Wanita Syal Merah (II)

6.5K 1.5K 218
                                    


     
    Eric mengangguk, mengiyakan ucapan Hyunjin.

  "Mungkin dia memang korban kekerasan rumah tangga."

  "Bagaimana dengan kemungkinan lainnya? Bagaimana jika wanita ini dianiaya bukan oleh suaminya?"

    Eric menunjuk cincin wanita itu, "coba bapak lihat cincinnya. Dia sering mengenakannya, namun dia tak pernah membersihkan permukaan luarnya, sementara perhiasan lain miliknya bersih dan terawat."

  "Lalu siapa pembunuhnya?"

  "Bagaimana kalau bapak mencari tahu tentang suaminya dulu? Jika sudah, hubungi kami lagi." Ucap Eric.

    Pak Inspektur menghela nafas lalu mengangguk. "Aku bergantung padamu Eric, jika kasus ini terpecahkan, aku akan semakin bergantung padamu."

    Eric mengangguk girang. "Dengan senang hati."
    
  
*
  
   
    Dalam perjalanan pulang mereka ke Akademi, Eric tetap diam tak membicarakan apapun tentang kasus itu. Itu membuat suasana dalam kereta kuda hening. Karena mereka sedang memberi Eric ruang untuk berfikir.

    Mereka ingin sekali membantu, namun, mereka tak enak hati jika harus mengatakan hipotesis masing masing yang belum tentu sama dengan pemikiran Eric. Setidaknya perasaan itu dimiliki Jaemin, Jeno dan Hyunjin, tidak dengan Sunwoo yang memiliki pola pikir lebih dangkal dan subjektif.
    
   
  "Kau tahu, Eric? Aku rasa pembunuhnya seorang bajingan malam yang suka mabuk mabukan di Bar. Dia mencekik leher wanita itu dengan kedua tangannya lalu menggantungnya di langit langit rumah kosong itu dengan syal rajut." Tawa Sunwoo.

   
    Sungguh bukan lelucon yang lucu. Namun, tampaknya pemuda Jerman itu sangat menikmati candaannya. Sehingga tangan Jaemin harus memukul belakang kepala Sunwoo karena tak nyaman dengan lelucon itu.

  "Kau kira ini sebuah lelucon?" Tanya Jeno.

  "Oh ayolah, bukankah sudah pemandangan normal jika psikopat yang sialnya kawan kita ini berlaku demikian?" Tanya Hyunjin.

  "Sunwoo, kenapa kau menyimpulkan jika itu pelakunya adalah bajingan malam yang suka mabuk mabukan di bar?" Tanya Eric sedikit penasaran.
   
    
    Sunwoo menggeleng geleng tak habis pikir.
   
   
  "Ayolah, gunakan mata kalian! Wanita itu seorang pelacur! Lihat baju yang dia pakai! Riasannya juga! Bukankah terlalu mencolok untuk wanita berumur 30-an yang sudah berkeluarga?" Ucap Sunwoo sambil menyandarkan kepalanya pada pundak Jaemin.

  "Mulutmu ini harus disekolahkan Sunwoo, agar bisa membedakan mana yang kata baik dan mana yang buruk." Ucap Jaemin sambil menyentil bibir Sunwoo.

    Eric menggaruk keningnya, "Hyunjin kau bilang dia memiliki parfum seorang pria, bukan?"

    Hyunjin mengangguk.

  "Eric, jangan bilang kau memikirkan ucapan Sunwoo." Tanya Jaemin.

  "Kurasa Sunwoo ada benarnya, maksudku, dia mungkin korban kekerasan rumah tangga yang harus bekerja apapun tak peduli jikapun dia harus menjadi pelacur, entah untuknya sendiri atau paksaan suaminya."

  "Kalian bilang dia korban pencurian juga?" Tanya Hyunjin.

    Jaemin mengangguk, "kopernya hilang."

  "Koper?"

  "Kaus kaki belakangnya memiliki bercak cipratan air dan tanah akibat roda kopernya." Ucap Eric.

  "So? Kau ingin mengatakan di pembunuh dan pencuri adalah orang yang sama?"

    Eric menggeleng tak yakin. "Ada dua kemungkinan kemana kopernya pergi. Pertama, pembunuh dan pencurinya adalah orang yang sama, kedua, ada barang bukti di dalamnya, karena itu dia membawa kopernya pergi untuk membuangnya jauh jauh."

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.1,5 : MEMOARWhere stories live. Discover now