Prajurit dari Tanah Afrika (III)

5.4K 1.3K 86
                                    

    
   
    Katakan Sunwoo gila sekarang juga! Dia benar benar membuat Hyunjin harus ikut berlari dari kejaran para penjaga ruang arsip. Awalnya mereka aman aman saja, sebelum Sunwoo dengan sengaja menjadikan lemari lemari di ruang arsip itu seperti permainan domino.
   
 
  "Kemari Hyunjin!" Kata Sunwoo menggeret tangan Hyunjin dan berbelok ke arah gang kecil yang Hyunjin tahu adalah jalan buntu.

  "Jalan buntu—"

  "Tidak, kalau kau punya akal."

  
    Mereka benar benar bertemu jalan buntu, namun, dengan santai, Sunwoo menaiki tong sampah, dan melompat ke atas dinding tinggi itu. Sementara Hyunjin? Dia ingin mengumpat pada Sunwoo dalam bahasa Rusia.

  "Apa yang kau tunggu? Kau mau tertangkap?" Tanya Sunwoo sambil tertawa.

  "Sialan kau, Rafe Sunwoo Alarich! Aku membencimu sebanyak 1117 bintang paling terang di alam semesta!"
  
  
    Sunwoo mengulurkan tangannya, Hyunjin menggapainya dan dengan segenap kekuatannya, Sunwoo menarik Hyunjin untuk naik lalu melompat ke balik dinding. Setelah menapak di tanah, cepat cepat Hyunjin memukul keras kepala Sunwoo.

  "KAU GILA, ALARICH!"

  "Kau yang lebih gila karena mau mengikutiku, Hyunjin. Lagipula itu sedikit menyenangkan, bukan?"

  "Tidak! Sama sekali tidak!"

    Sunwoo tertawa lagi, "ayo pergi ke perpustakaan kota, kurasa tiga teman kita sudah menemukan sesuatu."

  "Kau meninggalkan semua dokumen itu?" Tanya Sunwoo.

  "Kau membuatku melakukannya."

  "Tenang saja, aku mengingat semuanya."

  "Sungguh iri dengan kemampuan mengingatmu itu Sunwoo, juga sangat kagum dengan ketidakwarasan otakmu."

  "Benarkah? Aku merasa tersanjung!"
  
*
 
    Eric tak berhenti memukulkan kepalanya pada lengan saudara kembarnya yang sedang berusaha menerjemahkannya buku milik seseorang yang mereka tak kenal itu ke dalam bahasa mereka. Jeno sedikit terganggu sebenarnya, tapi ya sudahlah.
 
  
  "Dia menuliskan banyak hal." Ucap Jeno pada akhirnya. "Kurasa dia pengarang cerita yang handal, dia menceritakan kehidupan, perjalanan, dan segalanya tentang sosok Robert di halaman pertama. Dia seorang penggemar berat tokoh fiksi itu sepertinya.."

  "Sampai kapan kau akan menyebut alkemis itu hanya cerita fiksi, Jeno? Itu mungkin saja benar.." Kata Jaemin yang jujur, percaya akan Iblis Musim Gugur dan Robert si Alkemis Gila itu benar ada di masa lalu.

    Jeno mendengus lalu membuang muka, "ya sudah, artinya mereka mencari sesuatu yang Robert sembunyikan di Raminston, begitu? Lalu siapa Bejamins Adam Sherman, itu?"

  "Oh, astaga, para pahlawan kita telah tiba." Ucap Jaemin pada Sunwoo dan Hyunjin yang baru saja tiba.

  "Tampaknya kalian membuat masalah sampai membuat bawaham ayahku menanyakan keberadaan kalian."

  "Aku tak melakukannya, Sunwoo yang melakukannya." Ucap Hyunjin.

  "Hanya kerusakan kecil, aku akan membayarnya nanti. So? Apa yang kalian temukan?" Tanya Sunwoo duduk di sebelah Eric, diikuti Hyunjin yang duduk di samping kanan Jaemin.
  
    Jeno menutup buku itu lalu menyodorkannya pada Sunwoo. Pemuda Jerman itu menggapainya, lalu membuka halaman demi halaman berbahasa latin yang tentu saja bisa dia pahami dengan mudah.
  
  
  "Apakah kalian pernah dengar? Jika membuka buku harian orang lain, kalian akan masuk penjara." Kata Sunwoo.

  "Selama delapan belas tahun dekat dengan kepolisian aku tak pernah dengar peraturan bodoh itu selain dari mulutmu, Sunwoo.." Jawab Jaemin.

  "Ada tanda pengenalnya," tangan Jeno menutup buku itu, menunjukkan sebuah tanda pengenal yang terletak di bagian paling bawah buku.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.1,5 : MEMOARWhere stories live. Discover now