Sampaikan Salamku pada Orang Tuamu

60 12 2
                                    

Sejujurnya aku mulai kehabisan kata untuk menuliskan perjalanan cinta. Namun, aku takingin semua ini usai terlalu dini. Karena dengan berakhirnya tulisan ini, berakhir pula aku yang terus berusaha menyadarkanmu akan perasaanku. Sedangkan dengan menulis ini, aku bisa bebas mengekspresikan rasa. Meski tetap saja kamu tidak pernah mengetahui dan menyadarinya.

Bicara mengenai kita, rasanya sebelumnya kita belum pernah membahas perihal orang tuamu. Kamu belum pernah bercerita tentang ayah dan ibumu, atau tentang adik-adikmu, atau tentang sepupumu. Atau mungkin tentang paman dan bibimu, atau keluarga besarmu. Selama ini, kamu belum pernah bercerita tentang mereka walau hanya sekali saja. Mungkin kamu lupa atau karena ada begitu banyak hal aneh yang kita bahas saat sedang saling bertukar pesan sehingga kita memang tidak pernah mengangkat topik ini sebagai bahan cerita.

Jadi, bagaimana jika aku menitipkan salam untuk orang tuamu? Bersediakah kamu menyampaikannya? Ah, aku tahu kamu mungkin ragu. Apa yang akan kamu jawab jika mereka bertanya siapa yang mengirimkan salam itu. Benar bukan? Kita bahkan belum pernah bertemu. Bagaimana mereka bisa mengenalku? Kamu pun pasti tidak pernah menceritakan perihal aku pada keluargamu, kan? Atau mungkin belum?

Tidak masalah. Aku sendiri pun belum banyak menceritakan perihal kamu pada keluargaku. Hanya sebatas aku mengenal seseorang yang begitu keren sepertimu. Sampai rasanya aku menjadi orang yang paling beruntung karena bisa sedekat ini denganmu. Aku tidak bisa berlama-lama menceritakan kamu di depan keluargaku karena aku yakin wajahku akan bersemu merah setiap kali menyebut namamu. Jadi, bukan ide yang bagus menceritakan detail tentangmu jika aku takingin ketahuan semua keluargaku bahwa aku memiliki perasaan ini.

Seandainya kamu bersedia menyampaikan salamku pada orang tuamu, kamu bisa katakan apa saja tentang diriku. 'Ada teman dunia maya yang menitipkan salam pada Ayah dan Ibu', misalnya. Atau, kamu juga bisa mengatakan, 'Ada seseorang yang tidak ingin kusebutkan namanya menitipkan salam pada Ayah dan Ibu'.

Ah, aku ini kenapa, sih. Entah apa saja yang kusarankan tentang jawabanmu ketika ditanya perihal aku. Tentulah kamu punya jawaban yang lebih baik dari sekadar saran anehku. Namun, tidak apa jika kamu tak berniat menjelaskan perihal aku. Menjelaskan perihal kita memang sedikit rumit. Perkenalan dan pertemanan kita juga sedikit rumit. Apalagi perasaanku padamu, itu sangatlah rumit.

Bagaimanapun, sungguh, tolong sampaikan salamku pada orang tuamu. Katakan saja dari seseorang yang berharap suatu hari bisa bertemu dengan mereka. Mencium punggung tangan mereka dan menantikan puncak kepalaku disentuh oleh tangan mereka. Atau merasakan hangat peluk ibumu yang menyambutku. Atau senyum ramah ayahmu saat melihat kedatanganku.

Ah, maaf. Lagu-lagi aku berkhayal terlalu jauh. Sedang pertemuan kita pun aku masih belum mengetahui kapan pastinya. Entah kapan aku bisa datang ke kotamu. Atau kamu yang datang ke kotaku. Kalau aku benar-benar datang ke sana, apa kamu mau menjemputku di bandara? Menyambutku dengan senyum yang sama indahnya seperti di foto profilmu. Aku janji, aku pasti akan langsung mengenalimu meski sebelumnya hanya melihat dari foto saja. Aku ini cukup ahli dalam mengingat wajah seseorang.

Setelah kita saling pandang untuk pertama kalinya dan merona bersama, kedua orang tuamu akan menginterupsi dengan dehaman kecil dan memutus pandangan mata kita. Lalu kita akan sama-sama menggaruk tengkuk karena rasa malu dan canggung. Ah, sudahlah. Membayangkan bisa bertemu denganmu itu terlalu mendebarkan. Terlalu indah jika tidak menjadi kenyataan. Jadi, cukup sampai di sini saja. Esok-lusa jika Tuhan mengizinkan, aku pasti akan sungguh bisa bertemu denganmu bukan? Sekarang, tolong sampaikan lebih dulu pada orang tuamu perihal salamku. Kelak saat waktunya tiba, aku pasti akan bisa berkenalan langsung dengan mereka. Tentunya jika memang kita benar diizinkan bersama.

***

Halo semuanya. Wah, masih setia membaca sampai part ini. Terima kasih banyak sudah mau selalu mengikuti cerita ini. Terima kasih untuk dukungannya. Saya menyayangi kalian semua.

~Salam cinta tanpa syarat, Leci Seira 💞

Untuk Seseorang yang Belum Pernah Kutemui [Sudah Terbit] (New Cover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang