"Najis."

Rania hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh. "Gak percaya ya udah," ucapnya sembari berlalu meninggalkan siswi-siswi tadi.

Bella dan Fafa berlari mendekati Rania, "woi!"

Rania melirik ke arah Bella sekilas, "hm."

Bella tersenyum. "Ciee semalem katanya bodo amat, taunya hari ini nonton juga si Memunah." ledeknya pada Rania.

Rania menaikkan sebelah alisnya. "Ya.. bosen aja dirumah," ucapnya memberikan alasan.

"Gegara bosen ato kangen?" celetuk Fafa.

Rania melirik ke arah Fafa. "Lu cewek Erlan, kan?" ucapnya tiba-tiba.

Fafa mengerutkan dahinya, ia kemudian menganggukan kepalanya.

"Iya, kenapa?" balas Fafa.

"Mending balikan sama Riki," ucap Rania dan kembali menatap lurus ke depan.

Fafa mengerjapkan matanya, "h-ha?"

"Gue gak suka Erlan, mulutnya kek cabe," ucap Rania.

Bella menghela nafasnya. "Yang gak suka elu, dia nya suka. Kenapa juga dia disuruh putus," protesnya.

"Gue sih nyaranin aja," ucap Rania.

Fafa menghela nafasnya. "Tenang aja, sebenernya Erlan baik kok."

Rania melirik ke arah Fafa sekilas. "Ya elu kan ceweknya, makanya dia baik sama lu."

Sebelum Fafa membalas ucapan Rania, tiba-tiba Monik, Anisa, dan Sinta datang dan menghentikan langkahnya tepat dihadapan mereka.

Dengan terpaksa Rania, Bella, dan Fafa menghentikan langkahnya.

"Eh, liat deh. Ini siapa ya? Kayak bukan Rania," ucap Monik.

Rania hanya memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Iya, makin cantik, kan?" celetuk Bella.

Monik melirik ke arah Bella dengan sengit. "Oh.. sepupuan ya?"

"Kepo," balas Rania.

Monik menatap Rania dengan tajam.

"Ya biasa, fans kan mesti tau asal-usul idolanya." celetuk Bella.

Rania terkekeh, sedangkan Fafa diam demi menghindari masalah dari Monik dan kedua sahabatnya.

Monik melirik ke arah Fafa. "Oh iya.. Ini sepupu lo juga, Ran?" ucapnya sembari menampilkan senyum yang dibuat-buat.

Rania menaikkan sebelah alisnya, dibalas kekehan Monik, Anisa, dan Sinta.

"Eh, iya. Lo lupa, Nik? Anak bawahan harus sopan loh sama anak bos," ucap Bella sembari tersenyum.

Monik memelototi Bella, "apa lo bilang?"

Bella menutup bibirnya dengan jari-jari tangan kanannya, "ups.. keceplosan."

Rania tersenyum, sebenarnya ia tidak suka membangga-banggakan posisi papanya demi menjatuhkan orang lain.

Tapi, jika hanya ini senjata yang ampuh untuk melawan mulut gaada akhlak nya Monik.. Why not?

Monik semakin tajam memelototi Bella, "mulut lo dijaga ya."

Bella hanya tersenyum, membuat Monik dan teman-temannya semakin geram.

"Anak bos tapi ga guna kek dia ya buat apa?" ucap Anisa.

Rania menaikkan sebelah alisnya, "iri lo?"

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now