11. Rasa

521 247 67
                                    

"Maafin gue."

-Alfarel Sanjaya-

°°°°°

Zefanya sedang menunggu Alfarel di teras rumahnya. Malam ini, Alfarel
mengajaknya pergi ke pasar malam. Ya, setelah Alfarel pulang dari rumah sakit. Malamnya, ia langsung mengajak Zefanya ke pasar malam. Dengan alasan sebagai ucapan terima kasih, karena Zefanya sudah bersedia menemaninya di rumah sakit.

Awalnya Zefanya menolak. Tapi sekali lagi, karena sahabatnya yang kelewat sinting, ia berakhir menerima ajakan Alfarel. Nabila selalu beralasan "Ini kesempatan emas, buat bikin Alfarel jatuh cinta sama lo." Zefanya yang mendengar itu hanya bisa menurut, karena tak ingin berdebat. Ia berfikir, perkataan Nabila ada benarnya juga. Dan ia pun mengiyakannya.

Deru motor Alfarel membuat Zefanya tersentak kaget, ia pun langsung berlari kecil menuju gerbang rumahnya. Alfarel tersenyum saat melihat Zefanya. Matanya meneliti penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Zefanya terlihat cantik malam ini, dengan penampilan sederhananya

Gadis itu memakai baju kaos putih polos dibaluti jaket levis berwarna biru muda, celana panjang levis berwana biru muda dan sepatu kets berwana putih. Dengan perpaduan make up tipis di wajah gadis itu dan rambutnya yang terurai, menambah kesan dewasa di wajahnya.

"Kenapa? Ada yang salah ya sama penampilan gue?" tanya Zefanya ketika melihat Alfarel menatapnya tanpa berkedip.

"Lo cantik."

"Makasih." Zefanya tersenyum tipis.

"Yuk berangkat!" ajak Alfarel, ia memakaikan helm ke kepala gadis itu.

"Ayo naik!" lanjutnya.

Mendengar itu, Zefanya langsung naik ke atas motor Alfarel, ia langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Alfarel tanpa disuruh.

"Ciee, yang udah berani meluk," goda Alfarel.

"Apasih, ayo jalan!" decak Zefanya, ia menyenderkan kepalanya ke punggung Alfarel. Dalam hati, ia menyumpah serapahi Nabila, sahabatnya itu selalu menyuruhnya seenaknya. Tapi demi untuk memenangkan permainan ini, ia pun
melakukannya. Walaupun dalam hati merasa keberatan.

Alfarel yang mendengar itu terkekeh pelan, ia pun langsung melajukan motornya menjauhi pekarangan rumah Zefanya.

Sudah 25 menit perjalanan, tetapi tidak ada yang memulai percakapan.

"Ze?" panggil Alfarel membuka pembicaraan.

"Hmm," guman gadis itu.

"Gue boleh nanya gak?"

"Apa?"

"Kalo seandainya lo di jadiin mainan sama orang yang lo cintai, apa yang bakal lo lakuin?"

"Pergi dari kehidupannya."

"Kenapa?"

"Karena gue benci di jadiin mainan." jawab Zefanya tersenyum miring.

Sebenarnya ia tau kemana arah pembicaraan Alfarel.

"Kalau dia minta maaf, lo bakal maafin gak?"

"Pasti gue maafin."

"Tapi...."

Zefanya sengaja menggantungkan kalimatnya. Ia hanya ingin tau respon dari Alfarel.

"Tapi apa?" tanya Alfarel penasaran.

"Gue gak bakalan mau balikan sama dia lagi."

"Kenapa?"

"Kok lo nanya kek gini sih?" pancing Zefanya.

"Ya.... gue iseng aja."

"Lo gak berniat buat jadiin gue mainan lo kan?" tanya Zefanya sok polos.

"Enggak kok," sangkal Alfarel.

"Bohong," batin Zefanya.

"Bagus deh, kalau itu terjadi. Gue balakan pergi jauh dari lo."

Alfarel menghela nafas pelan, mengapa perasaannya menjadi tak karuan saat mendengar perkataan Zefanya barusan? Seharusnya ia merasa senangkan? Sebentar lagi ia akan terlepas dari permainan konyol ini. Akan tetapi, mengapa hatinya tak ingin melepaskan gadis itu? Ia merasa tidak ingin jauh-jauh dari Zefanya.

Alfarel tak mengerti dengan dirinya sendiri. Sementara otaknya berkata senang, tapi hatinya berkata lain. Benarkah ia mulai jatuh cinta dengan Zefanya? Jika ia, Alfarel tak akan melepaskan gadis itu begitu saja. Jika Zefanya memilih pergi jauh darinya, maka ia akan memilih mendekatinya.

Tapi sebelum itu terjadi, ia akan memastikan perasaanya terlebih dahulu. Jika benar ia mencintai Zefanya, maka ia bertekad akan membuat gadis itu berbalik mencintainya. Sehingga tidak ada yang akan merasa kehilangan dan saling meninggalkan. Dan jika ia terbukti tidak mencintai Zefanya, ia yang akan meninggalkan gadis itu.

"Maafin gue," batin Alfarel merasa bersalah.

Hai, gimana sama part ini? Gaje ya? Iya, tau kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, gimana sama part ini?
Gaje ya? Iya, tau kok.
Mohon dimaklumi ya, soalnya aku gak tau mau nulis apa lagi.

Kalau kalian gak suka sama cerita aku,
Gak usah di baca ya.

Seperti biasa, jangan lupa kasih vote sama coment sebanyak-banyaknya.

Sampai ketemu di part selanjutnya💕


Salam pena,
tiaa

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang