ESCAPE | 4

73.5K 3.1K 129
                                    

Aku di tarik paksa oleh Harry dan jalan dengan cepat dengan terseok-seok berusaha menyeimbangkan langkahku, karena aku tidak mau jatuh dengan heels yang sedang ku pakai.

Aku terlihat seperti orang bodoh yang mengikutinya pergi, sedangkan dia menarik tanganku. Aku juga melihat Ashton dan Calum yang sama sekali tidak protes saat aku keluar di tarik oleh Harry, entah dia ingin membawa ku kemana.

Harry mendorong ku masuk ke dalam mobil BMW berwarna metaliknya. Lalu, dia menyuruh supirnya untuk jalan. Mobil ini ada pembatas di antara kursi penumpang dan pengemudinya, dan semuanya terlihat mewah dan berkelas.

Apakah aku sudah bebas? Sepertinya sudah keluar dari kandang macan dan masuk ke dalam lubang buaya.

Aku melihat keluar mobil, melihat bangunan-bangunan yang masih ramai beraktifitas tengah malam seperti ini, termasuk toko-toko dan pub sekitar.

"Kau ingin membawa 'ku kemana?" Akhirnya aku bersuara juga.

Aku menoleh untuk melihat wajah Harry walaupun gelap di dalam mobil ini. Tapi, aku melihatnya menyeringai padaku. Lebih tepatnya seringai menggoda.

"Tenang Barbara, kau akan menyukainya. Hanya tunggu saja," balas nya lalu menarik pinggul 'ku agar mendekat ke arahnya.

"La..lu bagaimana dengan Luke?" tanyaku pelan sambil berusaha mendorongnya agar menjauh dari ku. Tapi, kurasa yang aku lakukan hanya sia-sia.

"Barbara...." Dia memanggil namaku seperti membelainya, membuat aku merinding astaga! "Aku sudah menyewamu, dan Luke menyetujuinya."

Aku mulai takut dengan Harry. Takut karena bisa saja aku jatuh ke dalam pesonanya. Aku tau tipikal pria di dunia bisnis. Uang, tahta dan wanita. Uang Harry pasti banyak, tahtanya pasi tinggi dan wanitanya pasti dimana - mana. Mengingat dia mempunya daya tarik yang tinggi.

"Kau tidak akan melakukan yang macam - macam pada 'ku kan?" tanyaku ragu - ragu padanya.

Aku mendengar tertawa kecil. "Memang nya apa yang kau inginkan saat kita sampai nanti?" Okay. Aku bertanya kenapa dia bertanya balik.

"Tidak tau," jawabku tanpa minat.

"Kalau begitu tunggu saja."

Aku mulai menikmati perjalanan ini bersamanya. Jarang - jarang aku bisa menaiki mobil sebagus ini dalam seumur hidupku. Walaupun aku merasa sedikit was - was berada di dekatnya, tapi aku mulai tertarik dengannya. Tak memungkiri kalau aku akan jatuh dalam pesonanya nanti.

Harry juga sedikit - dikit meremas pinggulku dan aku mulai merasa gelisah.

Aku melihatnya mengeluarkan sebotol martini dari sampingnya dan dua gelas.

"Kau ingin minum?" tanyanya sambil memberikan 'ku segelas martini.

Karena tak sopan jika aku menolak, aku menerimanya, "Terima kasih."

Aku dan Harry meminumnya dalam diam. Aku hanya minum satu gelas, sedangkan aku melihat Harry meminum sampai tiga gelas dan sepertinya dia tidak mabuk sama sekali.

Mobil yang 'ku tumpangi dengan Harry masuk ke dalam pelataran parkir sebuah Apartemen.

Harry menarikku keluar dari mobil nya dengan cepat dan dia menyuruh supirnya untuk pulang. Harry tidak sabaran saat memencet tombol di lift, aku melihat kalau dia memencet tombol dengan lantai paling atas. Apa jangan - jangan dia punya penthouse?

Pintu lift terbuka dan Harry langsung mendorong bahuku untuk masuk ke dalam. Kebetulan saat lift terbuka kosong, dan sekarang hanya ada aku dan Harry.

Aku melihat kedua mata Harry yang berwarna hijau emerald yang terlihat sayu dan tajam memandangiku. Harry mengurungku dengan kedua tangannya di pojok lift.

ESCAPEWhere stories live. Discover now