Day 39: Apa Saja yang Bisa Dilakukan Chandni?

366 45 8
                                    

Hai, ketemu lagi di part 39. Heheh akhirnya sampai juga 250 follow (💜) cerita ini di Dreame. Makasih ya 😍😍😍

Selamat Membaca!
🕊️

Tidur dalam dekapan yang penuh kasih sayang, membuai Chandni dalam kedamaian. Tidurnya sangat nyenyak, tetapi sebuah mimpi mengganggunya lagi.

Chandni waswas mimpinya adalah gangguan makhluk halus. Namun karena yang dilihatnya lebih berupa sebuah pertunjukan aliran tenaga dalam tubuh manusia Chandni tidak ketakutan.

Sosok manusia digambarkan sebagai saluran berkesinambungan di mana beragam energi mengalir melewati pembuluh darah dan serabut-serabut otot serta saraf. Aliran energi yang begitu rumit dan cepat, hingga Chandni merasa pening kepalanya dijejali banyak hal sekaligus.

Namun yang dapat dipahaminya dalam tubuh manusia ada 7 titik energi utama yang bercahaya warna-warni.

Cahaya yang dilihatnya ada di puncak kepala, dahi, leher, dada, perbatasan dada dan perut, perut dan terakhir di selangkangan, di area di mana Tuan Imdad menyentuhnya dan menghasilkan madu yang sangat disukai Tuan Imdad. Area itu juga di mana batang panjang milik Tuan Imdad menonjol.

Chandni terkesima melihat siluet tubuh laki-laki dan perempuan bersentuhan dan dua titik energi dasar itu menyatu. Terjadi ledakan energi yang sangat besar sehingga penyatuan itu bercahaya indah menyilaukan.

Seolah ledakan energi itu terjadi dalam tubuhnya, dada Chandni berdebar keras dan dia merasakan bunganya melepaskan madu lagi. Muara lembutnya terasa basah dan hangat. Jika saja Tuan Imdad tidak mengajarinya perasaan itu, mungkin dia akan sangat kebingungan.

Lepas dari mimpinya, Chandni membuka mata terkesiap. Dia mengerjap-ngerjap antara mimpi dan kenyataan. Dia merasa masih bermimpi karena membuka mata berhadapan dengan dada padat Tuan Imdad dan mereka berdua tidak mengenakan kain sehelai pun. Polos telanjang, seperti dalam mimpinya.

Namun setelah beberapa saat membuka mata masih berada dalam dekapan Tuan Imdad yang tertidur pulas, Chandni menerima kenyataan bahwa dia tidak bermimpi. Dia melihat bekas luka yang berserakan di tubuh Tuan Imdad dan merasa iba. Namun melihat wajah tenang Tuan Imdad, Chandni menjadi lega kembali.

Perlahan dia beringsut bangun dan duduk di tepi dipan, menggeliatkan tubuh seraya merentangkan kedua tangan ke udara. Dia mengumpulkan rambutnya yang panjang tergerai, menyatukannya dalam gelungan.

Sentuhan tiba-tiba di pinggulnya membuat Chandni terkejut. Dia menoleh ke belakangnya dan melihat Tuan Imdad tersenyum tipis dengan mata sayu mengerjap malas. “Kau mau ke mana Chandni? Jangan pergi dari sisiku. Aku masih ingin bersamamu,” lirihnya. Imdad menyusuri pinggul dan lekukan tubuh gadis itu seakan menulis sesuatu di permukaan kulitnya.

Chandni yakin Tuan Imdad masih belum bangun sepenuhnya. Dia tersenyum pada pria itu. “Tuan, saya harus ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Tuan tidurlah kembali. Saya akan kembali membawakan makan pagi untuk Tuan.”

“Baiklah,” sahut Imdad sambil menarik tangannya dari tubuh Chandni lalu kembali memejamkan mata. Namun ia mencuri pandang mengamati tubuh indah telanjang itu membungkuk, berjalan ke sana kemari memunguti pakaian mereka dan perhiasan yang berserakan di lantai.

Chandni menggantung setelah sherwani Tuan Imdad dalam lemari. Sedangkan kostum menarinya dilipat rapi dan akan dibawa untuk dibersihkan. Beragam perhiasan yang dikenakannya untuk pementasan disimpan dalam kotak kayu. Chandni mengenakan pakaian sari hariannya yang terbuat dari bahan sederhana dan sudah lusuh. Chandni menyempatkan memandang Tuan Imdad sekilas sebelum keluar dari kamar. Dia tersenyum melihat pria itu tetidur pulas lagi.

Bertepatan saat dia keluar dari kamar dan menutup pintu, sekelompok gadis lewat di koridor sambil berbincang-bincang. Melihat Chandni, mereka terdiam dan mengamatinya lekat. Terlihat jelas penampilan Chandni yang berantakan serta gaun lehengga dan kotak perhiasan di tangannya menunjukkan bahwa Chandni berada di kamar itu semalaman.

Play In Darkness 2: The Beginning (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن