"Njir," gumam Aldo setelah mendengar perkataan Rania. Aldo juga tidak mau mati muda.

"Sini," ucap Rania sembari menarik lengan Aldo dengan kuat.

Aldo terkejut, ia lalu terduduk dihadapan Rania.

Rania segera mengusap-usap bagian perut Aldo yang tadi ia sikut. "Ini, kan?"

Aldo mengerutkan dahinya, ia kemudian menganggukan kepalanya.

"Masih sakit?" tanya Rania dengan khawatir.

Aldo kembali menganggukan kepalanya, ia lalu memegang lengan Rania dan mengarahkan ke punggungnya. "Pijitnya disini," ucapnya dengan lembut.

Rania mengikuti perkataan Aldo, kedua tangannya mulai memijit dan sesekali mengusap punggung sang suami.

"Udah enakan?" tanya Rania, lagi.

Aldo menggelengkan kepalanya. "Kurang kerasa, lu deketan dikitlah."

Rania mengerutkan dahinya, ia kembali mengikuti perintah Aldo.

Setelah Rania lebih dekat dengannya, Aldo segera menggendong tubuh Rania dan mendudukkan Rania diatas kedua pahanya.

"Hah!" pekik Rania dengan terkejut, kedua matanya terbelalak sembari menatap Aldo dengan tajam.

Sedangkan Aldo, ia tersenyum sembari menatap Rania sejenak. "Pijitin lagi," bisiknya.

Rania masih membeku diposisinya, sedangkan Aldo langsung memeluk erat tubuh Rania dan menyembunyikan wajahnya didada Rania.

*Ilustrasi..

*Ilustrasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aldo.." bisik Rania.

"Ehm.."

"Do, lu ngapain?"

"Dingin, Ran." bisik Aldo.

"Dih, boong lu." gumam Rania.

Rania kemudian menekan kedua bahu Aldo, berusaha mendorong tubuh kokoh tersebut. "Aldo, gue mau tidur!"

Aldo lalu mendongakkan kepalanya, menatap wajah Rania. "Ran, lo sama Bella bahas itu mulu."

Rania mengerutkan dahinya, "apaan?"

"Itu.. e.. anu," balas Aldo.

Rania mencebikkan bibirnya. "Ya.. trus kenapa?"

"Sama bang Randi juga," lanjut Aldo.

Rania menaikkan sebelah alisnya, ia lalu menganggukan kepalanya. "Emang kenapa?"

"Padahal kita ga pernah gituan," ucap Aldo.

"Trus.. lu ga seneng?"

"Ya engga lah, kan itu fitnah." balas Aldo.

"Jadi, lo mau ngapain? Marah?"

"Ya lakuin dong, kan biar ga jadi fitnah lagi." balas Aldo, membuat Rania mengerjapkan matanya.

"Lo gila?!"

"Emang ga boleh? Kan kita udah sah juga," ucap Aldo.

"Gak! Gue masih mau kuliah, anjir."

"Tapi.. kita nikah udah lama loh," protes Aldo.

Rania kemudian mendorong kedua bahu Aldo dengan kuat, "sana lu!"

Aldo semakin erat memeluk tubuh Rania. "Sekali aja, Ran."

"Enggak, anjir!" tolak Rania.

Aldo lalu mendorong tubuh Rania, membuat Rania berbaring. Kedua tangan Aldo memeluk tubuh Rania dengan erat, kepala Aldo terletak didada Rania.

"Aldo!"

"Oke, gue mau tidur." ucap Aldo dengan pelan.

Rania perlahan menaikkan kedua alisnya, ia melirik ke arah wajah Aldo. Terlihat Aldo mulai tertidur.

Rania meneguk salivanya, satu tangannya mengusap-usap rambut Aldo sejenak. "Sorry," gumamnya.

"Hm," balas Aldo.

"Tunggu gue wisuda aja," ucap Rania.

"Kelamaan," balas Aldo.

"Ya.. trus gimana dong?" tanya Rania.

"Hm.. mau ga mau, ya.. tetep gue tunggu." ucap Aldo, ia kembali terlelap.

Rania tersenyum setelah mendengar perkataan Aldo.

Setelah beberapa lama, mereka berdua tertidur dengan pulas dengan posisi yang sama.

*Ilustrasi..

*Ilustrasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now