12. Pasar malam

482 235 85
                                    

"Ternyata, buat lo bahagia itu mudah ya. Cuman dikasih boneka aja udah seneng banget."

-Alfarel Sanjaya-

°°°°°

Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka pun sampai di pasar malam. Disana terdapat banyak permainan, mulai dari komedi putar, kora-kora, bianglala, rumah hantu, dan masih banyak lagi.

Tatapan Zefanya tertuju ke arah boneka beruang beukuran sedang yang berada di stand permainan lempar gelang. Alfarel yang melihat itu tersenyum kecil, ia pun langsung menarik tangan gadis itu menuju stand permainan lempar gelang.

"Mas, satu permainan ya."

"Oke, selamat mencoba," ucap mas penjaga stand sambil menyerahkan tiga karet gelang kepada Alfarel.

Alfarel pun menerimanya, ia mulai mencoba melempar karet gelang yang ada di tangannya. Lemparan pertama dan kedua memang melesat, tapi pada lemparan terakhir Alfarel berhasil memenangkan permainan itu.

"Selamat, mau hadiah yang mana?" tanya mas penjaga stand.

"Itu." Alfarel menunjuk boneka beruang yang diinginkan Zefanya dari tadi.

Penjaga stand menyerahkan boneka beruang itu ke arah Zefanya.

"Makasih mas," ucap Zefanya, ia merasa senang.

Jelas saja Zefanya merasa senang. Boneka yang diinginkannya sejak tadi akhirnya berada di pelukkannya. Boneka itu berwarna coklat muda, dengan pita kotak-kotak dilehernya.

"Makasih Al." Zefanya tersenyum senang.

"Ternyata, buat lo bahagia itu mudah ya. Cuman dikasih boneka aja udah seneng banget," batin Alfarel.

"Seneng banget dapet boneka dari pacar," goda Alfarel.

"Terserah," balas Zefanya cuek, ia malah asik berbicara dengan boneka itu.

Alfarel yang melihat itu merasa gemas, ia pun mengacak rambut gadis itu pelan.

"Ih, jadi berantakan kan," kesal Zefanya.

"Sini gue rapiin." Alfarel mendekat memajukan badannya. Tangannya terulur merapikan rambut gadis itu yang tadi sempat ia berantakin. Setelah rapi, ia pun mengikat rambut gadis itu.

"Kok diikat?" tanya Zefanya bingung.

"Biar tambah cantik."

"Gombal," dengus Zefanya.

"Serius," bantah Alfarel.

Ketahuilah, Alfarel mengucapkannya dengan jujur. Zefanya memang cantik
dengan rambut yang terurai, tapi akan jauh lebih cantik kalau rambutnya diikat.

"Terserah," cuek Zefanya, pandangannya tertuju ke arah bianglala.

"Kenapa?" tanya Alfarel ketika mengetahui arah pandangan gadis itu.

"Gue mau naik itu." Zefanya langsung menarik tangan Alfarel tanpa persetujuan cowok itu.

Alfarel yang ditarik hanya bisa mengikuti gadis itu, ia terkekeh geli. Setelah memesan tiket, mereka berdua pun naik bianglala. Zefanya melihat ke luar jendela, ia berdecak kagum saat melihat pemandangan dari atas bianglala.

"Indah benget," gumam Zefanya yang masih bisa di dengar oleh Alfarel.

"Lo suka?"

"Gue suka," seru Zefanya antusias.

"Lo pernah kesini?"

"Pernah, tapi udah lama banget. Soalnya gue jarang keluar malem."

"Pernah? Sama siapa?" tanya Alfarel penasaran.

"Sama sahabat gue."

"Nabila?"

"Bukan."

"Terus?"

"Dulu, gue punya sahabat cowok. Kami sahabatan dari kecil. Kami saling menyayangi. Tak pernah terpisahkan. Tapi.." Zefanya menggantungkan ucapannya.

"Tapi?" Alfarel semakin penasaran.

"Tapi suatu hari dia pindah ke Australia, karena papanya dipindah tugaskan disana. Mau gak mau, dia harus ikut papanya ke sana."

"Terus?"

"Sebelum berangkat ke Australia, dia pernah janji sama gue." Zefanya lagi-lagi menggantungkan ucapannya.

"Janji apa?"

"Katanya, suatu hari nanti dia bakalan balik nemuin gue." Zefanya
mengucapkannya sambil tersenyum. Ia mengingat kenangan manis dulu saat bersama sahabatnya.

"Lo cinta sama dia?"

Gimana nih sama part ini? Suka gak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana nih sama part ini?
Suka gak?

Btw, aku sengaja gantungin ceritanya, supaya kalian jadi penasaran sama kelanjutannya.

Hehe, jangan marah 😂

Seperti biasa, jangan lupa kasih vote sama coment sebanyak-banyaknya.

Sampai ketemu di part selanjutnya💕

Salam pena,
tiaa

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang