19

915 128 21
                                    

Selasa, 05 Maret 2024

Jam 3 sore WIB

⋆•・ั⋆ᩡ🌸ꦿᩡ⋆・ั•⋆

Selamat membaca❤❤

Adam dan Eva baru saja selesai ke kelas-kelas yang memiliki anggota OSIS di dalamnya untuk mengumumkan rapat yang akan mereka selenggarakan.

Saat ini tujuan mereka adalah kantor majelis guru untuk menemui guru pembimbing. Namun secara tak sengaja bahu Eva ditabrak lumayan keras hingga tubuhnya termundur beberapa langkah. Ia menoleh pada pelaku dan mengernyit ketika mengetahui Uma orang yang barusan menabraknya.

Kepala Eva memandang sekeliling. Ada urusan apa Uma di sini?? "Lo ngapain keluyuran sampai sini, Ma?"

Uma meringis pelan. Gadis manis itu menggeleng. "Gue nggak papa, Va," katanya dengan napas yang putus-putus serta wajah yang memucat.

Belum sempat Eva menjawab, tapi Uma sudah lebih dulu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi membuat Eva diselimuti rasa heran teramat sangat.

"Mau sampai kapan lo diem di situ?" teguran Adam membuat Eva tersadar. Bahkan cowok itu sudah berjalan lebih dulu meninggalkannya.

Eva mengangguk dua kali sebagai isyarat bahwa ia akan segera menyusul. Namun baru beberapa langkah ia ambil, Eva menemukan Rehan yang tengah keluar dari balik lorong perbelokan, tempat yang sama dari munculnya Uma.

Kernyitan di dahi Eva semakin tampak nyata ketika melihat cowok itu menyeringai ke arahnya. Mendadak perasaan Eva memburuk. Kenapa ia merasa bahwa seringai itu ada hubungannya dengan Uma yang tadi tampak ketakutan?

Eva segera menggeleng berusaha menepis pemikiran buruknya. Tidak mungkin.

***

Baru saja OSIS hendak dikumpulkan, secara tiba-tiba lapangan Taruna Bangsa mengheboh. Hal yang membuat Adam mengepalkan tangan karena kesal. Semenjak adu cekcok dengan Kompeni tadi, Adam seperti punya dendam kesumat pada mereka. Si haus perhatian yang sok berkuasa. Kerjanya hanya cari tenar dan mengganggu project OSIS!

Sama halnya dengan Adam, begitu pun Eva yang menatap lapangan dengan jengah. Itu murid-murid TB kenapa juga mereka meladeni? Mengendik acuh, Eva dan Adam kompak mengkoordinir seluruh OSIS untuk segera masuk ke ruangan agar tak termakan sensasi Kompeni itu.

Tiba-tiba saja entah datang dari mana geng Qotsa sudah ada di sini dan menghampiri Eva dengan gaya mereka yang angkuh seperti biasa. Awalnya Eva hendak abai sampai suara Melly benar-benar mengalihkan dunia Eva dari semuanya.

Melly mendekat dan berbisik tajam di telinga Eva yang hanya setinggi dagunya itu. "Temen sebangku lo buat salah apa sampai digeret ke tengah-tengah Kompeni?"

What?! Eva menoleh pada Melly yang sedang tersenyum miring ke arahnya. "Lo jebak temen gue ya?!" tuduh Eva langsung saat melihat senyuman jahat terpatri di wajah cewek itu.

Seketika itu Melly membelalakkan matanya. "Siapa? Gue?! Dih! Gak sudi gue main rendahan kayak gitu! Kalo emang gue mau nge-bully, gue bisa bully dia pakai tangan gue sendiri!" geram Melly menggebu-gebu. Ia tak tahu apa-apa tiba-tiba saja dituduh. Siapa yang tak emosi?!

Ketua OSISWhere stories live. Discover now