayah Dora dan Levi menggunakan mobil khusus. Dan Dora hanya menumpang di motor Diego karena paksaan Hasbi.

Sesampainya di bandara, seluruh pasang mata memperhatikan mereka. Dora yang merasa tidak nyaman, hanya meremas ujung hoddie dengan tatapan mata ke arah ubin lantai bandara.

"Jangan nunduk, seorang ratu tidak pantas menunduk." Dora mendengar suara Varo, mendongak lalu mengangguk.

"Ra, tau gak kenapa mereka memperhatikan kita?" Tanya Gara, Dora menggeleng.

"Karena kita tampan," bisik Nakula tepat di telinga Dora.

"Kan cowok, pastilah tampan. Kalo cowok cantik itu baru gak wajar," ujar Dora polos, membuat mereka tertawa kecuali Diego yang sibuk dengan ponselnya.

"Bener juga sih," sahut Levi di belakang mereka.

"Dora," panggil ayah, membuat mereka semua menghentikan tawanya dan langkahnya.

"Iya ayah."

"Sampai sini aja ya nganter ayah, Selama ayah pergi harus nurut sama mereka. Percaya sama ayah, mereka tidak akan pernah menyakitimu..." ayah menghela napasnya sebentar.

"Ayah pergi ya, sebentar saja," pamit Ayah Dora. Setelah mengucapkan kalimat perpisahan itu, tangis Dora pecah sejadi-jadinya.

Ayah Dora membawa Dora ke dekapannya. Mengecup ujung kepala Dora berkali-kali sembari mengucapkan kata maaf. Dirasa tenang, Dora menguraikan pelukannya.

"Makasih udah mau jadi ayah Dora, walau cuma sehari," ujar Dora tersenyum miris.

Cup

Ayah Dora mengecup kedua mata Dora yang basah terkena air mata. Sementara keenam laki-laki dan Levi hanya bisa tersenyum tipis melihat perpisahan antara anak dan ayahnya yang baru saja dipertemukan.

"Dora ikhlasin ayah pergi, asalkan tidak pergi ke surganya Allah," ujar Dora tersenyum lebar, namun tetesan air mata tidak pernah berhenti untuk tidak mengalir.

"Ayah sayang Dora," ucap ayah sembari mengecup singkat kening Dora.

"Dora lebih sayang ayah."

To be continued...

-o0o-

Pict motor yang dipakai keenam laki-laki tampan tadi>


Hai, jumpa lagi. Umm-- mau curhat sebentar, kenapa setiap mau nge-up cerita pasti langsung ngelag wpnya, sad bangett 😭

JANGAN LUPA VOTE+COMMENT+SHARE

Continue Reading

You'll Also Like

101K 5.8K 57
PART MASIH LENGKAP! JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ *** Auva Ileana, seorang gadis cantik yang mengagumi Alvan, wakil ketua geng Bradiz serta an...
11.1K 1.3K 23
Sebenarnya tidak ada yang special dari cerita ku ini, tapi jika kamu penasaran akan ku ceritakan semua tentang ku di sini. Sebuah kisah yang ku tuli...
290K 16.3K 35
TAHAP REVISI Kenakalan remaja? Bukan sesuatu yang aneh untuk dilakukan. Meski sedikit berlebihan hingga harus terus bergonta-ganti sekolah, itulah y...
6.5M 278K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...