Bab.5b

180K 6.1K 312
                                    

Ashila bergerak kekanan dan ke kiri karena merasa tidak bisa tidur. "Apa pak Steven baik-baik saja diluar?" Gumam Ashila sendirian dikamar.

Ashila khawatir kalau dosen nya akan kedinginan diluar karena cuaca yang sedang mendung. Apalagi mereka sedang berada diatas gunung, pasti hawa diluar begitu dingin karena pemanas ruangan hanya diletakan di dalam kamar saja.

Sebenarnya banyak ruangan dirumah ini, tapi semuanya tidak layak untuk dipakai tidur karena belum sempat dibersihkan.

Ashila bangun dari tidur nya, mencoba untuk melangkah keluar melihat keadaan Steven. "Pak Steven." Panggil Ashila perlahan sembari menyenggol kecil tubuh Steven.

Ashila bisa melihat wajah Steven yang pucat dan tubuh pria itu yang menggigil. "Apa bapak baik-baik saja?" Tanya Ashila sembari memberanikan diri mengukur panas nya tubuh Steven lewat dahi pria itu.

"Bapak kedinginan ya?" Bisik Ashila tak mau membangunkan orang rumah.

Steven membuka matanya dan melihat ada Ashila disana. "Tubuh ku rasanya meriang." Lirik Steven.

Ashila menggarukan kepalanya. "Kalau begitu, bapak masuk saja kekamar saya." Ucap Ashila sembari membopong tubuh Steven perlahan kedalam kamar nya dengan nuansa gelap malam ini.

Hujan deras benar-benar membuat suasa malam ini menjadi sangat berbeda. "Tidur di sini saja pak." Ucap Ashila sembari membaringkan tubuh Steven di kasir lipat nya.

Ashila melihat mata Steven yang masih terpejam karena sedang sakit, wanita kecil itu tidak segan menatap lama wajah tampan Steven malam itu sembari tersenyum.

Sudah puas melihat wajah Steven, Ashila beranjak berdiri dan ingin pergi. "Mau kemana?" Tanya Steven sembari menahan lengan Ashila seakan meminta wanita itu untuk tetap berada disisi nya malam ini.

Ashila gelagapan, merasa tidak asing dengan pemandangan saat ini yang persis seperti didalam drama percintaan. "Apa malam ini akan terjadi sesuatu?" Gumam Ashila cekikan sendiri.

"Saya butuh minum." Ucap Steven membuat hayaln Ashila seketika hancur.

Ashila mengangguk. "Akan saya ambilkan." Ucap Ashila sembari pergi kebelakang untuk mengambilkan air hangat.

Dalam hati wanita itu mendumel pada Steven yang sangat tidak tahu kalimat-kalimat terlarang untuk diucapkan oleh seorang pria lajang dengan wanita lajang yang sedang berduaan di saat hujan turun dan satu kamar. "Kenapa juga aku bisa berfikir kalau pak Steven akan meminta ku untuk tetap berada disampingnya." Ujar Ashila sembari berjalan menuju ke kamar nya.

Akan tetapi sebuah suara terdengar dari kamar belakang, membuat Ashila curiga dan ingin melihat apa yang sedang terjadi disana.

Ashila mengintip lewat celah pintu dan melihat nenek nya yang nampak sedang berdoa, entah apa yang sedang dilakukan nenek nya Ashila sudah pernah janji untuk tidak menganggu wanita tua itu saat melakukan doa persembahan.

"Apa untuk bersembahan gunung?" Gumam Ashila, lalu memilih untuk pergi menuju kamar nya dan melupakan semua nya.

Ashila memberikan air hangat itu pada Steven, akan tetapi pria itu nampak nya sudah tertidur dengan pulas dalam keadaan demam. "Baiklah, aku akan mengalah dan tidur diluar pak Steven." Ucap Ashila setelah itu bangkit berdiri.

Akan tetapi sebelum itu terjadi, tangan Ashila kembali di tahan Steven. "Wah, bapak hobi banget nahan orang ya!" Kesal Ashila.

Kali ini dia mau minta apalagi.

Ashila terkejut karena tubuh nya yang ditarik mendadak oleh Steven ke dalam pelukan pria itu. Wanita itu bahkan tidak tahu harus berbuat apa saat ini, Ashila masih diam dan menunggu reaksi alami apa yang akan dilakukan tubuh nya.

Suara geluduk hujan membuat pelukan Steven semakin mengerat pada tubuh Ashila yang kini membelakangi pria itu. "Pak Steven." Panggil Ashila merasa pelukan Steven terlalu kencang.

Beberapa detik setelah nya, Steven mengendorkan pelukan nya pada tubuh Ashila sehingga wanita itu kini dapat bergerak bebas. Saat Ashila baru saja membalikan tubuh nya menghadap Steven, pria itu menarik lagi Ashila kedalam pelukan nya.

Ashila yang berada tepat di depan dada Steven, bisa merasakan dengan jelas aroma tubuh pria itu yang wangi nya begitu memabukan. Tak sadar Ashila membalas pelukan Steven sembari membayangkan hal yang menyenangkan.

Bahkan tangan Ashila mulai merambat ke permukaan bokong Steven dan berani meraba nya. "Wah, benar-benar berisi." Ucap Ashila yang masih setia meraba bokong Steven sembari menutup matanya.

"Apalagi dengan bagian depan, bagaimana jika aku pegang sekarang?" Gumam Ashila cekikikan.

Saat Ashila membuka mata nya, dirinya terkejut sampai mau mati rasa nya. Mata dosen nya yang bernama Steven kini sedang melihat nya dengan tatapan maut dibawah kegelapan malam ini.

"Sa-saya bisa jelaskan semua nya pak." Ucap Ashila dengan gelagapan.

My Impotent Boyfriend [DEWASA]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz