Side Story 5 (chaotic day)

6.7K 876 41
                                    

Terimakasih banyak atas sambutan kalian pada work ini, seneng banget bacain komentar kalian meski belum bisa balasin satu2 karena kesibukan yang masih belum tuntas :")

.
.

Ini bermula ketika Wei Wuxian yang ngotot ingin bermain dibawah guyuran hujan lebat, yang kemudian diikuti oleh Lan Xiao Yu.

Wangji melarangnya, membujuk agar mereka cepat kembali masuk. Namun Wei Wuxian adalah makhluk keras kepala, ia tetap bermain hujan bersama putera sulung mereka.

Dan beginilah mereka berkahir,

"Dada, kepala A yu pusing."
Lan Wangji mengusap dahi Xiao Yu yang berlapis plester demam, ia kemudian memeras handuk kecil yang telah direndam dalam air es dan diusapkan pada bagian tubuh Xiao Yu agar panas ditubuh puteranya segera turun.

"Lan Zhan, peluk. Ini dingin sekali." Wei Wuxian yang berbaring disamping Xiao Yu merengek, tangannya yang hangat menarik lengan kemeja Wangji agar memenuhi permintaannya.

Lan Wangji menghela napas, ia beralih ke sisi lain ranjang luas itu kemudian merapatkan selimut elektrik istrinya, mengatur suhu selimut agar lebih hangat. "Lan Zhan, aku mau dipeluk! Aku tidak mau selimut bodoh ini!" Kaki sipemuda Wei menendang lemah pada selimut yang membalutnya, ia menatap Lan Wangji dengan mata sembabnya.

"Wei Ying-"

"Mama~ hiks."

Wangji menoleh kearah baby box, disana Shizui berdiri dengan berpegangan pada pembatas tempat tidurnya sambil mengucek mata dengan air mata dikedua pipi tembemnya.

Lan Wangji mengecup kening istri dan putera pertamanya lalu berjalan kearah Shizui yang masih terisak.

"Hai jagoan, selamat pagi." Giliran Shizui yang mendapatkan kecupan selamat pagi dari sang dada.

Balita itu merebahkan kepalanya dibahu lebar dadanya, menatap pada kakak dan sang mama yang terbaring tak berdaya diranjang itu.

"Mama?" Mata bulat Shizui beralih menatap Wangji, ayah dua anak itu tersenyum kecil sambil mengusap wajah bantal putera bungsunya, "mama dan Yu Gege sedang sakit, A Yuan jangan rewel ya hari ini? Kasian mama, nanti sedih tidak bisa peluk A Yuan." Wangji memberi pengertian pada Shizui.

Meski puteranya masih belum mengerti apapun, meski baru bisa mengatakan kata 'mama', namun Wangji berusaha membentuk puteranya sejak dini.

Balita itu mengangguk kembali merebahkan kepalanya dibahu dadanya, matanya menatap sedih pada sang mama.

Wangji menghampiri ranjang dimana kedua bayinya tidur, sebelah tangannya yang bebas menyibak rambut lepek Wei Wuxian, "aku akan memandikan A Yuan dan membuatkan bubur untukmu dan A Yu." Ujarnya, Wei Wuxian mengangguk, tangannya terulur untuk menyentuh pipi Shizui, "A Yuan, baik-baik ya dengan dada. Jangan membuat dada repot ya sayang." Katanya dengan suara parau.

Shizui merentangkan tangannya minta dipeluk, "mama~"

"Sstt, ayo kita mandi." Wangji membawa putera bungsunya keluar kamar.

.
.

Wangji baru saja beres memandikan Shizui dan menempatkan puteranya di ruang keluarga dengan berbagai macam mainan yang berserakan juga layar televisi yang menampilkan acara kartun favoritnya.

A Boy Named Wei WuxianWhere stories live. Discover now