Impianku dan Impianmu

310 40 0
                                    

Salah satu hal yang membuatku nyaman mengobrol berlama-lama denganmu meski hanya lewat chat adalah kamu yang selalu mampu membawa obrolan kita pada rasa nyaman. Entah mengapa, apa pun topik yang tengah kita bahasーmeski tak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan kita, jika itu bersamamu, semuanya jadi lebih indah dan menyenangkan.

Kamu selalu mampu membuatku taksabar membalas pesanmu. Meski sering kali aku hanya membalasnya dengan emoticon saja. Aku selalu merasa bahagia karena kamu mau berlama-lama berbalas pesan denganku. Aku tahu kamu orang yang sibuk. Namun, kamu tetap saja mau meladeni aku yang lebih sering membahas hal yang tak terlalu penting sebenarnya.

Sesekali, kita memang pernah membicarakan tentang mimpi kita. Mimpiku dan mimpimu. Meski kamu tak menyadari bahwa sebenarnya aku ingin kita mewujudkan mimpi itu bersama. Tidak apa-apa. Aku akan menyimpan mimpi ini dahulu. Mungkin, suatu hari Tuhan akan mengizinkanku mewujudkannya bersamamu. Saat tiba waktunya kita saling dipertemukan. Saat aku bisa melihat wajahmu secara langsung. Saat aku bisa menatap senyummu secara langsung.

Berbicara mengenai mimpi, salah satu mimpi terbesarku sebagai penulis adalah bisa memiliki klub penggemarku sendiri. Bukan berniat untuk menyombongkan diri, tetapi aku hanya ingin memiliki sahabat yang selalu bersedia mendukungku. Sahabat yang selalu bersedia menjadi pembaca karyaku. Seperti yang waktu itu kita bicarakan.

Ah, pasti akan sangat keren jika suatu hari aku bisa memanggil orang-orang yang membaca karyaku dengan sebutan SeiraAsa. Entah kapan, memang, hal itu akan terjadi, tetapi bermimpi dahulu tidak masalah, kan?

Bicara soal klub penggemar, kamu pasti sudah tahu kalau aku ini salah satu penggemarmu. Terlepas dari apakah aku penggemar pertamamu atau tidak. Ah, rasanya tidak mungkin aku yang pertama. Kamu ini, kan, sangat populer. Pasti sebelum aku sudah banyak orang yang mengagumimu dan memutuskan untuk jadi penggemarmu. Benar, kan?

Waktu itu, kamu mengatakan tentang impianmu. Impian  kita. Eum, maksudku, impian kita yang sama-sama ingin mempunyai klub penggemar suatu hari nanti. Kalau kamu, aku yakin dalam beberapa waktu ke depan, kamu pasti bisa mewujudkannya. Namun, kalau aku sepertinya masih membutuhkan banyak waktu. Mengingat aku ini belum menjadi penulis hebat sepertimu. Masih jauh, malah.

Tak apa. Cukup menjadi penggemarmu saja aku sudah bahagia. Soal nanti adanya klub penggemarku sendiri, suatu hari pasti aku bisa mewujudkannya. Kamu yang selalu mengatakan itu. Jadi, aku percaya. Suatu hari, orang-orang akan membuat akun media sosial dengan nama pengguna SeiraAsa. Hah, pasti saat itu aku akan bahagia sekali.

Ah, iya, kamu belum menentukan nama klub penggemarmu, kan? Waktu itu aku sudah mengatakan padamu untuk segera membuatnya. Aku harap, kamu sudah punya satu nama yang ingin kamu gunakan. Dan, kamu masih ingat, bukan? Jika nanti kamu resmi memiliki klub penggemar, aku yang akan jadi orang pertama masuk ke klub itu. Aku pasti akan mengajak banyak sekali orang untuk menjadi penggemarmu.

Jangan khawatir. Mereka semua pasti tak akan keberatan untuk itu. Kamu itu keren. Jadi, tanpa diminta pun, pasti orang-orang akan langsung mengagumimu. Aku tidak bercanda. Dan, kamu harus percaya dengan apa yang aku katakan ini.

***

Halo, semuanya. Saya terus berterima kasih kepada kalian yang selalu bersedia membaca cerita ini. Terima kasih tak berujung untuk yang selalu meringankan hati mem-vote dan mengomentari cerita ini. Semoga kalian semua selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan. Saya menyayangi kalian semua.

~Salam cinta tanpa syarat, Leci Seira 💞

Untuk Seseorang yang Belum Pernah Kutemui [Sudah Terbit] (New Cover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang