Rania segera melepaskan genggaman Aldo pada lengannya.

"Buruan, Do. Ntar Bella nunggunya lama," ucap Rania dengan kesal.

Aldo menaikkan sebelah alisnya, "sama Bella doang?"

Rania mengerutkan dahinya, "kepo lu."

"Ya udah," ucap Aldo kembali menatap layar handphonenya.

Rania memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Do," panggil Rania lagi.

Aldo tak menggubris.

Rania melirik ke arah dompet Aldo yang berada disaku belakang celana Aldo.

Otak Rania mulai bekerja.

"Coba diri dulu, Do." ucap Rania kembali menatap ke arah Aldo.

"Gak," tolak Aldo.

Rania segera menarik lengan Aldo, membuat Aldo berdiri.

Aldo mengerutkan dahinya, ia menatap Rania dengan tajam.

"Lo mau ngapain, sih?" tanya Aldo dengan heran.

Rania tersenyum, ia membuka kedua tangannya.

Aldo menaikkan sebelah alisnya. "Hm?" gumamnya tidak mengerti.

"Peluk," ucap Rania dengan nada dibuat manja.

Aldo mengerjapkan matanya. "Lo sehat, kan?" tanya Aldo sembari meletakkan tangannya didahi Rania.

Rania menepis tangan Aldo dari dahinya, "gue sehat, bego!"

"Kesambet?" ucap Aldo kembali menerka.

Rania memutar kedua bola matanya, "lo bego apa gimana, sih!"

"Trus kenapa lo mau peluk gue?" ucap Aldo kebingungan.

Rania menaikkan sebelah alisnya, "emang gak boleh? Gue juga butuh kehangatan," ucapnya mendramatisir keadaan dan sedikit menekan kata 'kehangatan'.

"Najis," ucap Aldo sembari menahan tawa.

Rania menatap Aldo dengan tajam, sabar Ran..

Dompetnya.

Dapetin dompetnya!

"Lo mikir apaan?" tanya Aldo.

Rania tersadar dari pikirannya, ia segera memeluk tubuh Aldo yang berada dihadapannya.

Aldo membelalakkan kedua bola matanya, ia terkejut.

Rania memejamkan matanya, woii gilaa! Ini kok parfumnya enak banget, anjir!

Aldo memegang bahu Rania dengan ragu, "woi.."

Rania tak menggubris, ia segera melakukan tugasnya.

Mencuri kantong ajaib? bukan. Dompet.

Dalam sekejap, Rania mendapatkannya.

Rania segera mengambil sekitar 7 lembar uang 100 ribu, dan mengembalikannya pada saku celana Aldo.

Rania bergerak, mulai melepaskan pelukannya.

Tapi, dengan cepat Aldo menahan tubuh Rania tetap ditempat.

Rania membelalakkan kedua bola matanya, "Aldo!"

Aldo kemudian memegang bahu Rania, ia lalu mendorong Rania ke sofa dan menindihnya.

"Akh!" pekik Rania saat kepalanya menghantam sandaran sofa.

Aldo mengerutkan dahinya.

"Sakit, anjir!" pekik Rania dan segera mendorong tubuh Aldo.

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now