Part 15

218 37 16
                                    

Suasana lapangan seusai olahraga selesai berubah menjadi lebih ramai di satu sudut oleh kerumunan para gadis yang sedang berebut memberi sebotol air minum kepada sang idola sekolah, Lantana. Namun, pada nyatanya tak ada satupun diantara mereka yang diterima air minumnya oleh Lantana, malah cowok itu berusaha untuk menghindar dari mereka namun nihil. Dirinya bagaikan dikepung oleh ibu - ibu arisan yang rempong. Parahnya, ketiga sahabatnya tidak ada yang membantunya sama sekali. Malah mereka terlihat menikmati pemandangan yang hampir setiap hari mereka saksikan.

"Lo bertiga bantuin gue kek!?" geram Lantana melihat sahabat - sahabatnya yang enak - enakan duduk di pinggir lapangan sambil kipasan menggunakan baju. Dasar teman bangsul!

"Bantuin apa, Lan? Kalo ngambil botol minuman mereka buat kita bagi berempat sih mau - mau aja gue," sahut Utaqa sambil meluruskan kedua kakinya dan menumpukan kedua tangan di belakang badan.

"Boleh juga tuh ide lo, Qa! Lan, sini gue bantuin ambil minumnya. Lumayan gratis." Tomi berdiri dari duduknya kemudian menepuk - nepuk celanannya yang sedikit kotor sebelum menghampiri Lantana yang hampir frustasi meladeni para cewek - cewek agresif itu.

"Permisi! Permisi! Orang ganteng mau lewat!"

Dengan mudahnya, tubuh besar Tomi menerobos masuk diantara kerumunan cewek - cewek itu, lalu berdiri di samping Lantana yang akhirnya bisa bernafas lega setelah sempat merasakan sesak nafas akibat desakan kerumunan tadi.

"Nih ya, biar adil. Mending lo semua taruh botol minum yang mau kalian kasih buat Lantana di bawah."

Para cewek itu saling bertukar pandang, "Terus yang bakal diminum sama Lantana nanti yang mana? Ini kan banyak minumannya," celetuk salah satu dari mereka.

"Ya itu gimana Lantana nanti lah yang pilih, yang penting kalian udah ngasih dan gak berebut," cetus Tomi sambil melipat kedua tangan di depan dada.

Mereka kembali bertukar pandang dan memberi kode dengan anggukan kecil. Kemudian satu persatu menaruh botol minuman itu di dekat pinggir lapangan baru setelahnya mereka bubar. Utaqa dan Gugun bangun dari posisinya, menghampiri Lantana dan Tomi. Mereka menggelengkan kepala melihat botol - botol minuman berbagai rasa dalam jumlah yang sangat banyak itu.

"Woah! Gila, fans lo makin banyak aja, Lan!" celetuk Gugun yang mendapat anggukan setuju oleh Utaqa.

"Iya nih. Fans gue perasaan gak sampe segitunya. Kalah dah gue," cetus Utaqa kemudian tertawa.

Gugun menghitung jumlah botol minuman tersebut lalu dengan keras bertepuk tangan. "Wihh! Gila! Mantap! Ini mah kita buka stand minuman ae lah!" serunya heboh.

Lantana memutar bola mata malas melihat tingkah sahabat - sahabat absurdnya itu. Ia memilih untuk duduk di pinggir lapangan, melanjutkan istirahatnya yang sempat terganggu oleh cewek - cewek agresif tadi.

Pandangannya tertuju pada Tomi yang mengangkat satu persatu minuman itu guna memilah - milih mana minuman yang enaknya ia minum. Padahal itu minumannya kan buat Lantana, tapi dia udah duluan milih aja.

"Anjir! Ada yang nyelipin notes woi!" pekik Tomi sambil mengangkat satu botol minuman rasa jeruk yang tertempel notes berwarna pink.

"Baca, Tom! Baca!" seru Gugun antusias.

"Ekhem, khem! Tes, satu dua tiga! Dengerin nih. Hai, Kak Lantana... Ini aku Siska. Inget kan? Yang suka deketin kakak akhir - akhir ini lho. Jangan lupa diminum ya minuman dari aku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELEANTANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang