Bab.1b

252K 6.5K 246
                                    

Steven mencoba membantu Lusi untuk bangkit dari lantai, akan tetapi wanita itu menolak pertolongan nya dengan alasan sudah sakit hati karena ditolak. "Saya pikir tidak seharusnya kita melakukan hal itu di tempat kerja." Ucap Steven membuat pandangan Lusi kembali berharap.

"Kalau begitu bagaimana jika penandatangan kontrak setelah melakukan itu?" Tawar Lusi membuat Steven kebingungan.

"Maksudmu, berciuman?" Tanya Steven memberanikan diri.

Lusi menganggukan kepalanya. "Bukan hanya itu, tapi banyak hal lain nya termasuk memiliki tubuhmu." Ucap Lusi sembari meraba dada dan perut keras milik Steven.

Steven membiarkan wanita itu berbuat apapun pada tubuh nya saat ini, toh dirinya tidak akan terangsang juga. "Aku dengar milik mu besar ya?" Tanya Lusi sembari mengedipkan matanya.

"Milik ku?" Tanya Steven.

Lusi mengangguk. "Yang ini maksudku." Ucap Lusi sembari meraba milik Steven yang masih seperti orang tidur saja.

Steven menggengam tangan Lusi dan mencoba untuk menghentikan wanita itu untuk berbuat lebih jauh lagi. "Aku sudah bilang, tidak baik melakukan nya ditempat kerja." Ucap Steven menyingkirkan tangan Lusi.

Lusi menghela napas nya, lalu mengangguk pasrah. "Aku pergi dulu." Ucap Lusi sembari mengecup pipi Steven mesra.

Wanita itu cantik dan masih muda, dengar-dengar dari rumor juga Lusi memiliki sebuah penyakit yang hampir mirip dengan nya. Dia gila dan haus dalam hal bercinta. Sekrerisnya kembali masuk kedalam ruangan setelah pintu berhasil di buka.

Melihat rombongan calon klien sudah pergi, Steven mulai berbicara pada sekretarisnya. "Batalkan kontrak proyek kerjasama ini pada mereka, dan jangan biarkan aku memiliki janji dengan wanita itu lagi." Ucap Steven.

Sekretarisnya mengangguk, lalu meninggalkan Steven sendirian sesuai dengan perintah pria itu. Steven juga kembali masuk kedalam ruangan nya, dan membuka beberapa situs online kesehatan.

Setelah menemukan nya, dia mulai berfikir dan mengetik isi pikiran nya tentang semua penyakit nya. Ia mengonsultasikan segala nya termasuk kejadian barusan bersama dengan Lusi.

"Kamu tidak merasakan pergerakan pada kelamin mu sama sekali, walau sudah diremas seriang wanita?" Tanya dokter online itu lewat pesan.

"Bahkan saat wanita itu ingin memasukan jari-jari nya kedalam celana ku." Balas Steven.

Jika pertanyaan nya mengapa Steven tidak ke sebuah dokter khusus saja untuk menangani masalah nya, jawaban nya dirinya memang sengaja. Karena papa nya Samuel dapat melacak laporan kesehatan nya dengan mudah.

"Apa ingin melakukan pemeriksaan rutin dengan datang langsung ke klinik?" Tanya dokter tersebut.

"Tidak, online sudah cukup untuk ku." Balas Steven.

"Kalau begitu, lakukan dengan rutin memijat kelamin mu. Lakukan beberapa menit saja untuk pemanasan, mungkin lebih baik sehabis bangun tidur." Ucap dokter online itu.

Steven mengangguk tanda menurut, lalu pamit untuk kembali bekerja. Beberapa menit setelah nya, ia mendapatkan pesan untuk pergi ke kampus. Steven dengan terburu-buru melepaskan jas nya dan berganti baju dengan kemeja yang nampak lebih sederhana. Padahal semua kemeja murah juga akan terlihat mahal jika digunakan pada tubuh Steven.

Sesampainya di kampus, ia langsung didatangi banyak mahasiswa wanita. "Pak boleh saya tanya tentang tugas ini?" Kata sebagian dari mereka.

"Pak bapak seksi deh." Ucap beberapa wanita didekat nya juga tanpa rasa malu.

"Saya tidak mungkin bisa memberikan konsultasi dengan banyak mahasiswi di waktu yang sama, setelah ini mohon datangi dulu dan buat janji pada asisten dosen saya." Ujar Steven.

"Asisten dosen bapak siapa?" Tanya salah satu dari mereka.

Steven menggarukan kepala belakang nya, karena lupa dengan nama-nama murid akuntansi nya. "Ashila." Ucap Steven karena hanya nama itu yang berada didalam pikiran nya saat ini.

Beberapa dari mereka telah pergi, kini tersisa satu orang yang katanya begitu membutuhkan konsultasi dengan Steven. "Baiklah, biarkan saya mendengar keluhan mu." Ucap Steven pada mahasiswi dihadapan nya.

"Panggil saya Sheila saja pak." Ujar wanita bernama Sheila itu.

Steven mengangguk, sedangkan Sheila mulai membuka kancing kemeja teratas wanita itu. "Disini gerah banget, tolong dimaklumi ya pak." Ucap Sheila yang nyata nya tidak benar, karena ia saja cukup kedinginan dengan suhu ruangan disini.

"Jadi gini, saya bingung apakah benar-benar cocok berada dibidang akuntansi?" Ucap Sheila sembari menggoyangkan tubuh nya dan membuat buah dada milik wanita itu bergoyang.

Steven yang melihat, hanya menelan salivanya sendiri. Sampai wanita bernama Sheila itu mendekati tubuh Steven, dan mulai menggoda nya lebih intens lagi.












___________________

Pusing sama Steven yang dikelilingi banyak cewek anu, mungkin udah takdir nya kali ya? Next apa ngga nih ceritanya, kek nya sepi banget nih lapak 🥺

My Impotent Boyfriend [DEWASA]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin