67

31.1K 3.7K 2.2K
                                    

Haiiiiiii!!!
Apa kabaaaarrrrrr???

Maaf baru bisa update lagi hehehe

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMEN DI SETIAP KALIMAT YANG ADA DI PART INIIIIIII!!!!

Yuuuk, bisa, yuuuk 3k votes dan 3k komentar lagiiiii.



- selamat membaca -



Rumah. Pukul 20.00 wib.
      Rania duduk di sofa yang berada di ruang tv lantai dasar sembari memeluk kedua kakinya. Sedangkan Aldo masih sibuk dengan kerjaannya di kamar.

"Nyonya mau makan apa?" tanya Pelayan yang baru saja menghampiri Rania.

Rania menggeleng tanpa mengatakan apapun.

"Dari sore Nyonya belum ada makan apa-apa, loh," ucap Pelayan lain dengan nada khawatir.

Rania menoleh ke arah beberapa Pelayan didekatnya. "Saya lagi nggak nafsu makan," ucapnya.

"Makan dikit aja, Nyonya."

Rania kembali menggeleng. "Mual," ucapnya dengan pelan.

Tiba-tiba terdengar suara langkah dari tangga, membuat tatapan para Pelayan teralihkan dari Rania.

"Kenapa?" tanya Aldo kepada para Pelayan setelah ia menghentikan langkahnya didekat Rania.

"Nyonya belum makan apa-apa dari tadi sore, Tuan."

Aldo beralih menatap Rania. Cowok itu lalu duduk disebelah sang istri sembari mengusap lembut punggungnya.

"Masih mual?" tanya Aldo dengan lembut.

Rania hanya mengangguk.

Aldo kembali menatap para Pelayan yang masih berdiri dihadapannya. "Yaudah, kalian balik aja dulu ke dapur."

"Baik, Tuan."

"Permisi, Tuan, Nyonya." Setelah mengucapkannya, semua Pelayan segera melangkahkan kakinya menuju dapur, meninggalkan Rania dan Aldo berdua di ruang tv.

"Do," panggil Rania dengan suara pelan.

"Hm? Mau apa?" tanya Aldo masih dengan nada lembut.

"Tolong ambilin minyak kayu putih," ucap Rania sembari menunjuk botol minyak kayu putih yang berada diatas meja dihadapan mereka.

Aldo segera mengambil dan memberikannya kepada Rania. "Nih," ucapnya.

Rania menerimanya lalu mulai menghirup aroma minyak tersebut untuk beberapa saat. "Makasih," ucapnya kemudian.

"Kamu nggak laper?" tanya Aldo.

Rania menggeleng.

"Nggak pengen makan apa-apa?"

Rania lagi-lagi menggeleng.

"Makan nasi dikit?"

"Hfftttt-" Rania segera menutup mulutnya dengan telapak tangan, menahan muntah. Kemudian ia beranjak dari sofa dan melangkah cepat menuju kamar mandi yang berada di dapur.

Aldo yang panik langsung mengikuti langkah sang istri dengan tak kalah cepat.

"Rania?" panggil Aldo dengan perasaan khawatir.

Setelah masuk ke kamar mandi, Rania langsung menutup pintu dengan cukup keras dan melepaskan rasa mualnya disana.

"Huek!"

Berapa lama menunggu, akhirnya Rania keluar dengan wajah yang kini tampak lelah dan basah.

"Udah mendingan?" tanya Aldo. Tangannya kini mengusap lembut punggung Rania.

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang