Final Chapter : Kambing Hitam (X)

5.3K 1.2K 109
                                    

    
   
   
    Malam musim dingin itu, mereka pergi ke tempat pesta yang ayah Sunwoo bicarakan. Mansion yang berada di atas pegunungan di Kota Zermatt itu berdiri kokoh di samping air terjun yang airnya tampak hampir membeku karena suhu rendah di atas sana.

  "Renjun mengirimkan telegram." Ucap Jaemin sambil memberikan surat itu kepada Eric.

  "Dia sangat tanggap." Puji Eric.

  "Bagaimana dia bisa menunda nunda jika isi telegram yang kau kirimkan seperti itu?" Tanya Hyunjin.

    Tak lama, kereta yang mereka tunggangi berhenti di halaman mansion. Mereka turun dan masuk ke dalam tempat yang ramai dengan para orang terhormat dari negara negara Eropa. Alunan musik klasik dimainkan, beberapa orang berdansa, beberapa juga hanya berbincang dengan bahasa Ibu mereka.

  "Nah, sekarang kita telah berkumpul. Bisa kita simpulkan jika targernya kali ini adalah Presiden Raminston dan Duta Besar Jerman. Karena kematian dua orang berpengaruh itu cukup membuat negara lain akan menentukan sikap ikut ke pihak siapa saat perang dunia pecah." Ucap Eric.

  "Sunwoo, aku ingin kau melindungi ayahmu. Kija akan beraksi saat semua pejabat berkumpul, terutama saat berdiri." Lanjut Eric.

  "Apakah akan ada pemotretan resmi?" Tanya Jaemin.

  "Ya, benar. 30 menit lagi." Jawab Sunwoo.

  "Kita hanya punya sedikit waktu untuk menemukan Bam Bam. Jangan sampai Kija menang kali ini, karena jika itu terjadi, tak akan ada lagi yang bisa kita lakukan kecuali melihat perang dunia menghancurkan tanah kita untuk yang kedua kalinya." Ucap Eric.

  "Well, sebelum itu, mari berdansa." Ucap Eric sambil mengulurkan tangannya pada Lisa.

    Lisa hanya mengikuti Eric, dan mengikuti gerakannya. Sambil terus berdansa, Lisa bisa lihat jika Eric mengamati orang orang, tak hanya itu, dia melihat apa yang mereka pakai, aksesoris, dan cara mereka bersikap.

  "Itu kutukanku." Ucap Eric.

  "Namun kau tak pernah menemukan apa yang kau cari." Ucap Lisa.

    Eric menarik Lisa untuk keluar dari area dansa, lalu mengulurkan tangan pada Hyunjin.

  "Aku kira kau akan memintanya bukan kepadaku." Ucap Hyunjin yang menerima uluran tangan Eric.

  "Seorang anak muda, berseragam Jerman, dengan pedang di pinggangnya." Ucap Eric.

    Hyunjin menatap sekelilingnya, lalu mengangguk.

  "Opinimu?"

  "Luka goresnya? Aku rasa, trauma, bekas luka memanjang, dan jahitannya sangat rapih.. dr. Albern Bard?" Tebak Hyunjin.

  "Kau dulu bilang padaku jika dia sangat berjasa untuk dunia medis. Kini, kita bisa lihat salah satu contoh keahliannya." Ucap Eric.

  "Pembedahan plastik? Bawahan Kija yang kita kira orang kembar itu, bukan kembar?" Tanya Hyunjin.

  "Tidak jika dalam hubungan darah sepertiku dan Jeno. Kecurigaanku berawal saat salah satu dari mereka memukul kembarannya, ketika kita melarikan diri dari pabrik kala itu. Aku yakin dengan mataku, ada kerutan di belakang telinganya, dimana kulitnya ditarik. Aku bisa pastikan jika luka lukanya adalah hasil eksperimen bedah." Jelas Eric.

  "Kau tahu jika tak mungkin membuat manusia yang persis sama." Ucap Hyunjin.

  "Itu bukan lagi wajahnya. Apa jalan terbaik untuk memastikan perang dunia selain pembunuhan?" Tanya Eric.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.1,5 : MEMOAROpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz