Sixteen

3.8K 814 74
                                    

"Bononie~
Susu Liam habis~"

"Kau tau aku hari ini lembur, sayang.."

"Istirahat sebentar buat beli, bisa?"

"Kamu keluar rumah sebentar, bisa?"

"....
Arasseo, Liam besok saja minum susunya. Bye Bononie~"

Selalu begini.

Terhitung sudah 8 bulan lebih Seungkwan seperti trauma dengan dunia luar. Enggan bercengkrama dengan langit apapun alasannya, sedarurat apapun kondisinya.

Dan Vernon sebagai suami, tentu tau alasan di balik tingkah konyol menyedihkan sang istri.

Mereka tidak boleh selamanya begini.

Kehidupan berumah tangga bukanlah sesuatu yang bisa dijalankan oleh ego masing-masing.

Maka dari itu Vernon memilih pulang. Mengabaikan jam lembur karena ia sendiri tidak mau kalau putra mereka menjadi korban atas sikap keras kepala kedua orang tuanya.

Salah satu harus mengalah.

--

Suara tangis bayi dari halaman jelas terdengar. Namja bermantel cokelat di sana lekas mempercepat langkahnya dan masuk tanpa salam. Hanya untuk menemukan bayi laki-lakinya mengeratkan gendongan di leher sang ibu sementara sosok tersebut menggenggam satu botol kecil berisikan air bening.

"B-bononie..?"

Takut, tentu. Siapa yang tidak gemetar mendapati wajah datar Vernon memasuki rumah, pucat kesal melihat anaknya seperti tak terurus sementara dirinya yang lelah karena pekerjaan harus dibuat lebih lelah lagi sekarang karena perlu membuatkan susu.

Tidak ada komentar.

Ayah muda itu tidak berkata apa-apa saat menyiapkan air panas dan merebut botol di tangan istrinya.

"Liam.. sudah makan.."

"Sudah minum juga, cuma sedikit.."

"T-tapi.."

"Dia belum 2 tahun.
Belum waktunya lepas dari susu, Kwan."

"T-tau!!
A-aku tau!!"

Bibirnya sudah tergigit, kebiasaan yang selalu ia lakukan saat menahan tangis karena takut. Lidahnya mendadak kelu, tak bisa bicara apa-apa lagi terlebih saat Liam dipaksa pindah tangan.

Diam di pelukan sang ayah yang kini memberinya minuman dengan layak.

"Jangan berisik.
Kita perlu bicara setelah anakku tidur."

Oh, sejak kapan Seungkwan benci mendengar suara Vernon?
Terutama dengan nada ketus, tanpa memandang sama sekali..

"Bononie jangan marah.."

..kemudian diacuhkan.

Kalau boleh memilih, ia tidak ingin berada di posisi seperti ini. Ia tidak suka mencari alasan apabila ditanya kenapa. Beragam ekspektasi atas pertanyaan yang dominannya hendak lontarkan siap Seungkwan jawab hanya dengan bulir air mata.

Tangannya sudah terkepal erat di atas kedua lutut. Merunduk takut di hadapan sosok yang kini turut duduk bersilang kaki di atas kasur.

"Mau sampai kapan begini terus?"

"N-ne?"

"Aku tau kau tidak bisa melawan, makanya memilih menghindar. Ya kan?"

Hey..

Untuk sejenak, Seungkwan sempat lupa bagaimana hebatnya pria yang kini menjabat sebagai suaminya.

Untuk sesaat, Seungkwan dibuat menyesal karena menyembunyikan banyak hal darinya.

✓The Moon [VerKwan BxB]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon