7. Anastasya Shena Adipati

608 57 2
                                    

Hai aku kembali lagi(^^)

Happy reading (^^)

***

Anastasya Shena Adipati, gadis cantik dengan kepandaian di atas rata-rata ini sedang menikmati segelas kopi setelah bertemu dengan mata kuliah yang membuatnya pusing. Waktu masih menunjukkan pukul empat sore di London, Inggris.

Gadis tersebut membuka ponselnya dan melihat isi pesan seseorang, Vanya.

Tante Vanya: Natasya sibuk? Ada yang mau tante omongin sama kamu, bisa?

Anastasya Shena: Bisa, Tante. Ada apa?

Tante Vanya: Ini soal Ivy, dia kemarin gak dapet peringkat di sekolahnya. Tante takut masa depan dia suram, Sya. Kamu bisa bilangin ke Ivy supaya rajin belajar gak? Kalo tante yang bilang yang ada dia marah.

Anastasya Shena: Nanti Natasya coba bilangin Ivy ya, Tante. Semoga Ivy paham.

"Lagi-lagi masalah Ivy," gumam Anastasya.

Anastasya langsung berusaha mencari kontak Ivy, ia mengetikkan beberapa pesan kepada sepupunya itu.

Anastasya Shena: Vy lo sibuk gak? Gue mau ngomong sama lo

Sylvia Ivy: Yang ada gue yang nanya, lo sibuk gak? Kan lo yang kuliah anjir, gue mah santuy aja.

Anastasya Shena: Gue gak sibuk, bisa video call?

Sylvia Ivy: Video call aja.

Anastasya langsung memencet tombol video call kepada Ivy.

"Hai, Vy!" sapa Anastasya.

"Natasya anjir! Gue kangen banget sama lo! Lo kapan balik sih?" terkam Ivy kepada Anastasya. Ya, Anastasya memang sering dipanggil Natasya oleh keluarga.

"Kalo liburan gue balik kok," jawab Anastasya apa adanya. "Di sana jam berapa?"

"Jam sepuluh malem. Tumben lo video call gue, ada apa? Gue ngerasa ada yang aneh deh."

Anastasya tersenyum tipis mendengar dugaan sepupunya. "Gapapa sih. Oh iya, lo udah ambil raport 'kan?" Anastasya berbicara seolah-olah sedang biasa saja, padahal ia diperintahkan oleh Vanya.

"Oh gue paham sekarang, mamah suruh lo bilangin gue supaya gue rajin belajar?" Gotcha! Tebakan Ivy benar-benar damagenya bukan main.

"Vy, walaupun Tante Vanya gak nyuruh gue supaya ngasih tau ke lo, lo harus tetep belajar yang rajin. Masa depan lo ada di diri lo sendiri. Lo jangan berharap sama orang tua lo, mereka emang dokter tapi lo gak bisa bergantung mulu sama mereka. Takdir lo sama mereka itu beda, Vy." Anastasya mulai menceramahi sepupunya itu.

"Nah, bener apa yang lo omongin. Takdir gue sama orang tua gue itu beda, Sya. Orang tua gue dokter, keluarga gue dokter, siapa tau gue bukan dokter, iya kan? Tapi nyatanya apa? Mereka semua maksa gue supaya jadi dokter, mereka semua maksa gue supaya melakukan sesuatu hal yang gak gue sukai."

Ucapan Ivy membuat Anastasya terbungkam, Ivy memang pandai membolak-balikkan ucapannya. Berdebat dengan Ivy memang selalu kalah.

MIPA VS AKUNTANSIWhere stories live. Discover now