21

9K 1.1K 123
                                    

"Mama, lihat! Ikannya besal!" Xiao Yu menatap takjub seekor ikan hiu yang baru saja melintas diatasnya.

Wei Wuxian hanya tersenyum kecil, tangannya mengusak kepala puteranya pelan lalu kembali tenggelam dalam lamunan.

Ia sedang memikirkan bagaimana caranya lepas dari mantan kekasihnya ini. Wei Wuxian merasa buntu.

Sehari bersama Zixuan saja sudah membuatnya cemas setengah mati. Pikirannya digerogoti kekalutan dan rasa takut.

Jujur saja, ia masih memiliki trauma terhadap apa yang terjadi dimasa lalu. Dan sekarang, jika saja ia tak memiliki Xiao Yu, mungkin ia sudah melompat dari atas gedung apartemen Jin Zixuan seketika ia tiba disana.

"Wei Ying, apa kau tidak menikmatinya?" Zixuan berbisik ditelinganya, pria itu bahkan tanpa ragu memeluk pinggang ramping Wei Wuxian, seolah mencoba menunjukan pada semua orang bahwa mereka adalah keluarga kecil bahagia.

Wei Wuxian melengos, ia menepis tangan Zixuan dan mengabaikan pria itu sepenuhnya.

Pria Jin mengendikan bahunya, ia tak terlalu memikirkan penolakan Wei Yingnya. Terpenting untuk saat ini, ia bisa menahan kekasih dan puteranya disampingnya, urusan perasaan, ia yakin cepat atau lambat Wei Wuxian pasti akan jatuh padanya, lagi.

"Nah, A Yu, ingin lihat ikan yang lebih besar?" Zixuan beralih pada puteranya, ia memainkan pipi tembem Xiao Yu dengan jari-jari besarnya.

"Apa ada ikan yang lebih besal?"

"Tentu, A Yu pasti suka."

Bocah itu mengangguk antusias membuat sang ayah tertawa gemas, ia meminta Xiao Yu untuk ia gendong namun Wei Wuxian menolaknya.

"Kau pasti lelah sudah menggendongnya sejak tadi." Ujarnya lembut, namun Wei Wuxian tidak merespon, ia bahkan tak memandang kearah Zixuan sesikitpun.

Matanya menatap kosong.

"Wei Ying."

Seketika tubuhnya gemetar, ketika Jin Zixuan memanggilnya dengan suara berat dan dalam, itu berarti sebuah ancaman.

Wei Wuxian tau dengan baik bahwa Zixuan adalah orang yang tidak pernah main-main.

Dengan berat hati ia membiarkan Zixuan menggendong puteranya, seketika si pria Jin tersenyum senang lalu menciumi puteranya.

Mereka memasuki arena seaworld lebih dalam lagi.

Sepanjang sesi celotehan Xiao Yu dan Jin Zixuan mengudara, pria Jin itu dengan senang hati menjelaskan berbagai jenis hewan laut pada puteranya yang sangat antusias.

Zixuan tertawa seolah tak ada yang terjadi.

Sampai sini, Wei Wuxian merasa mencelos.

Jika saja Zixuan tau lebih awal, mungkin mereka tidak akan berakhir seperti ini.

Jika saja pria itu mau mendengarkannya, mungkin ia tidak harus bertindak sejauh ini.

Sekarang, apapun yang pria itu lakukan tak akan mengubah apapun yang telah terjadi padanya.

Semuanya sudah terlambat.

Perasaannya untuk pria itu telah lenyap sepenuhnya. Satu-satunya orang yang ia cintai saat ini adalah Lan Wangji, hanya Lan Wangji.

.
.

Hari berganti minggu, dan Wei Wuxian merasa semakin tertekan.

Zixuan tak pernah membiarkannya bernapas, dalam artian, pria itu mengawasinya duapuluh empat jam penuh.

Entah dengan mata kepalanya sendiri atau orang-orang bayarannya.

Ia tak memiliki celah untuk melarikan diri.

A Boy Named Wei WuxianМесто, где живут истории. Откройте их для себя