side story 7

8.8K 916 87
                                    

Hi, long time no see wkwk

Entah cerita ini masih menarik atau enggak, but,

Happy reading~

.
.

Wei Wuxian tidak pernah merasa semarah ini sebelumnya.

Selama 8 tahun membina rumah tangga dengan Lan Wangji, sekalipun Wei Wuxian tak pernah benar-benar marah seperti ini.

Tapi hari ini, Wei Wuxian merasa jika dirinya bisa meledak sewaktu-waktu, ia tidak bisa menahan lagi perasaan yang menumpuk dalam hatinya, rasa jengkel yang sudah ia tahan selama seminggu ini.

Tentang suaminya, Lan Wangji, dan kebiasaan barunya,

Pulang dini hari dengan penampilan kusut yang tak biasa.

Apakah salahnya jika kemudian dirinya mulai berpikir liar? Jika dirinya merasa curiga dan berlari pada sebuah kesimpulan kotor,

Tantang,

Ah, tidak.

Wei Wuxian tidak ingin berpikir sampai sejauh itu.

Setidaknya, ia masih memiliki kepercayaan pada suaminya, meski harus menahan rasa jengkel juga penasaran yang seolah berusaha berjejalan menyumpal akal sehatnya.

Tik

Tik

Tik

Suara jarum jam yang menggema dikeheningan malam semakin membuat kegelisahannya tumbuh semakin besar, ia melirik benda bulat yang tergantung didinding ruang tengah rumahnya,

01.27

Dan Lan Wangji masih belum kembali.

Sebenarnya, kemana suaminya pergi?

Bersama siapa?

Apa yang dia lakukan?

Wei Wuxian menahan semua pertanyaan itu, ia hanya tak ingin membuat rasa penasarannya menjadi sumber yang mungkin bisa menyulut api antara dirinya dan Lan Wangji.

Ia pikir, ia bisa terus menahannya.

Sampai kemudian dirinya menyadari, bahwa semua itu hanya akan membuat kemarahannya semakin menjadi-jadi dan membuat pikirannya dihinggapi berbagai hipotesis liar.

Wei Wuxian menggigit kuku jarinya yang terawat, mencoba menekan rasa kalut yang semakin berkobar, menunggu suaminya yang tak kunjung datang.

Cklek

Seketika dirinya mendongak dan berjalan cepat menuju pintu yang baru saja terbuka.

Lagi-lagi suaminya pulang dalam keadaan kacau.

"Dari mana saja?" Ia bahkan tak merasa perlu untuk menyambut suaminya, hatinya yang tengah risau tak mengizinkan untuk melakukannya.

Wangji melepas sepatunya dan meletakannya di rak, kelelahan tergambar jelas diwajahnya yang rupawan. Pria itu menyungging senyum tipis, "Wei Ying, kau belum tidur?" Tanyanya, ia hendak menyentuh istrinya namun Wei Wuxian menghindar, ia memundurkan tubuhnya namun tidak sedikitpun merubah tatapan tajamnya.

"Ya, dan aku juga menunggu jawaban darimu, dari mana saja kau seharian ini?"

Mendengar pertanyaan ketus itu membuat alis Wangji menukik, ia berpikir, ada apa dengan istrinya hari ini?

Itu tidak terlihat seperti Wei Wuxian yang biasanya.

"Tentu saja bekerja, sayang." Ia masih berusaha menjawab dengan lembut, dirinya kembali mencoba menyentuh Wei Wuxian, dan kali ini mendapatkan tepisan yang cukup kasar.

A Boy Named Wei WuxianWhere stories live. Discover now