27. Ketahuan!

Depuis le début
                                    

"Di SMK Satu, Om," jawab Ravin yang langsung membuat Vero tersentak.

Apa tadi katanya? SMK? Sekolah menengah kejuruan? Berarti bukan calon dokter, dong?

"SMK? Jurusan?" tanya Vero lagi.

"Akuntansi, Om."

Sudah pupus harapan Vero. Vero yakinkan ia tidak akan menyetujui hubungan Ivy dan Ravin lagi. Ia yakinkan tidak akan merestui hubungan mereka berdua lagi.

"Di keluarga kami, dokter yang utama. Kami semua harus menjadi dokter. Entah itu anak keluarga kami, atau menantu keluarga kami. Tentunya kamu paham kalau kami semua tidak bisa menerima seorang akuntan, putri kami Ivy saja tidak kami izinkan masuk akuntansi." Dengan penuh wibawa, Vero berbicara demikian.

Ravin benar-benar merasa tertampar. Ia tahu kalau keluarga Ivy adalah keluarga dokter. Seharusnya ia sadar diri. "Maaf, Om. Kami saling mencintai satu sama lain. Walaupun saya memang bukan berasal dari keluarga dokter ataupun berada di pendidikan dokter, saya yakin kalau suatu hari nanti saya bisa membahagiakan Ivy."

Vero memalingkan wajahnya, ia tidak percaya jika lagi-lagi Ivy menentang keras aturan di keluarga besar. Mengapa Ivy harus keras kepala seperti ini? Mengapa Ivy harus terus-terusan mencari masalah?

Melihat Ivy dan Vanya yang sudah berjalan mendekat ke arahnya, Vero langsung bangkit dan menarik mereka berdua. "Ayo pulang!" tegasnya.

"Loh, bukannya papah sama mamah mau balik ke rumah sakit? Ivy pulang sama Ravin aja, Pah," tolak Ivy yang mulai takut kalau papah mengetahui segalanya.

"Balik. Kita ke rumah sekarang!" tegas Vero langsung membawa mereka berdua ke mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan cepat.

Ravin membisu di tempat, ia terdiam. Apakah memang ini akhir dari perjalanan yang memang belum sempat ia mulai bersama dengan Ivy? Apakah dirinya harus ditentang?

Suasana mencekam benar-benar terjadi di mobil. Vero mengepalkan tangan kirinya dan membanting setir. Pria itu juga mengeratkan tangan kanannya. Entah menahan amarah karena apa.

"Mas, kenapa?" tanya Vanya dengan mengusap tubuh Vero. "Cerita sama aku."

Namun Vero nampak tidak ingin bercerita dan lebih baik menahan segalanya. Ya Tuhan, Ivy benar-benar ingin menangis sekarang. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah mamah dan papah akan menentang hubungannya dengan Ravin?

***

Vero membanting tubuh Ivy di sofa, tulang-tulang Ivy benar-benar sakit rasanya. Tuhan tolong! Ivy takut bukan main.

"Kenapa?" tanya Vero dengan suara keras. "Kenapa kamu melanggar aturan keluarga yang emang mutlak hukumnya? Kenapa kamu selalu melakukan kesalahan? Kenapa kamu keras kepala?" lanjutnya penuh amarah.

Vero yang merasa Ivy tidak menjawab langsung berseru kembali. "Jawab, Ivy!"

"Karena Ivy cinta sama Ravin, Pah. Karena Ivy sayang sama Ravin. Papah pasti tau kalau Ivy sayang sama Ravin, papah pasti tau gimana rasanya sayang ke seseorang, kan? Coba papah posisikan posisi papah sama posisi Ivy. Gimana kalau saat itu mamah bukan dokter? Gimana kalau saat itu keluarga menentang hubungan kalian berdua? Cinta dan sayang gak ada yang tau mau berlabuh di hati siapa, Pah." Ivy menangis. Gadis itu menumpahkan segala air matanya.

Dengan cepat Ivy langsung memukul dadanya sangat keras. "Sakit, Pah. Sakit saat semua keinginan Ivy harus ditentang. Sakit saat kehidupan Ivy harus diputuskan sama kalian semua. Ivy selama ini berusaha menerima, berusaha seolah baik-baik saja. Tapi selalu aja salah di mata kalian, selalu aja ditolak sama kalian. Rasa cinta gak ada yang tau mau dateng kapan kan, Pah? Rasa cinta gak ada yang tau mau ke siapa kan, Pah? Kenapa keluarga gak pernah mengerti? Kenapa keluarga selalu menuntut, Pah?"

Ivy menjambak rambutnya sendiri. Gadis itu benar-benar tidak mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya. Sudahlah, Ivy pasrah.

Vanya yang paham dengan keadaan dan permasalahan Ivy langsung duduk di lantai juga. Wanita cantik itu memeluk tubuh putrinya dengan penuh kasih sayang. "Gapapa, Sayang, mamah paham."

***

Hai, Guys! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam buat kalian semua yang baca part ini!

Ada yang nangis?

Ada yang pernah cintanya ditentang sama keluarga?

Ada yang pernah ada di posisi Ivy? Selalu aja salah di mata keluarga?

Terima kasih telah mengapresiasi karya Ravinivy dengan cara memberikan bintang!

Love you semuanya ( ◜‿◝ )♡

See you di part selanjutnya!

Xoxo,

Luthfi Septihana🌹

MIPA VS AKUNTANSIOù les histoires vivent. Découvrez maintenant