22-END

14.8K 1.3K 332
                                    

Langit mendung menggantung di atas langit kota New York, mengundang ribuan rintik hujan untuk turun yang semakin lama semakin deras.

Tawa Xiao Yu menggema diruang keluarga, beradu dengan Jin Zixuan yang tengah bermain dengan putranya.

Dan disini Wei Wuxian berdiri, menatap lalu lalang kota yang rusuh ketika hujan mengguyur tanpa permisi dibalik jendela. Tetesan hujan menciptakan jejak disepanjang kaca yang mulai berembun, bersama suara deru mesin dan pekikan klakson mobil, suara sirine lamat-lamat memecah kegaduhan dibawah sana, semakin membuat kusut pikiran Wei Wuxian yang sudah berantakan.

Sejak pembicaraannya dengan Jin Zixuan beberapa hari yang lalu, Wei Wuxian menjadi lebih pendiam. Ia tak lagi merespon apapun yang mantan kekasihnya itu katakan.

Ia hanya mau berbicara pada Xiao Yu dan selebihnya bungkam.

"Wei Ying." Panggil Zixuan, Wei wuxian tak menjawab, masih memaku pandangannya kearah rintik hujan yang turun tanpa belas kasihan.

"Kau masih tidak mau bicara?"

Zixuan menghela napas, Xiao Yu terlelap didepan televisi yang masih menyala dan ini adalah kesempatan untuknya berbicara kembali dengan Wei wuxian.

Namun tetap tak membuahkan hasil.

Apa dia sudah benar-benar ditolak?

Ding dong

Suara bel mengalihkan perhatian Zixuan, ia tak merasa memesan apalagi mengundang siapapun.

Ding dong

Dering bel kembali terdengar, dengan berat hati ia berjalan kearah pintu.

Seketika ia membuka pintu dan satu bogeman mentah ia dapatkan.

Zixuan terjerembab dilantai dingin dengan sudut bibirnya yang berdarah. Wei wuxian yang melihat itu terkejut bukan main, pemuda Wei itu segera menghampiri pintu namun ia malah mendapat kejutan lain.

Lan Wangji, suaminya, berdiri menjulang dengan tatapan penuh amarah.

Wei Wuxian tak bisa berkutik, kakinya terasa lemas.

"Lan Zhan." Bisiknya tak percaya.

"Lan Zhan!" Kemudian berlari kearah Lan Wangji dan menubrukan diri pada pria itu, seketika tangisnya pecah, ketakutan yang selama ini ia tahan akhirnya luluh lantak saat pelukan hangat dari sosok yang ia rindukan melingkupi tubuhnya, "Wei Ying, kau baik-baik saja?" Wangji bertanya khawatir, ia mendekap tubuh istrinya semakin erat seolah takut dirinya akan kehilangan Wei Wuxian lagi.

Pemuda Wei tak menjawab, tangisannya semakin terdengar meraung.

"Dasar bajingan!!" Jiang Cheng menyeruak masuk kedalam dan menarik kerah baju Jin Zixuan.

"Apa kau sudah gila?! Untuk apa kau melakukan semua ini?! Apa kau sudah kehilangan akal? Ha?!" Jiang Cheng tak bisa menahan emosinya.

Memikirkan bagaimana Jin brengsek ini sudah menyakiti orang-orang yang dia cintai membuatnya meledak dalam pusaran emosi.

Jiang Cheng melayangkan tinjunya berkali-kali dan tak sekalipun Zixuan membalas.

Jiang Cheng kembali menarik kerah pria itu hingga berdiri,
"Apa kau tidak memikirkan A Ling? Dia putramu juga brengsek! Harusnya kau bisa mempertanggungjawabkan pilihanmu, bukan malah bertindak diluar akal seperti ini!!" Ia menghempaskan si pemuda Jin hingga kembali terduduk diatas lantai.

Sebenarnya, dia sangat ingin mematahkan setiap sendi Jin Zixuan.

Namun ia memikirkan kembali nasib Jin Ling dan kakaknya.

A Boy Named Wei WuxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang