02

12.9K 1.8K 236
                                    

"Jelaskan!"

Wei Wuxian menunduk, ia tak berani menatap madam Yu; ibu Jiang Cheng dan Jiang Yanli, Yu Ziyuan.

Madam Yu melempar sebuah buku catatan kotor, buku Jiang Cheng yang 'tak sengaja' Wei Wuxian siram tempo hari, ke hadapan Wei Wuxian.

"Apa maksudmu melakukan itu pada putraku?" Suaranya dingin dan sinis, menunjukan betapa tidak sukanya ia pada Wei Wuxian.

"Ibu, bukan Wei Wuxian. Aku tidak sengaja menumpahkan cola pada bukuku." Jiang Cheng duduk disamping ibunya, mencoba membujuk wanita itu agar berhenti memarahi kakak angkatnya.

"Kau membelanya?!" Madam Yu mendelik sinis, kemudian menggebrak meja didepannya hingga membuat Jiang Cheng dan Wei Wuxian terlonjak.

"A Cheng, kau harusnya sadar dan berhenti bergaul dengan Wei Wuxian! Dia selalu memberi pengaruh buruk padamu!" Madam Yu berteriak emosi,  tidak habis pikir pada putranya yang selalu menempel pada pemuda Wei itu.

"Kau terus saja menghabiskan waktu dengan hal-hal tidak berguna! Kau selalu kalah darinya dalam segala hal!"

Madam Yu menyentak bahu Jiang Cheng dan mencengkramnya, "Dengar, kau adalah penerus bisnis keluarga Jiang. Kau harusnya sadar dan bekerja keras agar kau bisa melampaui Wei Wuxian!! Tunjukan pada ayahmu bahwa kau adalah putra kandungnya, bukan Wei Wuxian!"

Wajah Madam Yu memerah, emosinya selalu saja memuncak setiap kali mengingat perlakuan tak adil suaminya pada putra kandungnya sendiri.

"Istriku, apa yang kau lakukan?"

Jiang Fengmian baru saja tiba dan sudah disambut teriakan istrinya itu. Ia meletakan tas kerjanya di atas sofa, melihat Wei Wuxian yang duduk di atas  karpet dengan kepala menunduk, sementara istrinya mencengkram bahu Jiang Cheng dengan wajah penuh emosi.

Jiang Fengmian menghela napas lelah, selalu begini.

"A xian, apa yang kau lakukan disana? Berdiri." Ia hendak menarik Wei Wuxian untuk mendudukannya diatas sofa.

"Berhenti memperhatikannya! Putramu adalah Jiang Cheng maka perhatikan dia!!"

Nyonya Yu membawa Jiang Cheng kehadapan suaminya, "Lihat baik-baik!! Dia adalah putramu! Meskipun dia lahir dari seorang wanita yang tidak kau cintai, dia tetap putramu! Satu-satunya orang yang akan menggantikan posisimu kelak!"

Nyonya Yu melepaskan bahu Jiang Cheng dengan kasar, satu tangannya memijat dahinya yang terasa pening.

Ia juga benci selalu ada disituasi ini, namun egonya benar-benar tak bisa terkontrol.

Tiap kali Jiang Fengmian memberikan perhatian pada putra angkatnya itu, jiwa keibuannya meronta.

Ia tak sanggup melihat putranya yang kadang disisihkan oleh ayahnya sendiri.

"Istriku, aku tidak pernah bermaksud seperti itu. Tentu saja A Cheng adalah putraku, dan tidak ada yang akan merebut posisinya. Pun dengan A Xian, dia putra sahabatku dan aku sudah berjanji untuk merawatnya dengan baik."

Nyonya Yu tidak menjawab, ia sudah lelah dengan semua alasan suaminya itu.

"Tidurlah, kau pasti lelah." Jiang Fengmian menyentuh bahu Madam Yu namun segera ditepis.

Wanita itu berlalu tanpa sepatah katapun.

Jiang Fengmian kembali menghampiri Wei Wuxian dan mengusak rambutnya, "tidurlah, kau juga pasti lelah." Ia tersenyum dan menghampiri Jiang Cheng yang masih berdiri ditempat semula.

"Kau juga sebaiknya pergi tidur." Ia menepuk bahu Jiang Cheng pelan kemudian berlalu.

Ruang tengah yang luas itu hening. Wei Wuxian mencoba menenangkan perasaannya yang berantakan.
Ia menepuk dadanya berapa kali, menahan suaranya yang serak akibat tangis yang ia coba tahan.

A Boy Named Wei WuxianHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin