Final Chapter : Kambing Hitam (VII)

4.6K 1.1K 92
                                    

   
    
   
  "Tuan Shamus, kau bilang?" Ulang Sunwoo.

    Eric mengangguk, "kau tau kontribusi perusahannya terhadap Italia, tak perlu terkejut begitu."

  "Apa maksudnya?" Tanya Lisa tak mengerti.

  "Tuan Shamus Abraham seorang tentara dan pembisnis ulung yang memiliki distributor di seluruh daratan Eropa." Jawab Hyunjin dramatis sambil merentangkan kedua tangannya, menunjukkan betapa luasnya dataran Eropa.

  "Bisnis?" Tanya Lisa.

  "Di samping dia seorang tentara, Tuan Abraham adalah pembuat senjata, senjata besar." Jelas Jeno.

  "Beberapa hari lalu, sebagian besar saham perusahaannya dibeli oleh investor tak dikenal." Lanjut Eric.

  "Kija." Tebak keemapt remaja yang lain.

  "Petunjuknya mengarah pada suatu tempat, namun untuk menghindari insiden semalam, telah aku kumpulkan data yang cukup. Pengamat kita— jika kalian lupa, gelandangan kala itu, dia mengatakan jika salah satu kebiasaan kecil Kija adalah memberi makan merpati liar di alun alun kota."

  "Lalu? Kau berencana membawa kami ke  Prancis?" Tanya Sunwoo.

  "Prancis?" Tanya Lisa.

  "Tempat pabrik Tuan Shamus berada. Berada di dekat perbatasan, hanya dipisahkan oleh sungai tak terlalu besar dengan Italia." Ucap Hyunjin.

    Eric menggeleng, "sekarang pabrik itu milik Kija. Sayangnya, karena ada pengeboman itu, perbatasan antara Prancis yang seutuhnya mendukung Raminston dan Italia ditutup. Aku takut pengejaran kita berakhir, kecuali kita bekerjasama dengan seseorang yang tahu lokasi mereka di perbatasan."

    Lisa berdeham, "aku tau siapa yang bisa membantu kita."

*

    Esok paginya, Lisa membawa mereka kembali ke Venezia. Mereka diajak untuk menyusuri hutan yang daunnya mulai mengering karena musim gugur hampir berakhir. Tak lama mereka berjalan, mereka bertemu dengan 2 orang dengan beberapa kuda yang berjajar di samping mereka.
  
  
  "Bagaimanapun, perilaku gipsi-mu sangat fantastis, Nona." Ucap Hyunjin.

  "Ketiga kuda hitam ini adalah tungganganku, Hyunjin dan Jeno. Jaemin, Eric dan Sunwoo menaiki yang warna putih."

  "Umm... Oh? Oke. Well, mana keretanya?" Tanya Eric.

  "Kereta terlalu lamban. Kau tak bisa menunggangi kuda?" Tanya Lisa.

    Jeno menahan tawa, "bukannya tak bisa. Emm, bagaimana kau menyebutnya, Eric?"

  "Kuda berbahaya di kedua kaki belakangnya, kenapa aku harus menunggangi makhluk yang berpikiran pendek dengan kedua kakiku?" Jawab Eric sambil menatap tajam kuda bewarna putih di sampingnya itu.

  "Jikapun aku harus, aku lebih memilih menunggangi sepeda. Terima kasih banyak. Ini tahun 1920, aku akan sewa balon udara!" Ucap Eric.

  "Um, tidak adakah kuda yang berukuran lebih kecil?" Tanya Jeno.

   
   
    Perjalanan mereka dimulai, dengan dipandu oleh dua orang yang memperkenalkan diri mereka sebagai Soobin dan Bomin itu, mereka menyusuri jalanan hutan. Eric sedikit tertinggal karena pada akhirnya dia menunggangi keledai yang masih sangat muda.
  
  
  "Astaga! Ini tak seperti orang Raminston yang pindah ke tempat lain." Omel Eric.

  "Jangan mengeluh Eric." Balas Jaemin.
  
  "Lagipula kau bukan orang Raminston bodoh." Tambah Sunwoo.
   
    
    Akhirnya mereka tiba di perbatasan Italia dan Prancis pada malam hari. Mereka turun dari kuda masing masing. Mereka menatap ke arah pabrik yang berada di samping sungai itu dari kejauhan. Tampaknya mereka harus menyewa perahu untuk sampai ke sana.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.1,5 : MEMOARWhere stories live. Discover now