27. Sahabat jadi Cinta?

511 180 261
                                    

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi beberapa detik yang lalu. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas masing-masing setelah merapikan alat tulis mereka yang berantakan sehabis belajar. Tak terkecuali Zefanya dan Nabila. Mereka berdua juga sedang merapikan alat tulis dan memasukkannya ke dalam tas sekolah mereka. Setelah rapi, mereka pun keluar dari kelas menuju gerbang sekolah.

"Ze, lo pulang sama siapa? Ryan?" tanya Nabila memecah keheningan diantara mereka.

"Iya," jawab Zefanya.

"Lo pacaran sama Ryan?" tanya Nabila. Pasalnya ia selalu melihat keuwwu an antara Zefanya dan Ryan ketika mereka berdua bersama. Jadi tak salah kan kalau ia menanyakan ini? Jiwa keponya sudah tak bisa dibendung lagi.

"Pacaran?" ulang Zefanya, ia mencoba meyakinkan dirinya kalau ia tak salah dengar.

"Iya."

"Ya enggaklah!" jawab Zefanya santai, ia terkekeh pelan.

"Lo suka sama dia? Kalian saling mencintai?" tanya Nabila lagi. Sudah ia bilang bukan? Jiwa keponya tak bisa terbendung lagi. Kalau ia tak bertanya sekarang, maka malam ini ia yakin ia tak bisa tidur. Yah, begitulah ketika Nabila kepo. Bawaannya selalu ingin tahu masalah orang.

"Suka? Hahahaha." Zefanya tertawa sangat keras.

"Lah, kenapa lo?" tanya Nabila bingung.

"Hahahaha."

Bukannya menjawab pertanyaan Nabila, Zefanya malah mengencangkan suara tawanya.

"Hih!! Jan ngadi-ngadi ya lo!" Nabila mulai panik ketika Zefanya tertawa sangat kencang. Mana mereka berada di koridor sekolah yang sudah sepi lagi. Bisa saja kan, Zefanya ini kerasukan setan? Hih, membayangkannya membuat Nabila merinding sendiri.

Zefanya yang melihat Nabila mulai merasa ketakutan pun mengubah suaranya menirukan suara kunti.

"Hihihihihiiiiii, ngikkk."

Buk!!

Nabila menabok lengan Zefanya ketika mendengar Zefanya menirukan suara kunti yang menurut Nabila sedang bengek. Bukannya merasa seram, Nabila malah ketawa ngakak ketika melihat muka Zefanya yang kesal karena ia tabok tadi. Lagian si, suka banget nakutin Nabila. Kan jadi kena tabok.

"Mampuss!!!"

"Njirr, lo nabok gak pelan-pelan," sungut Zefanya.

"Mana ada orang yang nabok pelan. Dasar sinting!!!"

"Kalau gue sinting, ko lo mau temenan sama gue? Jauh-jauh sana, husss huss." Zefanya menggerakkan tangannya seperti mengusir kucing.

"Eh, enggak ko. Gue bercanda, pissss!!" Nabila mengangkat kedua jarinya membentuk V.

"Lagian, gue nanya serius lo malah ketawa. Kan gue jadi kesel," lanjut Nabila membela dirinya.

"Iya, maaf. Abisnya pertanyaan lo unfaedah banget tau gak?"

"Ko gitu si? Kasih tau lah, gue kan kepo," bujuk Nabila pada Zefanya.

"Gue gak suka sama Ryan. Kami cuman sahabatan aja, gak lebih."

"Tapi ko, kalian berdua selalu uwwu sih. Kek orang pacaran aja. Kan gue jadi berpikiran lain."

Tak salah kan Nabila berkata begitu? Seluruh siswa di sekolah ini, jika melihat Ryan dan Zefanya bermesraan pasti akan berpikiran yang sama kan dengannya? Siapa pun yang melihat itu pasti akan salam paham menilainya.

"Uwwu bukan berarti harus pacaran Na," jawab Zefanya.

"Bener juga sih. Terus, lo sukanya sama siapa?"

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang