47. Satu Tahun Kemudian

Start from the beginning
                                    

"Udah, Sayang. Ada di tas aku, ambil aja di jok belakang, untuk kliping bab tiga kita belum buat, nanti kita selesaikan. Terus juga untuk review materi bab dua ada yang kurang, nanti kita tambahkan," sahut Raka sambil memberikan ponselnya kepada Ivy.

Raka itu memang sering menitipkan ponsel ke Ivy, sampai-sampai kadang kebawa pulang sama Ivy. Ivy yang sering membuka ponsel Raka pun sama sekali tidak membuat masalah, Raka setia, dan Raka tidak pernah mendua. Banyak pesan masuk dari perempuan lain, namun sekadar pesan tentang menanyakan tugas atau lainnya, tak ada maksud lain.

"Aku foto pakai handphone kamu, ya, Beb? Terus nanti aku post di instagram, boleh kan?" izin Ivy kepada Raka.

Walaupun Raka selalu mengizinkan Ivy membuka apapun, membalas pesan siapapun, mengunggah apapun di ponselnya, Ivy rasa ia harus tetap izin. Privasi seseorang itu berbeda-beda, walaupun Ivy pacarnya, Raka masih dan harus mempunyai privasi sendiri, yang sama sekali tidak boleh Ivy ganggu gugat.

Raka tersenyum, mengacak rambut Ivy dengan lembutnya. "Apa yang enggak buat kamu sih, Sayang?"

Ivy yang mendengar kata-kata tersebut langsung membuka ponsel Raka, menekan beberapa angka sebagai password. Tanggal jadian, memang satu hal yang alay dan terkesan sangat bucin, namun Raka dan Ivy menyukainya. Jadi, jangan mengejudge, ya.

Ivy tersenyum, niat untuk foto Ivy urungkan saat muncul ide baru, live instagram sepertinya jauh lebih seru dan menantang.

Ivy memencet tombol mulai dan langsung mengarahkan kamera ke arah Raka. "Aku live instagram boleh kan, Sayang?" tanya Ivy membuat Raka mengalihkan pandangannya, padahal izinnya foto dan publish saja.

"Boleh."

***

Lain tempat, lain suasana, lain orang, lain kejadian. Saat tadi Ivy bersama Raka dan kebahagiaannya di Semarang, saat ini adalah saatnya Ravin bercerita, Ravin bersama semua yang tengah terjadi di Jakarta.

"Sayang, hitungan kamu ini gak balance, loh. Masih banyak yang salah, coba hitung lagi, deh." Seorang gadis yang memakai seragam putih abu-abu berbicara dengan Ravin, mengingatkan Ravin bahwa hitungan pria itu salah, tidak balance sama sekali.

Ravin yang sedang menatap wajah gadis itu terkekeh kecil, gadisnya ini sangat suka mengomel, memarahi Ravin setiap harinya kalau hitungan tidak balance, labanya tidak sesuai, untungnya tidak sesuai, dan lain sebagainya.

"Ya emang gak balance, Sayang. Kan yang balance cuma sayangku ke kamu. Jika liabilitas ditambah ekuitas sama dengan aktiva, maka aku ditambah  kamu sama dengan kita." Ravin sekarang tambah bucin, tambah pandai menggombal. Ravin sekarang jauh lebih manis saat mendapatkan tambatan hati yang baru.

"Bening, Ravin! Lo pada gimana, sih? Hitungan kita gak balance, malah pada ngegombal, cepet selesaikan!" Aksa merecoki hubungan Bening dan Ravin yang sedang menatap manis dengan gombalan sederhana, bisa-bisanya di saat tugas menumpuk mereka malah bucin.

Ya, benar. Semenjak kejadian itu, Ravin semakin membuka diri, menerima apapun yang terjadi, mulai menerima Bening dan melupakan Ivy, karena percuma saja. Tidak mendapatkan restu orang tua itu berat masalahnya. Ravin rasa ia memang tidak berjodoh dengan Ivy.

Lantas jika ada yang bertanya bagaimana dengan Kayla? Gadis itu marah, sangat marah, tidak mau berkumpul dan bertemu lagi dengan Bening serta Ravin. Kedua orang itu perlu Kayla jauhkan dari Ivy. Ravin yang tidak setia, dan Bening yang mencari kesempatan untuk pindah posisi, munafik.

Saat pertama kalinya Kayla melihat Bening dan Ravin bergandengan tangan, Kayla langsung menampar pipi Bening saat itu juga, menyadarkan Bening bahwa Ravin dan Ivy sudah berjanji. Seharusnya Bening tahu itu, dan tidak membuat semuanya jadi tambah berantakan.

"Sirik aja lo! Makanya kalau punya cewek tuh yang bisa diajak romantis, jangan marah-marah mulu kerjaannya," cibir Ravin tak suka dengan sifat Kayla, Kayla yang hanya bisa marah-marah tanpa mengerti perasaan Ravin.

Ya, walaupun Ravin tahu kalau itu semua karena Kayla menjaga perasaan Ivy, namun rasanya tidak pantas saja.

***

Hai, Guys! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam untuk kalian semua yang baca cerita ini!

Gimana sama part di atas? Gak nyangka, kan? Sama aku juga asksk

Semoga tetap suka, ya💗

Tim Ravinivy apa Rakaivy?

Tim Ravinivy apa Ravinbening?

Siapa yang salah dan gak setia sebenarnya?

See you di beberapa part menuju ending!

Xoxo,

Luthfi Septihana🌹

MIPA VS AKUNTANSIWhere stories live. Discover now