Bab.2a

235K 7.1K 376
                                    

Saat Sheila ingin memeluk Steven dari belakang, syukurnya pintu ruangan berbunyi karena ada yang mengetuk nya. "Masuk!" Ucap Steven membuat Sheila harus merapihkan pakaian nya dengan cepat.

Steven merasa lega dengan kedatangan murid nya Ashila. "Ada apa?" Tanya Steven melihat Ashila yang berdiri dihadapan nya dengan wajah acak-acakan.

"Bapak yang kirim teman-teman wanita ke saya kan, pakai segala jadikan saya asisten dosen lagi." Ucap Ashila tak memikirkan ada Sheila yang masih disana.

"Sheila, kamu bisa keluar dulu. Saya ingin bicara dengan Ashila berdua saja." Ujar Steven yang di turuti Sheila.

Saat Sheila menutup pintu ruangan nya, fokus Steven kembali lagi pada Ashila yang ternyata sudah duduk dibangku depan nya. "Kamu tidak mau jadi asdos saya?" Tanya Steven sembari menatap wajah Ashila.

"Kamu tahu sendiri keuntungan menjadi asdos itu banyak, yakin ingin menolak nya?" Tanya Steven kembali.

"A-apa saya akan mendapat nilai lebih?" Tanya Ashila yang akhirnya sedikit tertarik dengan itu.

Steven dengan cepat mengangguk untuk meyakinkan Ashila, karena dilihat dari sekarang saja Ashila nampak nya murid yang paling biasa ketika bertemu dengan nya. "Baiklah, kalau begitu aku setuju." Ucap Ashila.

Steven menganggukan kepalanya, lalu menyuruh Ashila untuk menunggu sebentar. Dirinya tengah mengetik di laptop nya dan mengeprint nya saat itu juga. "Kamu bisa tandatangan disini." Ucap Steven menyerahkan satu kertas yang berisikan kontarak satu semester dirinya wajib menjadi asisten dosen dari Steven.

Ashila tanpa ragu menandatangani nya. "Eh, tapi saya masih punya satu syarat lagi." Ujar Ashila.

Steven menaikan satu alisnya. "Berikan saya surat rekomendasi untuk kerja dibagian akuntan, saya mau meyakinkan papa saya supaya bisa bekerja dibidang itu." Ucap Ashila

Steven dengan cepat mengangguk setuju, dan Ashila kini berhasil menandatangani kontrak nya. "Kalah begitu sampai ketemu lagi Ashila." Ucap Steven ketika Ashila izin untuk keluar.

"Ah tunggu!" Ucap Steven saat mengingat sesuatu yang cukup penting.

"Saya butuh nomor telpon kamu." Ucap Steven yang diangguki oleh Ashila.

Selesai saling bertukar nomor, Ashila pun pergi meninggalkan tempat Steven. "Tapi, tadi Sheila sama pak Steven ngapain ya?" Gumam Ashila.

Dilihat dari junior Steven barusan sih tidak ada yang memperlihatkan ketegangan. Berarti tidak terjadi apa-apa, pada mereka berdua tadi.

Ting!
Sebuah pesan masuk kedalam jejaring online Ashila. "Aku mau bertanya kembali." Ucap pasien yang selama ini Ashila bantu untuk menyembuhkan penyakit mereka.

"Tanyakan saja." Balas Ashila.

"Apa nonton vidio panas, dapat membantu perangsangan milik ku?" Tanya pasien yang akun nya bernama sapicow.

"Kamu boleh melakukan nya jika ingin." Balas Ashila kembali.

"Baiklah, terimakasih atas bantuan mu." Pesan masuk kembali dari akun sapicow.

Padahal lebih cepat bisa sembuh jika terapi di klinik, dan diobati disana. "Memang memalukan tapi bukankan itu cara terbaik supaya bisa kembali normal?" Gumam Ashila.

Setelah pulang dari kuliah, Ashila memutuskan untuk ke cafe dan memesan minuman kopi dingin disiang bolong ini. Akan tetapi baru saja duduk, dirinya sudah di perlihatkan Steven dosen nya yang sedang bersama seorang wanita.

Mereka nampak mengobrol serius, hingga akhirnya Steven dilemparkan minuman oleh wanita itu hingga basah kuyup. Ashila tertawa melihat itu dan ingin menceritakan nya digrup kelas, tapi terlambat sudah karena pesanan kopi nya datang dan memerlukan tanda tangan nya.

"Ternyata pria tampan bisa dicampakkan juga ya?" Gumam Ashila.

Ashila kembali membuka ponsel nya untuk menjawab beberapa pertanyaan dari pasien online nya. "Ashila?" Panggil seseroang membuat wanita itu menoleh dan terkejut karena ternyata orang itu adalah Steven dosen nya.

"Ba-bapak kok disini?" Tanya Elisa basa-basi dan berbohong.

"Bisa saya meminta tolong padamu?" Tanya Steven.

Ashila mengangguk. "Apa yang bisa saya bantu?" Tanya Ashila dengan raut wajah menyesal karena tidak langsung pergi saja dari tempat ini.

"Belikan saya baju disebrang sana." Ucap Steven menunjuk kearah toko baju disebrang.

Ashila dengan cepat mengangguk dan ingin pergi, tapi sial nya wanita itu tersandung. Menyebabkan kopi yang sebelum nya berada di tangan nya tumpah kebagian kelamin Steven.

Steven ingin marah, tapi ditahan nya karena tahu Ashila adalah murid nya. Bukan seorang bawahan nya didalam kantor. "Ma-maaf pak." Ucap Ashila sembari tidak sadar mengelap junior Steven yang terkenal es kopi nya dengan tangan kosong.

Tapi aneh nya, Steven merasa sedikit merinding dengan sentuhan Ashila. Entah alasan nya ada pada es batu yang dingin atau ada pada tangan Ashila sendiri.

"Belikan saya celana dalam saja sekalian Ashila, sekarang." Ucap Steven mencoba untuk sabar.

Ashila mengangguk lalu mengambil kartu debit milik Steven ditangan pria itu. "Sa-saya akan segera kembali pak." Ucap Ashila yang dengan cepat meninggalkan cafe.

Sedangkan Steven, kembali meraba milik nya yang terasa bangun dan berdiri. "A-apa ini karena sebuah es batu atau air dingin?" Ucap Steven dengan wajah yang begitu bahagia.

My Impotent Boyfriend [DEWASA]Where stories live. Discover now