8

1.8K 264 58
                                    

Minggu, 05 Maret 2023

***

Akhirnya Eva bersama teman-temannya dapat menikmati bekal istirahat kali ini tanpa takut diganggu oleh hantu Qotsa lagi. Mereka memakan dengan lahap lauk seadanya tersebut. Sesekali bertukar lauk satu sama lain hingga sangat banyak sekali beraneka ragam lauk di atas piring.

Mengenai air minum Eva yang habis dipakai untuk menyembur Melly tadi, ia menggantinya dengan mengambil air galon yang ada di ruang OSIS. Bersama Ana pergi ke sana karena ternyata air cewek itu hanya tinggal setengah dan dia juga ingin memenuhkannya lagi.

"Ehm. Lain kali kita bisa kali ya bikin video mukbang bareng hahaha. Liat nih makanannya banyak banget," celetuk Riska sambil menggigit sotong yang ada di tangannya.

"Eh, iya ya?" Uma mengangguk setuju. Gadis manis itu meminum minumannya sebelum lanjut bicara. "Bisa kali dipost ke YouTube. Siapa tau viewers-nya jadi banyak. Bisa dapet duit deh," girang cewek itu.

"Hehe, tidak semudah itu ferguso!" komentar Ana.

"Pertama kita gak punya kamera buat bikin videonya. Kedua gak punya laptop buat editnya. Ya kali semuanya di hape. Ngebug kentang gue!" Yana berseru.

"Gue ada laptop," tukas Eva. Hanya mengingatkan kalo ia punya benda itu.

"Laptop ada, kamera nggak ada," balas Yana tak mau kalah. "Kalo videonya pake laptop, buriq. Kalo pake hape, ngebug. Kalo kameranya bagus, hasilnya juga bagus. Jadi tuh ada lah daya tarik orang buat mampir nonton gituu."

"Omong-omong spanduk peraturan kok bisa ancur parah gitu ya?" gumam Uma mengingat spanduk peraturan sekolah yang berdiri pada setiap sudut tempat sekolahan ini hancur entah siapa pelakunya. Entah digigit atau diapakan sampai bisa bolong-bolong.

Eva menjentikkan jari yang mana kuah yang menempel pada jari itu jadi muncrat ke wajah Yana yang duduk di hadapannya.

"Anjim!" kaget Yana dan sontak memejamkan matanya.

"Heh!" Eva jadi ikut kaget dan teman-teman yang lain pun ikut kaget jadinya. "Ampun dah, gak sengaja gue, Na. Maaf-maaf," serunya meminta maaf sambil tertawa ngakak yang tak bisa ia tahan. Kenapa jadi nyembur begini hah?!

"Gue tadi tuh cuma mau bilang. Pas Uma ngomong soal spanduk tadi gue langsung keinget niat gue dari kemarin. Jentikin jari tuh refleks aja, gak tau kalo bakal nyiprat ke elo. Maaf, Na, maaf!" Permintaan maaf tak pernah absen, tapi Eva tak jua menyudahi tawanya yang justru semakin menjadi.

Tak hanya Eva yang tertawa, yang lain pun sama. Menyisakan Yana dengan muka jengkelnya. Namun akhirnya ia tak tahan dan ikut tertawa keras juga.

"Abis ini kita ke kelas Ninda, ya? Bahas buat bikin spanduk yang baru lagi."

Pas, 'kan? Ninda adalah anak kelas 11 IPA 1. Ia merupakan sekre di OSIS.

Eva Ketosnya, Yana bendaharanya. Cocok sekali membahas masalah ini dengan mereka.

⋆•・ั⋆ᩡ🌸ꦿᩡ⋆・ั•⋆

Hanya tersisa beberapa orang saja di dalam kelas 11 IPA 1 itu. Wajar saja sih, saat ini masih waktunya istirahat dan memang biasanya anak-anak akan keluar dari kelas sekedar refreshing berjalan-jalan mengelilingi TB yang besarnya 80,1 he. Biasanya menggunakan kendaraan. Parkiran yang disediakan pun sangat banyak, tergantung gedung mana yang dipakai untuk belajar.

"Kemana Ninda, Put?" tanya Eva pada Putra yang diam di kelas menyalin catatan.

"Kantin kayaknya sama temen-temennya tadi. Soalnya gue kek denger mereka pada ngomong laper gitu."

Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang