EPILOG OF ESCAPE

42.4K 2.2K 499
                                    



Karena Chapter Harry's POV udah abis, nah sekarang balik ke Barbara's POV dan epilog. Soalnya Harry's POV emang gue persembahin untuk dua chapter terakhir.

P.s buat yang suka baca Teenfiction bisa cek works gue, gue bikin cerita abal untuk yang sekian kalinya judulnya "MATURITY" semoga bisa menceritakan anak ESEMA bgt yang break the rules.

Happy Reading!

***

Debur ombak di pantai dan suara burung camar terus terdengar. Aku melangkahkan kedua kakiku mendekat ke bibir pantai dan dengan sengaja kakiku menyentuh air laut. Suasana yang sangat damai dan tenang ini sedari lama yang aku inginkan akhirnya terwujud. Harapan-harapan yang sempat aku inginkan memang tidak semuanya menjadi kenyataan, tapi dua dari harapan yang aku inginkan menjadi kenyataan. Menikah dengan orang yang ku cintai dan mengadakan pesta di pinggir pantai.

Ya, pesta di pulau pribadi milik Harry. Bisa di bayangkan uangnya tidak akan habis sampai seratus tahun kedepan. Keluarga besar dan teman dekat ia undang kemari dan menginap di penginapan yang sudah di sediakan.

Kemarin adalah pernikahan yang paling menakjubkan dalam hidupku. Dimana Harry benar-benar membuat semua orang terpesona karena berani memdeklarasikan rahasianya saat bertemu denganku di hadapan semua tamu. Bagaimana bisa, Harry yang hanya menampilkan ekspresi datar dan berkata dingin pada seseorang yang tidak di anggapnya penting, menjadi stalker yang kadang masih membuatku merinding. Aku tidak ingin menceritakan hari pernikahanku, karena itu sangat-sangat memalukan, dimana Harry di tantang untuk mengeluarkan rayuannya sampai aku benar-benar terharus sekaligus menangis.

Aku merasakan perasaan hangat saat merasakan kedua tangan seseorang melingkari pinggangku. Bau badannya yang sudah sangat ku hafal setiap kami melakukan aktifitas panas.

"Kenapa kemari? Masih banyak keluargaku yang ingin bertemu denganmu." Bisiknya di telingaku, kemudian ia mencium pipiku. Sejak kapan Harry yang sering berwajah datar dan dingin menjadi begitu hangat san romantis sekarang? Sejak mengetahui aku hamil dia selalu berkata lembut dan selalu sabar menghadapiku.

Aku memejamkan mataku dan menikmati angina laut yang berhembus menerpa wajahku. "Sepupu-sepupumu itu menyebalkan, terutama Luke, ia pasti yang memberitahu semua anggota keluargamu bahwa aku hamil." Balasku yang membuat Harry semakin mengeratkan pelukannya.

Harry menyandarkan dagunya di bahu kananku, dadanya menempel erat di punggungku memberikanku rasa nyaman. "Kau tahu sifat aslinya sekarang, ia memang tidak bisa menjaga mulutnya."

"Ya, kau benar. Rasanya aku ingin membencinya, tapi aku tidak mau wajah anakku mirip dengannya, huh."

Harry tertawa karena perkataanku. Memang, jika seorang wanita sedang hamil dan membenci seseorang, sembilan puluh persen anak yang di kandungnya saat dewasa wajahnya akan mirip dengan orang yang di bencinya, dan aku tidak mau hal itu terjadi pada bayiku.

"Aku malah membayangkan anak-anak kita yang akan lahir dengan perpaduan wajahku dan dirimu."

"Ya, aku ingin mempunyai anak perempuan yang mempunyai mata hijau sepertimu, pasti dia akan cantik sekali."

Aku memutar badanku sehingga berhadapan dengan Harry dan melingkarkan kedua tanganku di lehernya. Aku menatap Harry dengan tersenyum sedangkan ia memberikanku seringaiannya yang menyebalkan.

"Setelah pesan ini, aku mau hadiah, Barbara. Seperti yang kau janjikan sepulang dari rumah sakit." Ucap Harry di depan bibirku. Aku memberikan janji itu dua minggu yang lalu setelah aku pulang dari rumah sakit.

Aku mengecup pipi Harry pelan. "Kau pikir aku bisa menolakmu, sayang?"

Untuk pertama kalinya aku memangil Harry seperti itu dan malah justru kedua pipiku yang memerah karena malu. Dia malah tersenyum kesenangan.

ESCAPEWhere stories live. Discover now