telepati

510 78 29
                                    

kejadiannya begitu cepat terjadi.

bright yang sibuk memikirkan beribu macam cara untuk mengajak win pergi itu berujung bersitatap dengan gun yang baru keluar dari kamar mandi sembari menatapnya dengan tatapan jijik.

dan lalu, seolah ia baru saja menemukan harta karun yang sangat berharga, bright langsung melompat turun dari kursinya. belari menghampiri gun yang rambutnya basah, dan langsung menggenggam kedua tangan gun penuh harap.

"apa sih, jijik banget babi." gerutu gun, melepas genggaman tangan bright yang melenguh sedih.

"lo bilang lo temen gue, kan? kalo gitu lo mau bantuin gue kan–"

"kalo lo nyuruh gue buat nguli kayak lo, dengan senang hati gue menolak." putus gun mantap, mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kepala. ia berjalan meninggalkan bright yang tercengang.

namun, ia buru-buru mencegat gun lagi. meski sakit hati bisnisnya dikatai menguli, bright tetap meminta gun dengan sungguh-sungguh.

"nggak. gue nggak bakal nyuruh lo nguli, suer!" serunya menunjukan tanda peace.

setelah mendapat kepercayaan dari gun, akhirnya bright pun menjelaskan maksud permintaan tolongnya pada gun. membuat gun mengangguk-angguk mengerti.

"ya udah, gampang. tenang aja, pokoknya besok win bakal ikut main ama kita-kita." sanggup gun.

bright tersenyum riang.

dan seharusnya, menurut bright ini adalah acara reunian antara dia, off, gun, prim dan juga win

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

dan seharusnya, menurut bright ini adalah acara reunian antara dia, off, gun, prim dan juga win.

tapi mengapa ada satu pendatang baru lain yang menyempil masuk di antara mereka? berdiri tenang di samping win yang terlihat gelisah, bersembunyi di balik punggung lelaki itu.

keenam orang itu kini tengah berkumpul tepat di ruang tengah milik kediaman bright.

baru dua menit yang lalu win datang ke tempat ini dengan lelaki berpakaian rapi di sampingnya itu. dan bright sudah menatap billkin lamat-lamat dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan menghakiminya.

sedangkan win mulai membiasakan diri dan sudah mulai bisa berbincang santai lagi dengan gun-- tentunya gun dulu yang mengajaknya berbicara, billkin justru kini yang merasa tidak tenang.

sejak tadi ekor matanya menangkap bahwa ada seorang pria jangkung yang terus menatapnya lama tanpa berkedip barang sedetik pun.

dia tidak tahu harus memulai perbincangan bagaimana, apa lagi ketika akhirnya dia sadar bahwa tidak hanya ada satu orang yang sedang menatapnya saat ini.

off jumpol, lelaki yang sedang duduk bersila dengan santai di atas sofa ruang tengah tanpa sekalipun merasa terganggu dengan kedatangan win dan cowok barunya itu nyatanya sudah bergumam sendiri dalam hati.

sambil menyenderkan lengannya ke punggung sofa, ia menatap billkin sambil menyipit. mencari kelebihan dari billkin yang tidak dimiliki bright.

gun yang memang sejak dulu selalu yang pertama kali menyadari ada sesuatu yang aneh itu akhirnya memilih untuk menyenggol bahu win, kemudian menunjuk billkin dengan dagunya.

warm on a cold night • brightwinWhere stories live. Discover now