Prajurit dari Tanah Afrika (II)

5.4K 1.3K 108
                                    

  
  
   
  "Apa yang pria itu cari?" Tanya Eric.

  "Entahlah, tapi Jeno mencuri ini darinya." Kata Jaemin sambil memberikan lipatan kertas lusuh pada Eric.

    Saat Eric membukanya, tulisannya menggunakan bahasa latin, membuatnya ingin merobek kertas itu jika tak mendengar Sunwoo bergumam di telinganya.

  "Kau bisa membacanya—?!" Sentak Eric.

  "Bukankah bahasa latin memiliki perapalan sama dengan bahasa kalian?" Tanya Sunwoo. Ya, kalian, karena Sunwoo berasal dari luar Raminston.

  "Lagipula ini cuma lagu, bagaimana mungkin ada petunjuk di dalamnya?"

  "Mau menerjemahkannya untukku?" Tanya Eric.

    Sunwoo mengangguk laku mulai menuliskan isi dari kertas itu di kertas baru, bergumam kecil seakan membaca ulang kalimat yang ada di kertas itu.
 
  
  "Aku teringat tentang harta benda milik Robert yang katanya disembunyikan di Raminston di akhir perang dunia." Kata Jaemin.

  "Oh? Saat dimana tiba tiba seluruh emas di Raminston hilang secara misterius itu?" Tanya Hyunjin.

  "Kau benar, dan muncul Robert sebagai ahli kimia yang katanya bisa membuat emas dari usus manusia." Ucap Sunwoo sambil terus menulis.

  "Robert si alkemis gila hanyalah dongeng, sama seperti Iblis Musim Gugur." Kata Jeno.

    Jaemin tertawa, "entahlah, mungkin saja itu benar, bukan?"
  
  
    Tak lama, Sunwoo menyodorkan kertas yang berisi hasil terjemahannya pada Eric. Jaemin mendekat, ikut melihat isi kertas itu. Itu tak asing.
  
  
  "Bukankah ini.." Ucap Jaemin menatap Jeno, "lagu tadi, kan?"

  "Kalian mengetahuinya?" Tanya Hyunjin.

    Jaemin mengangguk, "hanya sekilas, saat aku mengerjakan tugas. Bagaimana mungkin itu menjadi petunjuknya?"

    Eric menggeleng, "aku akan pergi dulu."

  "Kemana?" Tanya Jeno.

  "Perpustakaan kota, mau menemaniku?"

  "Jika kau ingin."

  "Aku akan sangat berterimakasih untuk itu. Kalian, maukah mengecek pemakaman dimana para prajurit ini dikuburkan secara massal? Tak jauh dari sini." Ucap Eric.
  
  
    Ketiga temannya mengangguk lalu bangun dari duduknya.
 
 
  "Oh? Nana, aku akan sangat berterimakasih jika kau mau pergi bersamaku dan Jeno karena aku akan membutuhkanmu."

    Jaemin mengangguk setuju.

  "Sebelum itu, katakan padaku apa yang kita cari." Ucap Hyunjin.

  "Sesuatu yang para pengelana Afrika ini cari tentu saja, juga penyebab kematian yang sangat misterius. Setelah kau mengecek makamnya, temui kami di perpustakaan." Jelas Eric.

    Sunwoo menghela nafas, "kau berfikir bantuanku bisa berguna? Lagipula apa yang harus aku cek di makam itu?"

  "Ayolah Sunwoo, lalukan saja sesuai insting pembunuhmu... Kau akan tahu kenapa aku mengirim dirimu bersama Hyunjin kesana."

    Sunwoo akhirnya menyerah, dia keluar lewat jendela ruangan itu, bergelayutan di pohon sebelum menapak sempurna di tanah. Berjalan ke arah selatan, tempat pemakaman yang Eric bicarakan berada.

  "Dia bertingkah seperti kera." Kata Hyunjin.

  "Mungkin dia hasil dari evolusi kera." Kata Jaemin.
 
    Hyunjin keluar dari ruang klub, menyusul Sunwoo sebelum anak itu membunuh orang karena kesal. Sementara Eric, Jaemin dan Jeno pergi ke perpustakaan kota. Perjalanan yang jauh, seharusnya mereka mengirimkan telegram saja.
   
*
  
    Hyunjin akhirnya berhasil menyusul Sunwoo, dia berjalan di samping Sunwoo tanpa berniat membuka percakapan. Sampai akhirnya Sunwoo membuka suaranya.
 
  
  "Apakah motivasi hidup Eric hanya untuk hal seperti ini?" Tanya Sunwoo.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.1,5 : MEMOARWhere stories live. Discover now