15

10.4K 1.3K 203
                                    

"Lan Zhan, kau apakan piyamaku?"

Wei Wuxian mengangkat atasan piyamanya yang telah robek menjadi dua bagian.

Lan Wangji yang baru selesai mandi menghampiri pemuda yang kini telah resmi menjadi kekasihnya itu dan mengecup kepalanya sayang, "Pakai baju milikku."

Wei Wuxian memutar bola matanya, ia ingat betapa bringasnya Lan Wangji semalam, namun tak menyangka bahwa piyama kesayangannya akan menjadi korban begini.

Kaki Wei Wuxian mengarah ke lemari Wangji dan memilah-milah pakaian disana. Ia bersenandung kecil dan sesekali menciumi aroma Wangji yang ada disetiap pakaian yang terlipat.

Aroma Wangji tak pernah berubah.

"Wei Ying, kau sudah selesai?"

Wei Wuxian berbalik sambil merengut.

"Lan Zhan, bajumu besar semua! Apa tidak ada yang lebih kecil?" Pemuda Wei itu menjauh dari lemari dan kembali merebahkan diri diatas kasur yang sudah bersih.

Dirinya hanya memakai bathrobe milik Wangji, bagian atas dan bawahnya tersingkap membuat Lan Wangji tak tahan untuk meliriknya.

Pemuda Lan itu membawa turtle neck berwarna hitam dan meletakannya diatas paha Wei Wuxian yang tersingkap menantang.

Ia tak mau kembali lepas kendali lagi pagi ini.

"Lan Zhan."

"Mn?"

Wei Wuxian menggigit bibirnya gugup sambil menatap wangji yang tengah mengancingkan kemeja putihnya.

"Apa kau benar-benar akan mengatakan pada paman?"

Wangji menoleh lalu menghampiri kekasihnya, ia duduk disamping Wei Wuxian dan meraih kepalanya dalam dua tangan besarnya.

"Wei Ying, apa kau ragu untuk menikah denganku?" Tanya pemuda Lan.

Wei Wuxian menggeleng cepat, "tidak! Maksudku-"

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Cukup berada disampingku saja." Wangji mengecup dahi Wei Wuxian, hingga si pemuda Wei dapat merasakan kasih sayang Wangji yang dalam tersalur kehatinya.

.
.

Wei Wuxian memasuki rumahnya hati-hati, ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Jiang Fengmian.

Jujur saja, jika memikirkan apa yang terjadi semalam membuatnya sangat malu, ditambah ia tak pulang semalaman.

Apa yang akan dipikirkan pama Jiang?

"Wei Ying?"

Wei Wuxian tersentak dan segera menoleh kebelakang, Lan Wangji memandangnya bingung.

"Ah? Ha ha, Lan Zhan. Ayo masuk." Ia menuntun Wangji dan menuju ke ruang keluarga. Lagi-lagi ia tak mendapati Jiang Fengmian.

Diam-diam ia menarik napas lega, semoga pamannya itu masih tidur pulas.

"A Xian?"/"mama!"

Wei Wuxian terlonjak dan memandang kearah kamarnya yang terbuka, Jiang Fengmian menghampirinya sambil menggendong Xiao Yu.

Putranya itu sudah mengangkat tangan meminta untuk digendong sang mama.

"Paman." Cicitnya pelan, ia tak berani menatap Jiang Fengmian dan lebih nemilih menenggelamkan dirinya dibahu Xiao Yu. Sepertinya anak itu belum menyadari kehadiran sang dada.

"Tuan Jiang." Ia membungkuk hormat, Jiang Fengmian tersenyum kecil sambil menepuk bahu Wangji, "Apa kabar, Wangji?" Tanyanya.

"Aku baik."

A Boy Named Wei WuxianWhere stories live. Discover now