ESCAPE | 9

56.2K 2.6K 160
                                    

Aku sampai di Apartemen yang aku tinggali sekitar jam tujuh malam karena aku pergi salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Las Vegas sebelum nya. Hanya berjalan - jalan, tanpa berminat membeli apapun, walaupun aku sangat suka melihat tas keluar baru dari Louis Vuitton, tapi aku sama sekali tidak membawa uang.

Uang hasil ku menjadi pelacur dan bagian ku saat membuat kesepakatan dengan Luke?

Aku hanya memakai nya jika aku sangat membutuhkan nya. Uang nya ada di lemari pakaian ku, dan jumlah nya lumayan banyak, walaupun itu baru setengah dari perjanjian. Bagimana dengan uang yang sepenuh nya? Aku yakin akan bingung bagaimana menghabiskan nya.

"Savy aku pulang!"

Aku tanpa mengetuk pintu Apartemen ku langsung masuk ke dalam karena aku mempunyai key card nya. Aku langsung duduk di sofa dan menyelonjorkan kaki ku yang pegal karena terlalu banyak berjalan.

Savy keluar dari dapur masih dengan celemek dan pisau yang dia pegang. Aku tau hobi nya sekarang salah satu nya dia gemas memasak. Dia menghampiri ku dan tersenyum.

"Akhirnya kau pulang juga, Barbara! Kau tau aku kesepian tadi malam karena tidak ada yang mengajak ku keluar." Kata Savy lalu duduk di sebelah. "Bagimana kencan mu dengan CEO Styles itu?" Tanya nya sambil menangikkan alis nya menggoda beberapa kali.

"Lelah, aku harus bersikap sopan dan bertata krama di depan orang tua dan kakak nya." Aku bangkit dari duduk ku menuju kamar tidur ku dengan Savy yang mengikuti ku di belakang. "Dan itu bukan kencan, Savy!"

"Tapi kau di bawa ke depan orang tua nya! Apa dia ingin hubungan yang serius dengan mu?!" Pekik Savy girang lalu melemparkan pisau yang di pegang nya ke belakang, sehingga bunyi benda jatuh di lantai berdengung.

Aku menghela nafas ku karena Savy seperti nya semangat sekali. "Dia hanya bermain - main dan tak pernah serius. Sekarang aku harus mandi, karena aroma badan ku rasa nya sudah tidak enak!"

Savy menopang dagu dengan sebelah tangan nya dan melihat ke atas seolah - olah sedang berfikir. "Benarkan seperti itu? Padahal ku lihat dia sangat ramah."

Aku mendorong Savy keluar kamar ku. "Ya kelihatan nya." Kata ku cuek tidak perduli. "Ambil pisau mu lagi, jangan membawa benda tajam keluar dari dapur Savy."

"Ugh Baiklah Barbs, aku baru membeli Aroma therapy baru, kau bisa memilih aroma yang kau suka."

"TERIMA KASIH!" Kata ku berteriak dari dalam kamar mandi.

Aku segera melucuti pakaian ku dan mengisi bath up dan memasukkan Aroma Therapy cair, rasanya otot - otot badan ku kaku semua, apalagi sekitar leher. Aku akan berendam sekalian berfikir rencana ku untuk kabur ke depan nya. Aku tau pasti dengan ku kabur ada resiko nya, tapi aku harus mencoba.

***

Aku masuk ke dalam kamar ku dan mengunci nya cepat dengan tergesa - gesa. Aku baru selesai makan malam dengan Savy, karena aku tidak tahan dengan bujukan makanan yang terhidang di meja makan sangat mengundang rasa lapar ku. Aku pun makan tidak sampai lima belas menit, dan Savy yang melihat ku makan bingung karena aku makan cepat sekali. Tadi dia juga sedikit curiga karena aku terlalu terburu - buru ingin ke kamar.

"Mana ponsel mana." Aku mencari ponsel ku tapi tidak menemukan nya, aku lupa menaruh nya dimana.

Seketika aku langsung menepuk kening ku. "Kan masih di dalam clutch ku!"

Aku langsung keluar kamar mengambil clutch ku yang masih ada di sofa. Aku berjalan pelan dan mata ku berbinar saat melihat clutch ku masih ada di atas sofa. Aku segera mengambil nya dan ingin masuk ke dalam kamar. Tapi aku langsung terpekik kaget melihat Savy yang berdiri di hadapan ku sambil meminum susu nya. Dia mengenakan masker wajah.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang