apresiasi

510 60 9
                                    


"dresscode-nya genderless." tukas gun yang tiba-tiba berceletuk di tengah-tengah makan siang di ruang makan rumah bright

off, win, bright, dan prim saling bertatapan satu sama lain dengan kedua alis yang terangkat.

keempatnya sama-sama tidak mengerti maksud konsep pembicaraan yang gun angkat tiba-tiba itu.

gun yang semula sedang memainkan ponselnya ketika berceletuk itu sontak mendongak memandang teman-temannya satu-satu ketika ia tidak juga mendapatkan tanggapan atas pemberitahuannya itu.

setelah sadar bahwa keempat temannya itu tidak tahu apa yang sedang ia maksud, ia langsung menghela dengan jengah.

"prom night. empat hari lagi, kan?"

win, bright, off, dan prim kemudian dengan koor ber-oh riang sambil mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"tentang gender neutral, ya? hmm, kalian udah kepikiran mau pake apa?" sambil mencomot ayam gorengnya, bright berceletuk dari samping win.

gun dengan semangat menaruh ponselnya di atas meja dengan cara setengah dibanting. maniknya berbinar-binar memandang bergiliran teman-temannya di meja makan.

"mau coba tampil stunning nggak? biar waktu dilihat tuh shining, shimering, splendid gitu, mau, nggak?!" serunya berapi-api.

off mengernyit dengan perasangka buruk di kepalanya.

melihat gun yang antusias seperti ini, pasti lelaki itu sudah memiliki rencana lain untuk mendadani dia dan yang lain sewaktu acara prom night sekolah nanti.

win mengedikkan bahu, "boleh. emang kenapa? lo ada ide?"

gun mengangguk keras-keras, membuat prim sedikit panik, takut kalau-kalau kepalanya putus.

"tenang! serahin aja sama gue! h-1 pokoknya pakaian beres semua! kak prim jadi ikut kan, kak?"

"jadi, kok. udah ijin sama ibu." jawab prim mantap.

"nah, bagus. pakaian kak prim biar gue juga yang urus! kalian tinggal bayar ke gue aja nanti. nggak mahal kok, janji!"

yang lain mengangguk setuju. lagi pula, mau pakai apapun juga mereka tidak peduli. asal pakai baju saja, deh.

kemudian mereka melanjutkan makan siang dengan khidmat.

win bersandar pada punggung sofa ruang tamu, berulang kali mengganti-ganti chanel tv karena ia tidak menemukan sesuatu yang bagus yang bisa ia tonton saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

win bersandar pada punggung sofa ruang tamu, berulang kali mengganti-ganti chanel tv karena ia tidak menemukan sesuatu yang bagus yang bisa ia tonton saat ini.

sejam yang lalu, bright ijin untuk pergi menjenguk ibunya di rumah sakit. sendirian saja. dia sedang tidak ingin ditemani siapapun, bahkan win sekalipun.

makannya, win berada di sini.

di ruang tamu rumah bright, menatap bosan layar televisi yang menampilkan acara berita politik yang ada di tv one.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang