billkin's side story : 18 hours

503 53 5
                                    

ini adalah hari terakhir billkin tinggal di jakarta, karena siang ini adalah keberengkatannya menuju ke hamburg.

pagi tadi, ia dan mamah win bangun pagi-pagi sekali guna berbelanja di pasar untuk membeli bahan-bahan masakan.

mereka juga menyempatkan diri untuk membuat sedikit cookies seperti yang billkin janjikan pada mamah win agar ketika dia pulang nanti, dia tidak memiliki hutang tersisa di sini.

sebuah koper besar milik billkin itu sudah rapi bertengger di samping kakinya, ketika win serta bright itu sudah siap melepas kepergiannya di bandara siang ini.

kemarin, dia dan win sama sekali tak memiliki kualitas bicara yang baik.

meskipun tidur satu kamar, billkin terus bersikeras bahwa dia ingin tidur di lantai saja, dan membiarkan win tidur sendirian di atas kasur.

siang sampai sore pun di rumah minimalis kediaman opas-iamkajorn itu terasa begitu suntuk dan membosankan.

billkin memilih untuk mengurung dirinya sendiri di dalam kamar win, dan menolak untuk keluar jika bukan mamah atau papah win yang memaksanya.

keadaan ini membuat win merasa lelah bahkan ketika dia hanya duduk melamun saja di ruang tamu.

dia pikir dia terlalu banyak berpikir. dan itu membuatnya lelah.

win sampai harus mengungsi dulu sejenak di rumah bright guna menenangkan dirinya yang kacau balau itu bersama dengan teman-temannya.

hari ini hari terakhir billkin di jakarta.

dan dia belum juga mengeluarkan suaranya sejak ia berpamitan dengan kedua orang tua win sejam yang lalu di depan pintu rumah singgahnya.

bright juga enggan mengucapkan sepatah kata, win pun juga kelihatannya bingung harus memulai percakapan dari mana.

alhasil ketiga lelaki itu cuma berdiri saling berhadapan satu sama lain di ruang tunggu hingga panggilan untuk penumpang pesawat yang billkin naiki itu terdengar di seluruh penjuru bandara.

billkin menghela keras. dipandangnya sepasang kekasih di hadapannya itu dengan pandangan nelangsanya.

lain halnya dengan win yang sontak langsung menunduk ketika mendengar panggilan itu, bright jutru dengan berani memandang lurus tepat ke manik mata billkin.

keduanya saling tatap untuk waktu yang cukup lama, hingga bright dengan dagunya menunjuk win yang berada di samping tubuhnya.

mengode billkin agar lelaki itu setidaknya berbicara sebentar saja dengan win.

billkin menelan ludahnya kesusahan, kerongkongannya terasa tercekat ketika maniknya mendapati bahu win bergetar hebat karena dia berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangisnya.

perlahan, tangan kanan billkin bergerak meraih telapak tangan win, mengelusnya lembut hingga membuat win mendongakkan kepalanya dengan mata yang berlinang air mata.

senyum billkin terulas kala mata win membola karena terkejut lantaran ia kira billkin akan langsung meninggalkannya tanpa pamit terlebih dahulu.

tanpa aba-aba, win menghambur cepat ke pelukan billkin, menangis tersedu-sedu di cela leher lelaki yang langsung membalas pelukannya dengan erat.

"maaf... jangan benci gue, kin. gue minta maaf."

sebentar saja, dada billkin serasa dihimpit oleh dua batu besar hingga membuatnya terasa sangat sesak.

tangannya pelan mengelus punggung win guna menenangkan lelaki itu.

"you're so lovely, win. how can i hate you?" balas billkin sendu.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang