b(ucin)right

959 120 58
                                    

metawin opas-iamkajorn namanya.

tapi panggil saja dia win metawin karena kata jungkook, nama panjangnya ribet banget.

lelaki yang namanya paling sering disebut dan digandrungi oleh para guru itu kini tengah berdiri di keramaian koridor sekolah dengan tas yang masih menggantung jelas pada bahunya di pukul jam setengah delapan pagi hari ini.

sebentar lagi bel masuk jam pelajaran pertama akan berbunyi, tapi seorang gadis di depannya ini malah mencegat langkah kakinya, membuatnya terpaksa berhenti dengan kedua telapak tangan yang ia simpan di dalam saku celananya.

"kak bright beneran nggak santet gue kan, win? tapi dari kemarin kok gue mual-mual terus, ya? mana tiap mau muntah, selalu nggak ada yang keluar gitu. aneh banget nggak, sih?" ujar si gadis berambut lurus yang menyetop jalannya itu, panjang lebar.

win yang matanya bengkak karena semalam kurang tidur itu mendesah kasar, "nggak, vii. kemaren gua sama dia terus. lo hamil anak jeje kalik." jawabnya asal-asalan, menguap dengan mata yang mengerjap menahan kantuk.

"sembarangan banget lo! kalo gue emang hamil, ya palingan juga anak pak perth. canda hamil."

"serah lo najis. minggat lo sana minta pertanggung jawaban sama pak perth. gue mau masuk kelas." rengek win, mendorong bahu view ke samping untuk membuka jalannya yang sempat diblok tadi.

"win! bekal dari mamah tadi pagi lupa lo bawa, nih!" seruan dari belakang punggung win itu sekejap mata langsung mendapat banyak perhatian dari berbagai belah pihak.

semua yang ada di lorong kini menatap pada bright yang berlari sambil mengayun-ayunkan tas bekal warna ungu di tangannya itu.

win menghela napas beratnya, kemudian menerima tas ungu yang disodorkan dari tangan bright.

"oke, thank you bro." katanya, ia hendak melangkah pergi lagi sebelum bright berceletuk dengan nada aneh.

"bro?"

win yang jalannya lagi-lagi tersendat itu merapatkan bibirnya dengan gigi bergemelatuk rapat.

"maksud gue, makasih sayang." ralat win dengan senyum yang dipaksa manis itu.

bright tersenyum malu-malu, "hehe, oke sayang."

melupakan kehadiran seorang gadis yang sekarang bergerak kikuk di antara keduanya.

dan ketika view hendak membuka mulutnya untuk menyapanya, barulah lelaki itu akhirnya menotis eksistensinya.

bibir bright sontak mengerucut bersamaan dengan dahinya yang mengerut samar.

"lah! lo lagi, lo lagi." dan sumpah, baru kali ini view merasa semerinding ini ketika disapa oleh seseorang.

dengan gugup, view mengulas senyumnya takut-takut. "ha-hai, kak."

"dih, emang gue kakak lo?" sinis bright, menatap miring pada view yang menelan ludahnya dengan susah payah.

win yang memperhatikan interaksi keduanya itu melengos tidak peduli, "gue duluan ya. mau bobok, kemarin nggak sempet bobok karena lo ajakin cerita sampe subuh." pamit win melenggang pergi dari hadapan keduanya.

memang win kemarin memutuskan untuk menginap di appartement bright, memuaskan keinginan keduanya untuk kelon setelah hampir setengah hari bermusuhan.

tadi pagi baru dia pulang di antar bright sekalian berangkat sekolah juga, niatnya sih cuma ganti seragam sama ambil buku doang. tapi mama win terlalu excited sampe-sampe dia nyempetin buat bekal untuk anaknya juga calon mantunya itu.

"wiiin, woy jangan tinggalin gue!" rengek view, hendak menyusul win sebelum bright menginterupsinya dengan suara beratnya.

"imut lo kaya gitu?" sindir senior itu bertolak pinggang.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang