Tak peduli lagi dengan ocehan cewek itu, Eva langsung melewatinya begitu saja dan segera berlari ke lapangan. Tindakannya itu membuat Adam segera memanggil namanya agar tak ke lapangan. Tapi Eva tak bisa. Sahabatnya sedang dalam bahaya!

Apalagi ketika melihat Yana ada di sana dengan raut cemas yang tak dapat ditutupi. Dari posisinya berada Eva dapat mendengar percakapan Yana dengan Ana dan Riska membicarakan Uma yang tadi ditarik oleh Rehan.

Flashback on

"Kak Arta berhenti!! Gak usah egois kenapa sih!" Eva yang baru sampai segera memisahkan Arta dari Adam sebelum baku hantam benar-benar terjadi.

Kepalan Arta di balik saku celana makin mengeras. Wajahnya memerah karena emosi. "Lo siapa berani teriak ke gue?" Bagaimana egonya tidak tersentil? Selama ini ia sangat dihormati dan disegani. Jangankan murid TB, anggota Kompeni yang terkenal kebringasannya saja merunduk takut terhadapnya.

"Lupa posisi lo apa?" lanjutnya.

Bukan karena diksi yang ia pilih, tapi karena aura pekat yang mengelilinginya benar-benar membuat lawan menciut sebelum berperang. Keturunan dari Arif Wijaya, pendiri Kompeni ini seolah mengaliri darah Raja, si penguasa yang tak terkalahkan.

Eva menatap balik mata cowok itu. Mempertahankan diri dengan bersitatap cukup lama, melawan ketakutan dengan diri sendiri. Tangannya di bawah sana mengepal erat menutupi gemetar hebat yang tak kunjung berhenti. "Terserah! Ayo, Dam!"

"Berani lo ikut dia tau sendiri akibatnya," ancam Arta tak main-main.

Namun Eva tak terpengaruh. Meski tak dapat terpungikiri bahwa nyalinya menciut dan jiwa raganya diselimuti ketakutan, Eva melawan itu semua dengan mempertahankan pendirian. Pergi bersama Adam tanpa meninggalkan sebait kata.

Tindakan teramat fatal yang memancing iblis untuk keluar setelah lama tidur. Perintahnya ditentang. Untuk yang ke-dua kali Arta merasa egonya disentil dari sumber yang sama.

"Lo emang perlu dikasih tau supaya paham kalo gue gak sebaik itu memberi ampunan."

Flashback off

Dan sekarang? Hanya karena Eva tak menuruti kemauan Arta, mereka mengambil Uma untuk dijadikan korban selanjutnya? Bola mata Eva mamanas dengan pandangan memburam karena berkaca-kaca. Kenapa Arta kejam sekali terhadapnya?

Bersusah payah Eva menembus kerumunan untuk mendapat posisi paling depan. Umpatan dan makian Eva terima karena tindakannya yang langsung menyerobot tempat padahal datang terakhir. Akhirnya justru ia terhimpit di tengah-tengah orang berbadan besar hingga Eva merasa tulangnya terasa remuk. Sangat menyesakkan. Apalagi terik matahari menyengat seluruh insan yang berada di bawahnya.

Suasana yang awalnya berisik tiba-tiba menjadi hening seketika karena Rehan bersuara dengan setengah berteriak.

"Di depan seluruh siswa dan siswi Taruna Bangsa! Apakah kalian semua yang ada di sini siap menjadi saksi?"

"SIAP!!" Seluruh orang yang ada di lapangan berseru menggumamkan kata "siap" hingga menggema di lapangan yang luas ini.

"Hari ini gue resmi mengklaim Shouma, cewek dari kelas 11 IPA 2 sebagai cewek gue!"

"HAH?!"

"Waterpark, Men!"

"Omg!!"

Ketua OSISOù les histoires vivent. Découvrez maintenant