Part 12

219 54 30
                                    

Jangan Lupa Follow, Vote, dan Komen sebelum membaca ❤

Happy Reading ❤

****

"ASSALAMUALAIKUM!"

Pintu Rumah Elea terbuka lebar disertai suara keras seorang pria muda yang berjalan dengan senyuman sumringahnya. Dia berhenti sejenak untuk menghirup aroma ruangan yang sangat sejuk. Setelah satu minggu di Yogyakarta, ia dan keluarga akhirnya pulang dengan selamat.

"Walaikumsalam."

"KAK DIMAS!"

Senyuman pria itu semakin mengembang saat melihat gadis kesayangannya turun dari arah anak tangga dengan girang. Gadis itu berlari memeluknya erat dan dibalas Dimas tak kalah erat.

"Elea kangen sama Kak Dimas," rengek Elea dipelukan sang Kakak.

"Kakak juga kangen..," balas Dimas menggantungkan kalimatnya sambil mengelus rambut Elea.

"Sama Xio," lanjutnya tertawa.

Elea melepas pelukannya dengan cepat dan mencebikkan bibirnya sebal. Bisa - bisanya Dimas malah merindukan kucingnya dibanding Adiknya sendiri. Dasar Kakak menyebalkan.

"Bercanda...," ujar Dimas seraya mengacak pelan rambut Elea.

"Mana Mama sama Papa?" tanya Elea kemudian.

"Assalamualaikum."

Belum sempat Dimas menjawab, Arya dan Rahma sudah mengucap salam seraya masuk ke dalam rumah sambil menyeret koper.

"Walaikumsalam."

"PAPA! MAMA!" Elea memekik girang sambil menghambur kedalam pelukan Arya dan Rahma dengan erat.

"Kamu baik - baik aja kan selama sendirian di Rumah?" tanya Rahma saat pelukannya sudah terlepas dari Elea.

Elea menganggukkan kepalanya. "Baik - baik aja kok, mah..."

"Kak Elea!" panggil Sasya sambil berlari masuk kedalam Rumah.

Wajah Elea kembali girang saat melihat Sasya dan tanpa basa - basi, ia pun memeluk sang Adik.

"Sasya! Huhuhu..., Kakak kangen sama Sasya."

Sasya terkekeh geli didalam pelukan Elea. "Sasya juga kangen sama Kakak."

Masih dalam keadaan berpelukan, keduanya menggoyang - goyangkan badan seperti sedang memeluk boneka dengan gemas. Dilihat dari badan yang sama - sama mungil dan tinggi yang tak terlalu beda jauh, Elea dan Sasya lebih mirip seperti anak kembar yang sangat menggemaskan dibanding menjadi Adik-Kakak.

"Udahan dulu pelukannya. Ayo bantu ambil barang di mobil," sahut Arya melengang masuk ke dalam Rumah sambil menyeret koper menuju lantai atas.

Elea dan Sasya mengurai pelukan mereka dan serempak mengiyakan perintah sang Papa.

"Dimas! Jangan lupa keluarin oleh - oleh buat Elea, ada di mobil kursi depan."

Wajah Elea langsung berbinar saat mendengar ucapan Arya. Dia menoleh cepat pada Dimas. "Ada oleh - oleh buat gue, Kak?" tanya nya antusias.

Dimas mengangguk mantap kemudian berjalan keluar rumah untuk menurunkan koper dan beberapa oleh - oleh dari Yogyakarta yang masih tersimpan di bagasi mobil.

Mulut Elea setengah terbuka dengan ekspresi yang tak bisa lagi menahan rasa senangnya. Dengan semangat, gadis itu berlari kecil menuju mobil hitam besar yang terparkir di garasi.

ELEANTANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang